Harga kedelai di pasar dan penangkar tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pasalnya,harga kedelai hanya dihargai Rp. 6 ribu per-Kg
Penanaman kedelai untuk Musim Kering (MK) 1 tahun 2014 seluas 300 hektar di wilayah kecamatan bolo memang berhasil, akan tetapi harga kedelai di pasar dan penangkar tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pasalnya,harga kedelai hanya dihargai Rp. 6 ribu per-Kg. Padahal, harga yang sudah ditetapkan Pemerintah yakni Rp.7 ribu per-Kg.
Salah seorang petani, Syamsudin mengaku kecewa dengan harga penjualan kedelai tersebut. Sebab, harga jual tidak sebanding dengan tenaga dan pengeluaran financial yang digunakan selama melakukan aktifitas tersebut. “Saya dan petani lain sangat kecewa dengan harga kedelai, karena per-kg hanya dihargai dengan Rp.6 ribu hingga 6,5 ribu, “katanya kepada Koran Stabilitas.
Karenanya, Syamsudin yang didampingi petani lain meminta Pemerintah untuk mengontrol dan mengawasi pembelian kedelai oleh para penangkar, baik yang sudah memiliki ijin maupun yang tidak. Masalahnya, harga pembelian kedelai sangat rendah, padahal kedelai saat ini sangat dibutuhkan oleh industry. “Kami minta Pemerintah turun lapangan, guna mengawasi para penagkar nakal yang membeli kedelai dengan harga rendah, “pintahnya.
Kepala Unit pelayan pertanian kecamatan bolo Ir, Abdullah yang di konfirmasin di ruang kerjanya kamis (24/7), mengaku belum menenrima secara langsung informasi itu dari masyarakat. mengatakan “Saya belum mendapat informasi itu, “ujarnya.
Jika hal itu lanjutnya, memang benar terjadi maka pihaknya akan menyampaikan kepada Dinas Pertanian Kabupaten Bima, jadi biarkanlah Dinas Kabupaten yang menyampaikanke Bulog. “Setelah melewati prosedur itu, kami bersama Bulog akan melakukan operasi pasar, “jelasnya.
Namun tak jarang terjadi, penjualan dengan harga dibawah ketentuan Pemerintah terjadi karena masyarakat yang terdesak kebutuhan. Apalagi, menjelang Hari Raya Idul Fitri. “Terkadang, masyarakat terdesak kebutuhan. Makanya, para pembeli memanfaatkan celah tersebut, “tuturnya. (KS. 11)
Salah seorang petani, Syamsudin mengaku kecewa dengan harga penjualan kedelai tersebut. Sebab, harga jual tidak sebanding dengan tenaga dan pengeluaran financial yang digunakan selama melakukan aktifitas tersebut. “Saya dan petani lain sangat kecewa dengan harga kedelai, karena per-kg hanya dihargai dengan Rp.6 ribu hingga 6,5 ribu, “katanya kepada Koran Stabilitas.
Karenanya, Syamsudin yang didampingi petani lain meminta Pemerintah untuk mengontrol dan mengawasi pembelian kedelai oleh para penangkar, baik yang sudah memiliki ijin maupun yang tidak. Masalahnya, harga pembelian kedelai sangat rendah, padahal kedelai saat ini sangat dibutuhkan oleh industry. “Kami minta Pemerintah turun lapangan, guna mengawasi para penagkar nakal yang membeli kedelai dengan harga rendah, “pintahnya.
Kepala Unit pelayan pertanian kecamatan bolo Ir, Abdullah yang di konfirmasin di ruang kerjanya kamis (24/7), mengaku belum menenrima secara langsung informasi itu dari masyarakat. mengatakan “Saya belum mendapat informasi itu, “ujarnya.
Jika hal itu lanjutnya, memang benar terjadi maka pihaknya akan menyampaikan kepada Dinas Pertanian Kabupaten Bima, jadi biarkanlah Dinas Kabupaten yang menyampaikanke Bulog. “Setelah melewati prosedur itu, kami bersama Bulog akan melakukan operasi pasar, “jelasnya.
Namun tak jarang terjadi, penjualan dengan harga dibawah ketentuan Pemerintah terjadi karena masyarakat yang terdesak kebutuhan. Apalagi, menjelang Hari Raya Idul Fitri. “Terkadang, masyarakat terdesak kebutuhan. Makanya, para pembeli memanfaatkan celah tersebut, “tuturnya. (KS. 11)
COMMENTS