Kediaman Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Hamdan Zoelva di RT 11 RW 04 Lingkungan Salama Kecamatan Mpunda Kota Bima beberapa hari terakhir dijaga sejumlah aparat Kepolisian.
Kediaman Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Hamdan Zoelva di RT 11 RW 04 Lingkungan Salama Kecamatan Mpunda Kota Bima beberapa hari terakhir dijaga sejumlah aparat Kepolisian. Penjagaan itu dilakukan atas instruksi Kapolri melalui Kapolda NTB diteruskan ke Kapolres Bima Kota menyusul informasi adanya ancaman dan teror terhadap pihak keluarga pejabat Negara kelahiran Bima itu.
Berdasarkan informasi, ancaman itu terkait tugas Ketua MK yang saat ini sedang menyidangkan perkara gugatan hasil Pemilu Presiden. Meski potensi ancaman itu belum terjadi di Bima, pihak Kepolisian mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Penjagaan terlihat tidak terlalu ketat, jumlah personil yang bertugas mengamankan hanya sekitar 12 orang dilengkapi persenjataan.
KH. Muhammad Hasan, orang tua Hamdan Zoelva saat dimintai keterangan mengaku, pengamanan Kepolisian di kediamannya sudah dilakukan sejak berlangsung Pilpres. Namun berdasarkan informasi yang diterimanya dari Kepolisian sebelumnya dilakukan secara tertutup, seperti pemantauan saja. “Penjagaan seperti ini baru dilakukan sejak kemarin malam. Tidak saja dari Polri tapi saya lihat ada juga dari Intel TNI,” ujarnya.
Mengenai alasan dilakukannya penjagaan diakuinya, pihak keluarga hanya mengetahui karena terkait gugatan hasil Pilpres yang saat ini disidangkan di MK. Soal ancaman, hingga saat ini belum dialami pihak kelurga di Bima. Namun, untuk di Jakarta ancaman itu kerap diterima istri Hamdan Zoelva, tetapi apa bentuk ancaman tersebut tidak diketahuinya. “Penjagaan tidak hanya dilakukan di Salama, di kediaman di Parado Kabupaten Bima juga dilakukan penjagaan,” tandasnya.
Meski ada ancaman seperti itu, Ia berpesan kepada putranya agar tidak kuatir dan takut karena Allah senantiasa menjaga setiap saat. Dirinya percaya, didikannya terhadap Hamdan Zoelva sejak kecil untuk jujur, adil dan amanah dalam menjalankan tugas akan diaplikasikan selama menjalankan tugas sebagai Ketua MK. Termasuk dalam memutuskan perkara sengketa hasil Pilpres yang saat ini sedang disidangkan. “Ketua MK itu memang harus jujur dan adil, karena kalau tidak Negara ini akan hancur,” pungkasnya. (KS-13)
Berdasarkan informasi, ancaman itu terkait tugas Ketua MK yang saat ini sedang menyidangkan perkara gugatan hasil Pemilu Presiden. Meski potensi ancaman itu belum terjadi di Bima, pihak Kepolisian mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Penjagaan terlihat tidak terlalu ketat, jumlah personil yang bertugas mengamankan hanya sekitar 12 orang dilengkapi persenjataan.
KH. Muhammad Hasan, orang tua Hamdan Zoelva saat dimintai keterangan mengaku, pengamanan Kepolisian di kediamannya sudah dilakukan sejak berlangsung Pilpres. Namun berdasarkan informasi yang diterimanya dari Kepolisian sebelumnya dilakukan secara tertutup, seperti pemantauan saja. “Penjagaan seperti ini baru dilakukan sejak kemarin malam. Tidak saja dari Polri tapi saya lihat ada juga dari Intel TNI,” ujarnya.
Mengenai alasan dilakukannya penjagaan diakuinya, pihak keluarga hanya mengetahui karena terkait gugatan hasil Pilpres yang saat ini disidangkan di MK. Soal ancaman, hingga saat ini belum dialami pihak kelurga di Bima. Namun, untuk di Jakarta ancaman itu kerap diterima istri Hamdan Zoelva, tetapi apa bentuk ancaman tersebut tidak diketahuinya. “Penjagaan tidak hanya dilakukan di Salama, di kediaman di Parado Kabupaten Bima juga dilakukan penjagaan,” tandasnya.
Meski ada ancaman seperti itu, Ia berpesan kepada putranya agar tidak kuatir dan takut karena Allah senantiasa menjaga setiap saat. Dirinya percaya, didikannya terhadap Hamdan Zoelva sejak kecil untuk jujur, adil dan amanah dalam menjalankan tugas akan diaplikasikan selama menjalankan tugas sebagai Ketua MK. Termasuk dalam memutuskan perkara sengketa hasil Pilpres yang saat ini sedang disidangkan. “Ketua MK itu memang harus jujur dan adil, karena kalau tidak Negara ini akan hancur,” pungkasnya. (KS-13)
COMMENTS