pengurus KONI setempat meminta pertanggung jawaban terhadap seluruh Pengurus Cabang Olahraga (Cabor) terkait hasil Pekan Olahraga Provinsi (POR PROV) NTB IX 2014
Rabu (2/7) di Kantor KONI Kota Bima sekitar pukul 10.00 Wita, pengurus KONI setempat meminta pertanggung jawaban terhadap seluruh Pengurus Cabang Olahraga (Cabor) terkait hasil Pekan Olahraga Provinsi (POR PROV) NTB IX 2014 yang berlangsung di Mataram 15 hingga 21 Juni lalu.
Pertanggungjawaban itu menyusul Kota Bima berada pada posisi keempat pada ajang bergengsi tersebut. Padahal, pada Porprov VII 2006 dan VIII 2010 lalu, Kontingen Kota Bima selalu berada di urutan juara umum dua dibawah kontingen tuan rumah Kota Mataram.
Ketua KONI Kota Bima H.Arahman H. Abidin, SE dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada seluruh cabor yang telah bertarung ditingkat provinsi NTB, lebih-lebih pada atlet yang telah menyumbangkan medali, hingga mengharumkan nama Kota Bima. Namun, ia juga mempertanyakan komitmen para Cabor yang menargetkan emas, tapi faktanya nihil. “Saya pertanyakan sikap cabor yang menargetkan medali emas, tapi hasilnya dibawah target dan adapula cabor yang tidak mendapatkan medali hanya mendapatkan perak dan perunggu saja. Mestinya, cabor tahu kemampuan memperoleh medalinya, dan bukan dibuat-buat tanpa adanya latihan (Training Center) yang rutin,” ujarnya dengan nada kecewa.
Meski demikian, akan tetapi atas nama Pemerintah Kota Bima dan KONI Kota Bima mengucapkan terima kasih kepada dua cabor yang telah melampui target emas, seperti Cabor andalan Pencak Silat dari targetnya 5 emas menjadi 8 emas dan cabor Sepak Bola yang menargetkan medali perak, tapi faktanya mampu meraih medali emas. Dan, cabor Atletik yang mampu mempertahakan tergetnya yakni 9 emas, begitupun cabang Tenis Lapangan mampu mengoyong satu medali emas.” Saya atas nama pribadi salut pada cabor pencak silat dan atletik yang latihannya rutin setiap dua kali sehari, itupun training centernya dimulai sejak bulan Januari 2014 lalu. Karenanya, saya berharap cabor lain untuk mengikuti pola latihan yang diterapkan dua cabor yang dianggap sukses tersebut. “pintahnya.
Sebagai hadianya bagi cabor telah mempertahakan target medalinya maupun yang melampoi target, pada dana pembinaan nanti akan KONI lebihkan dibandingkan dengan cabor yang belum beruntung. Hal ini dilakukan buakan atas dasar tidak suka, setuju atau tidak, tapi ini sebuah motivasi bagi cabor lain untuk meraih kesuksesan pada por prov X 2018 nanti. Dalam pertemuan tersebut, H. Man sapaan akrabnya, juga membuka dialog dengan seluruh pengurus cabor, manejer, ofisiel dan pelatih tentang pola dan strategis untuk keberhasilan kontingen Kota Bima dimasa yang akan datang.
Padakesempatan dialog itu, Pelatih Nasional Pencak Silat Suherman mengatakan, cabor silat khususnya telah memulai latihan sejak pertengahan 2013 lalu. Pasalnya, cabor ini ada pertandingan Kejuaraan Daerah (Kejurda) tingkat NTB. “Sehingga atlit berprestasi pada kejurda itu pula yang diturunkan pada por prov ini,” kata Ketua Lembaga Pelatih Cabor Pencak Silat Propinsi NTB ini.
Jherry sapaan akrab Suherman, juga menambahkan pola latihan yang diterapkan silat adalah melatih atletnya dengan lilahita allah, tanpa menuntut hak-haknya dan yang terpenting tim (pelatih dan atlit) harus kompak. Bisa dibandingan dengan cabor lain, saat TC silat sebelum berangkat ikut por prov telah melaksanakan sholat Magrib dan Isya sekaligus yasinan bersama diarela matras, karena tanpa ridho dari Allah SWT usaha kita tidak akan sukses.
Sebelum rapat itu ditutup, Wakil Walikota ini merencanakan akan membangun Padepokan Pencak Silat dimana gedung tersebut bisa dipakai oleh cabor bela diri lainnya, selain itu cabor senam dan tenis meja. Menurut H. Man hadiah tersebut karena cabor ini dianggap sukses selama tiga tahun terakhir ini, sementara untuk cabor atletik dalam waktu dekat ini akan segera cair bantuan dari pusat untuk pembenahan lapangan yang serbaguna sekaligus pagar keliling yang terpusat di Stadion Manggemaci. (KS – 04)
Pertanggungjawaban itu menyusul Kota Bima berada pada posisi keempat pada ajang bergengsi tersebut. Padahal, pada Porprov VII 2006 dan VIII 2010 lalu, Kontingen Kota Bima selalu berada di urutan juara umum dua dibawah kontingen tuan rumah Kota Mataram.
Ketua KONI Kota Bima H.Arahman H. Abidin, SE dalam sambutannya menyampaikan terimakasih kepada seluruh cabor yang telah bertarung ditingkat provinsi NTB, lebih-lebih pada atlet yang telah menyumbangkan medali, hingga mengharumkan nama Kota Bima. Namun, ia juga mempertanyakan komitmen para Cabor yang menargetkan emas, tapi faktanya nihil. “Saya pertanyakan sikap cabor yang menargetkan medali emas, tapi hasilnya dibawah target dan adapula cabor yang tidak mendapatkan medali hanya mendapatkan perak dan perunggu saja. Mestinya, cabor tahu kemampuan memperoleh medalinya, dan bukan dibuat-buat tanpa adanya latihan (Training Center) yang rutin,” ujarnya dengan nada kecewa.
Meski demikian, akan tetapi atas nama Pemerintah Kota Bima dan KONI Kota Bima mengucapkan terima kasih kepada dua cabor yang telah melampui target emas, seperti Cabor andalan Pencak Silat dari targetnya 5 emas menjadi 8 emas dan cabor Sepak Bola yang menargetkan medali perak, tapi faktanya mampu meraih medali emas. Dan, cabor Atletik yang mampu mempertahakan tergetnya yakni 9 emas, begitupun cabang Tenis Lapangan mampu mengoyong satu medali emas.” Saya atas nama pribadi salut pada cabor pencak silat dan atletik yang latihannya rutin setiap dua kali sehari, itupun training centernya dimulai sejak bulan Januari 2014 lalu. Karenanya, saya berharap cabor lain untuk mengikuti pola latihan yang diterapkan dua cabor yang dianggap sukses tersebut. “pintahnya.
Sebagai hadianya bagi cabor telah mempertahakan target medalinya maupun yang melampoi target, pada dana pembinaan nanti akan KONI lebihkan dibandingkan dengan cabor yang belum beruntung. Hal ini dilakukan buakan atas dasar tidak suka, setuju atau tidak, tapi ini sebuah motivasi bagi cabor lain untuk meraih kesuksesan pada por prov X 2018 nanti. Dalam pertemuan tersebut, H. Man sapaan akrabnya, juga membuka dialog dengan seluruh pengurus cabor, manejer, ofisiel dan pelatih tentang pola dan strategis untuk keberhasilan kontingen Kota Bima dimasa yang akan datang.
Padakesempatan dialog itu, Pelatih Nasional Pencak Silat Suherman mengatakan, cabor silat khususnya telah memulai latihan sejak pertengahan 2013 lalu. Pasalnya, cabor ini ada pertandingan Kejuaraan Daerah (Kejurda) tingkat NTB. “Sehingga atlit berprestasi pada kejurda itu pula yang diturunkan pada por prov ini,” kata Ketua Lembaga Pelatih Cabor Pencak Silat Propinsi NTB ini.
Jherry sapaan akrab Suherman, juga menambahkan pola latihan yang diterapkan silat adalah melatih atletnya dengan lilahita allah, tanpa menuntut hak-haknya dan yang terpenting tim (pelatih dan atlit) harus kompak. Bisa dibandingan dengan cabor lain, saat TC silat sebelum berangkat ikut por prov telah melaksanakan sholat Magrib dan Isya sekaligus yasinan bersama diarela matras, karena tanpa ridho dari Allah SWT usaha kita tidak akan sukses.
Sebelum rapat itu ditutup, Wakil Walikota ini merencanakan akan membangun Padepokan Pencak Silat dimana gedung tersebut bisa dipakai oleh cabor bela diri lainnya, selain itu cabor senam dan tenis meja. Menurut H. Man hadiah tersebut karena cabor ini dianggap sukses selama tiga tahun terakhir ini, sementara untuk cabor atletik dalam waktu dekat ini akan segera cair bantuan dari pusat untuk pembenahan lapangan yang serbaguna sekaligus pagar keliling yang terpusat di Stadion Manggemaci. (KS – 04)
COMMENTS