Masalah kemacetan di depan Toko Sumber Mas sudah berlangsung lama, namun permasalahan yang meresahkan pengendara hingga kini belum ditemukan solusinya.
Masalah kemacetan di depan Toko Sumber Mas sudah berlangsung lama, namun permasalahan yang meresahkan pengendara hingga kini belum ditemukan solusinya. Padahal, petugas baik dari pihak Kepolisian Resort Bima Kota maupun dari Dinas perhubungan Kota Bima setiap hari berada di jalan tersebut. Diduga, Pemkot Bima dibawah kepemimpinan H.Qurais H.Abidin -H.A.Rahman,H.Abidin SE mendapat upeti dari Toko Sumber Mas, hingga pemilik Toko tersebut dibiarkan menguasai setengah jalan untuk areal parkir kendaraan yang bongkar muat barang dagangan.
Semestinya, persoalan kemacetan pada jalur utama Kota Bima tersebut harus mendapat perhatian serius dari Pemkot Bima. Bahkan, harus segera dicarikan solusinya. Mengingat, masalah kemacetan di depan Toko tersebut bukan persoalan baru, melainkan sudah berlangsung lama. “Pemerintah harus berani mengambil sikap tegas, karena masalah tersebut sudah berlangsung lama. Sebaliknya, kalau Pemerintah bersikap dingin, maka patut dipertanyakan. Jangan-jangan Pemkot Bima mendapat “upeti” dari Toko Sumber mas, “ungkap salah seorang anggota Dewan Kota Bima, perwakilan partai Gerindra Sudirman DJ, SH kepada Koran Stabilitas Senin (21/07) kemarin.
Ia menilai, sikap Pemerintah saat ini bisa dibilang sok kuasa, bahkan terkadang tidak bisa melihat situasi dan kondisi. Contoh kasus, persoalan pemindahan pasar kaget, padahal pasar kaget hanya berlaku di Bulan suci Ramadhan. Sementara, masalah kemacetan depan toko tersebut sedang dan sudah berlangsung lama. Tapi, tidak juga mendapat perhatian serius dari Pemerintah. “Ada apa Pemerintah dengan Toko sumber mas, masa Pemerintah tidak berani menegur Toko tersebut, apa istimewanya , apakah toko sumber mas itu raja. Apalagi, kemacetan di jalan itu bukan terjadi di Bulan Ramadhan saja, tapi sudah lama.Bahkan, tiap hari, saat dan waktu kemacetan selalu saja terjadi di jalan tersebut. Toh, belum juga ada solusi dari Pemkot Bima, “ujar Politisi Gerindra yang dipastikan duduk kembali menjadi anggota dewan Kota Bima periode kedua kalinya tersebut.
Prihatin atas persoalan yang sudah lama terjadi, Sudirman yang dikenal sebagai salah satu pengacara vocal di Bima itu, mengancam akan menurunkan massa untuk memblokade jalan tersebut. Langkah itu dilakukan, karena pemerintah sejauh ini belum bisa mencarikan solusi untuk mengatasi persoalan tersebut. “Jika dalam tempo beberapa hari, pemerintah belum juga mengambil sikap, jangan salahkan saya apabila saya menurunkan massa untuk untuk menutup jalan itu, hingga aktivitas lumpuh total. Sekali lagi, saya akan turunkan massa bila permasalahan itu belum juga ada solusinya, “ancamnya.
Pada kesempatan itu, Sudirman tak hanya menyorot sikap dingin Pemkot Bima yang terkesan tidak memperhatikan masalah tersebut. Tapi, juga mengkritik kinerja Polisi Lalu Lintas (Polantas) yang menilang pengendara yang melanggar aturan dalam berkendara. Salah satunya, penilangan terhadap pengendara yang tidak menggunakan helm saat berkendara. “Polantas jangan hanya menilang pengendara yang tidak pakai helm, tapi juga harus menilang orang yang melanggar parkir. Karena, itu merupakan salah satu bagian daripada tugas polentas, “terangnya.
Intinya , Pemerintah tidak usah terlalu mengurus persoalan pemindahan pasar kaget, karena itu hanya berlaku di Bulan Ramadhan saja. Artinya, yang harus segera dicarikan solusi oleh Pemkot Bima adalah masalah kemacetan yang terjadi di Jalan utama Kota Bima tersebut. “ Masalah pasar kaget hanya terjadi di Bulan puasa aja, jadi tidak usah dipikirkan. Wajar orang cari makan. Mestinya, yang harus dipikirkan pemerintah saat ini adalah bagaimana mencarikan solusi atas permasalahan kemacetan yang terjadi di Toko tersebut (Sumber Mas red), “tegasnya.
Menanggapi dugaan dan permintaan anggota dewan tersebut, Kasubag Pemberitaan Pemkot Bima, M.Gazali, S.Sos yang dikonfirmasi Koran Stabilitas Selasa (22/07), mengaku sudah menghimbau pemilik Toko Sumber mas. Namun, tidak juga diindahkan. Soal rencana yang bersangkutan menggerakan massa untuk memblokade jalan protocol tersebut, dirinya enggan mengomentari. Tapi, ia menyarankan agar agar langsung konfirmasi Diskoperindag Kota Bima. “Soal itu, langsung konfirmasikan aja pada Diskoperindag, “saranya.(KS-09)
Semestinya, persoalan kemacetan pada jalur utama Kota Bima tersebut harus mendapat perhatian serius dari Pemkot Bima. Bahkan, harus segera dicarikan solusinya. Mengingat, masalah kemacetan di depan Toko tersebut bukan persoalan baru, melainkan sudah berlangsung lama. “Pemerintah harus berani mengambil sikap tegas, karena masalah tersebut sudah berlangsung lama. Sebaliknya, kalau Pemerintah bersikap dingin, maka patut dipertanyakan. Jangan-jangan Pemkot Bima mendapat “upeti” dari Toko Sumber mas, “ungkap salah seorang anggota Dewan Kota Bima, perwakilan partai Gerindra Sudirman DJ, SH kepada Koran Stabilitas Senin (21/07) kemarin.
Ia menilai, sikap Pemerintah saat ini bisa dibilang sok kuasa, bahkan terkadang tidak bisa melihat situasi dan kondisi. Contoh kasus, persoalan pemindahan pasar kaget, padahal pasar kaget hanya berlaku di Bulan suci Ramadhan. Sementara, masalah kemacetan depan toko tersebut sedang dan sudah berlangsung lama. Tapi, tidak juga mendapat perhatian serius dari Pemerintah. “Ada apa Pemerintah dengan Toko sumber mas, masa Pemerintah tidak berani menegur Toko tersebut, apa istimewanya , apakah toko sumber mas itu raja. Apalagi, kemacetan di jalan itu bukan terjadi di Bulan Ramadhan saja, tapi sudah lama.Bahkan, tiap hari, saat dan waktu kemacetan selalu saja terjadi di jalan tersebut. Toh, belum juga ada solusi dari Pemkot Bima, “ujar Politisi Gerindra yang dipastikan duduk kembali menjadi anggota dewan Kota Bima periode kedua kalinya tersebut.
Prihatin atas persoalan yang sudah lama terjadi, Sudirman yang dikenal sebagai salah satu pengacara vocal di Bima itu, mengancam akan menurunkan massa untuk memblokade jalan tersebut. Langkah itu dilakukan, karena pemerintah sejauh ini belum bisa mencarikan solusi untuk mengatasi persoalan tersebut. “Jika dalam tempo beberapa hari, pemerintah belum juga mengambil sikap, jangan salahkan saya apabila saya menurunkan massa untuk untuk menutup jalan itu, hingga aktivitas lumpuh total. Sekali lagi, saya akan turunkan massa bila permasalahan itu belum juga ada solusinya, “ancamnya.
Pada kesempatan itu, Sudirman tak hanya menyorot sikap dingin Pemkot Bima yang terkesan tidak memperhatikan masalah tersebut. Tapi, juga mengkritik kinerja Polisi Lalu Lintas (Polantas) yang menilang pengendara yang melanggar aturan dalam berkendara. Salah satunya, penilangan terhadap pengendara yang tidak menggunakan helm saat berkendara. “Polantas jangan hanya menilang pengendara yang tidak pakai helm, tapi juga harus menilang orang yang melanggar parkir. Karena, itu merupakan salah satu bagian daripada tugas polentas, “terangnya.
Intinya , Pemerintah tidak usah terlalu mengurus persoalan pemindahan pasar kaget, karena itu hanya berlaku di Bulan Ramadhan saja. Artinya, yang harus segera dicarikan solusi oleh Pemkot Bima adalah masalah kemacetan yang terjadi di Jalan utama Kota Bima tersebut. “ Masalah pasar kaget hanya terjadi di Bulan puasa aja, jadi tidak usah dipikirkan. Wajar orang cari makan. Mestinya, yang harus dipikirkan pemerintah saat ini adalah bagaimana mencarikan solusi atas permasalahan kemacetan yang terjadi di Toko tersebut (Sumber Mas red), “tegasnya.
Menanggapi dugaan dan permintaan anggota dewan tersebut, Kasubag Pemberitaan Pemkot Bima, M.Gazali, S.Sos yang dikonfirmasi Koran Stabilitas Selasa (22/07), mengaku sudah menghimbau pemilik Toko Sumber mas. Namun, tidak juga diindahkan. Soal rencana yang bersangkutan menggerakan massa untuk memblokade jalan protocol tersebut, dirinya enggan mengomentari. Tapi, ia menyarankan agar agar langsung konfirmasi Diskoperindag Kota Bima. “Soal itu, langsung konfirmasikan aja pada Diskoperindag, “saranya.(KS-09)
COMMENTS