$type=carousel$sn=0$cols=4$va=0$count=5$show=home

Jadilah Wakil Baru Jadi Bupati

Selentingan nama yang beredar dalam jagat politik Bima kali ini masih menguat tiga nama menjadi buah bibir publik, sebut saja yang pertama Bupati Bima sekarang H. Syafruddin

Oleh : Wahyudinsyah SH.MH

Selentingan nama yang beredar dalam jagat politik Bima kali ini masih menguat tiga nama menjadi buah bibir publik, sebut saja yang pertama Bupati Bima sekarang H. Syafruddin akrab disapa H.Syafru, kedua, politisi yang menakhodai PAN Adi Mahyudi beken dengan nama politik Aba Adi, dan yang ketiga, mendiang politisi kawakan Bima sang putra Mahkota Kerajaan Bima almarhum Ferry Zulkarnain Dinda Damayanti Putri atau Dae Dinda.

Dari ketiga nama tenar tersebut, untuk sementara akan membentuk “Tiga Poros” pengusungan calon Bupati Bima 2015-2020. Dengan modal awal yang sangat cukup, H.Safru sebagai inkumben dan penasehat Partai NasDem sekaligus mantan politisi PAN, Aba Adi dengan Partai PAN yang menjadi Jawara Pileg dengan raihan 7 kursi di Parlemen, sementara Dae Dinda bersama Partai Golkar dengan 6 Kursi menjadi Runner Up dan mantan partai penguasa. Dengan asumsi bahwa partai-partai tersebut benar-benar menjadi pengusung ketiga nama kandidat tersebut.

Tidak dipungkiri, dari ketiga nama yang digadang-gadang membentuk poros pencalonan tersebut, masih terdapat calon lain yang bergerilia membangun dukungan atau meraba-raba potensi popularitas dengan menebar publisitas kefiguran pribadi dalam berbagai kesempatan baik dalam bentuk spanduk, pamflet, kalender,dll. Nama-nama tersebut belum dapat dituliskan karena terlalu banyak.

Hanya EA 2 tidak EA 1

Ketiga nama-nama tersebut sedang dikocok beramai-ramai oleh semua kalangan diantaranya politisi, aktivis, PNS, akademisi, organisasi kemasyarakatan dan masyarakat Bima sendiri. Nampak adem ayem saja pembicaraan perebutan orang nomor satu di Dana Mbojo tersebut pada kalangan masyarakat kelas menengah kebawah, sementara pada tingkatan elit sudah mulai ramai memainkan wacana dalam berbagai kesempatan di Media Cetak.

Pertama, dilemparnya isu oleh kalangan elit Golkar bahwa Dae Dinda akan coba disandingkan dengan Bupati senior H.Zainul Arifin atau Abu Ya, kedua terpublikasinya keinginan masyarakat dan partai PAN mengusung Aba Adi, ketiga adanya pernyataan masih ingin bersama H.Syafru oleh sejumlah pejabat sampai 2020 pada setiap acara serasehan maupun acara-acara resmi pemerintah dengan modus pembinaan pegawai, dan lain sebagainya.

Dari ketiga nama tersebut, tidak ada satupun yang memiliki prestasi yang moncreng dalam memoles pembentukan opini publik untuk self confidance, yakni sama-sama tidak membentuk atau memiliki “Brand Politik”, yang mana Brand Politik ini dibangun selama karir politik selama menjadi politisi. Dae Dinda hanya dikenal sebagai Istri almarhum Dae Ferry, bukan putra mahkota seperti suaminya yang bisa digandrungi pemilih tradisional karena masih menganggapnya Raja. Aba Adi juga luput memamfaatkan posisinya sebagai salah satu Wakil Ketua Dewan dalam konflik sosial yang terjadi di Bima yang menyita perhatian media-media Nasional, mengingat posisi partainya sebagai oposisi dalam pemerintahan. Lebih-lebih H.Syafru sebagai Bupati sekarang, belum ada prestasi dalam program pemerintahannya yang membedakan dengan pemerintahan sebelumnya. Boleh dibandingkan dengan Abu Ya yang punya Jum’at Khusu’, (alm) Dae Ferry yang merakyat, bapak pembangunan oleh (alm) Nur Latif atau reformasi birokrasi yang digagas H.Qurais (Wali kota Bima).

Jika dikaji dengan dialektika silogisme fakta diatas, Premis Mayor mengatakan bahwa ketiga nama diatas belum memiliki prestasi politik yang membedakan dengan politisi lainnya, Premis Minornya ketiga politisi tersebut ingin mencalonkan diri menjadi Bupati, maka konklusinya ketiga politisi tersebut belum pantas menjadi Bupati (tapi Wakil Bupati). Untuk pengecualian, posisi ini dapat saja berubah jika ketiga nama ini melakukan kerja politik selama tenggat waktu sebelum pencalonan, sehingga kalaupun diangkakan ketiganya berada pada posisi star dengan angka yang sama.

Untuk sementara waktu ketiga nama tersebut cukup dikenal masyarakat Kabupaten Bima, atau boleh dikatakan popularitasnya masih berkutat pada tiga nama tersebut. Sehingga dalam memposisikan kedudukannya sebagai Wakil Bupati adalah kemungkinan terkuat tidak menanjak dari nama tersebut, apakah H.Syafru, Aba Adi, atau Dae Dinda. Tidak ada yang spesialisasi menjadi orang nomer satu (1) merupakan keterpaksaan sehingga menggabungkan diantara tiga nama tersebut menjadi salah satu paket adalah alternatif semata karena miskinnya tokoh di Kabupaten Bima yang diukur secara struktur politik. Sehingga kemunginan untuk menggaet professional atau tokoh non partai harus menjadi alternatif.

Dengan rasionalisasi yang mendasar yakni H.Syafru adalah Bupati Kebetulan yang sebelumnya adalah Wakil Bupati padahal jika dilihat dari umur lebih tua dari (Alm) Dae Ferry, Dae Dinda belum dipublikasikan menjadi Bupati, tapi langsung digadang – gadang menjadi wakil dari orang lain sementara partainya memiliki hak pengusulan sendiri pasangan calon Bupati. Sementara Aba Adi belum punya Brand Politik Juga muda, karena politisi dengan umur muda lebih melekat pada Aba Adi sehingga dibutuhkan kematangan umur.

Sebelum membahas bersandingnya kemungkinan paket dengan dan/atau diluar ketiga nama yang dibahas ini. Adalah hal yang sangat menarik ketika muncul keinginan kuat dari kalangan masyarakat yang mencoba salah satu dari ketiga nama tersebut untuk disandingkan. Apakah paket antara Aba Adi dengan Dae Dinda atau sebaliknya, H,Syafru dengan Aba Adi atau sebaliknya, H.Syafru dengan Dae Dinda atau sebaliknya. Karena angka star pada ketiga nama ini sudah disebutkan adalah berada pada angka yang sama, kalaupun misalnya diangkakan dalam porsentase angka ketiganya berada pada masing-masing 33.3%. Hampir sama dengan pencalonan Wali Kota Bima antara Subhan, DR.Cipto, Ferra, dan H.Qurais, yang perbedaan suaranya tidak terlalu signifikan, akan berbeda petanya jika salah satu diantara empat nama pencalonan Wali Kota Bima jika salah satunya bergabung.

Kemungkinan Bergabung

Tiga nama tersebut kemungkinan untuk bergabung bisa saja, misalnya jika Aba Adi dengan Dae Dinda dipaketkan akan sangat merepotka H.Syafru dalam mencari wakilnya, lalu memasangkan dengan keterpaksaan karena tidak ada pilihan lain yang mampu manambah elektabilitas. H.Syafru jika berpasangan dengan Aba Adi dengan modal popuparitas yang sama-sama besar menyebabkan pilihan Dae Dinda mau tidak mau harus pasti dengan Abu Ya dan pasti menjadi orang ke dua, karena tidak ada pilihan lain pula. Memilih H.Syafru sebagai Bupati untuk Dae Dinda, juga dapat saja terjadi karena modal popularitas yang sama, sehingga Aba adi kerepotan juga mencari wakil. Bergabungnya salah satu dari tiga nama tersebut mungkin saja terjadi jika ada yang mau mengalah demi kemenangan yang tertunda.

Memilih menjadi wakil dari H.syafru jelas diuntungkan dikemudian hari karena berada dalam pemerintahan meski sebagai “Ban Serep” selama 5 tahun dan akan jadi matahari tunggal kedepannya, baik untuk Aba Adi atau Dae Dinda, nilai positifnya juga, sebagai media rekonsiliasi antara keduanya karena Aba Adi pernah menjadi rival perebutan ketua PAN dengan H.Syafru, Dae Dinda mengurangi ketegangan dengan H.Syafru karena tersingkir dari kekuasaan meski hanya kebetulan, hal ini akan menjadi pembelajaran politik yang baik bagi masyarakat karena Nampak kerukunan antar elit meski dibelakang layar kita tidak tahu kenyataan yang sebenarnya.

Begitupun seterusnya jika memilih menjadi wakil dari Aba Adi, misalnya H.Syafru beralasan lebih tua dari Aba Adi apakah menjadi Wakil dari (alm) Dae Ferry juga tidak lebih tua?. Juga Dae Dinda, jika menganut doktrin politik Golkar yang tidak bisa lepas dari kekuasaan mau tidak mau harus jadi orang nomor dua dari pada tidak berada dalam kekuasaan sama sekali, lagipula dinasti istana hanya bertahan pada Dae Dinda sementara iparnya semua sudah tumbang.

Adapun menjadi wakil Dae Dinda juga sah-sah saja bagi H.Syafru, karena jabatan Bupatinya sekarang adalah jasa dari mendiang suami Dae Dinda, karena tidak H.Safru-pun orang lain akan seperti H.Syafru jika di tinggal mati oleh Dae Ferry.

Syarat bergabungnya tiga orang diatas menjadi salah satu paket yakni dengan tidak semata-mata merebut kekuasaan tapi demi pengabdian kepada masyarakat, pendidikan politik dan visi politik yang jauh kedepan. Kalaupun dari ketiganya tidak ada yang bergabung, publik patut mempertanyakan motivasi mereka mencalonkan diri, yang katanya akan memperjuangkan kepentingan rakyat, dibalik “Dendam, Amarah dan Nafsu”.

Kemungkinan tidak bergabung

Adapun kemungkinan tidak bergabung dari ketiga nama tersebut sangatlah tinggi dan hampir dipastikan tidak akan ada yang bergabung. Karena pemikirannya adalah merujuk pada kata “Jika Menang” dan menjadi nomor dua itu selalu di persepsikan tidak baik atau menjadi ban serep semata, padahal kata ini seolah-olah adalah akhir dari perjuangan, sementara perjuangan belum dimulai dan masih butuh proses. Tentu hasilnya yakni bukan “Jika Menang” tapi hanya kata “Menang”. Kalau menggunakan landasan berpikirnya adalah “kemungkinan akan menang”, tentu akan memikirkan cara kemenangan termasuk memaketkan salah satu dari tiga nama yang tidak mungkin tersebut menjadi mungkin.

Jika dari tiga nama itu tidak ada satupun yang jadi bergabung, maka dipastikan rivalitas ketiganya akan menjadi sengit dan sama kuat. Tinggal menunggu strategi dan mesin politik yang bekerja, karena dari ketiga nama yang akan membentuk poros kekuatan ini masing-masing akan mengklaim sama kuat. Akan menjadi rivalitas antara Partai Golkar, PAN, dan NasDem. Dan satu kamuflase politik yang mungkin saja dapat kita katakan partai politik yang tidak bisa dianggap sepele adalah “Partai PNS” siapa yang dapat memamfaatkan PNS (Pegawai Negeri Sipil) ini, akan memiliki tambahan mesin politik yang spesial.

Diantara ketiganya sama-sama memiliki peluang memamfaatkan mesin politik “Partai PNS”, Golkar bersama Dae Dinda baru seumur jagung lepas dari kemesraan dengannya, kemungkinan kemesraan tersebut belumlah benar-benar berlalu. H.Syafru baru meniti mahligai dengannya, sehingga si-Dia masih menimang-nimang, apakah kemesraan yang dulu atau kemesraan yang sekarang. Atau mugkin ada kemesraan baru dengan “Madu Tiga” bersama Aba Adi dengan PAN-nya yang lebih muda, keren dan tajir, belum lagi sokongan dari sang Ipar yang punya “Partai PNS” pula. Jika tiga sisi ini benar, “Partai PNS” tidak saja mendua akan tetapi bisa saja mentiga, atau bisa saja menyelingkuhi semuanya.

Ada jargon menarik dalam politik, tidak ada yang pasti dalam politik semuanya tergantung kepentingan. Semua-muanya bisa saja terjadi. Wallahu alam bissawab.

Penulis adalah Dosen Muda Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Muhammadiyah Bima

COMMENTS

BLOGGER




Nama

Featured,1634,Hukum Kriminal,2145,Kesehatan,387,Korupsi,754,Olahraga,236,Opini,135,Pemerintahan,1562,Pendidikan,832,Politik,1278,Sosial Ekonomi,2608,
ltr
item
Koran Stabilitas: Jadilah Wakil Baru Jadi Bupati
Jadilah Wakil Baru Jadi Bupati
Selentingan nama yang beredar dalam jagat politik Bima kali ini masih menguat tiga nama menjadi buah bibir publik, sebut saja yang pertama Bupati Bima sekarang H. Syafruddin
Koran Stabilitas
https://www.koranstabilitas.com/2014/07/jadilah-wakil-baru-jadi-bupati.html
https://www.koranstabilitas.com/
https://www.koranstabilitas.com/
https://www.koranstabilitas.com/2014/07/jadilah-wakil-baru-jadi-bupati.html
true
8582696224840651461
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share. STEP 2: Click the link you shared to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy