Beragam metode dilakukan untuk memajukan dunia pendidikan. Diantaranya, melakukan lobi untuk mendatangkan anggaran untuk kemajuan pendidikan secara fisik
Beragam metode dilakukan untuk memajukan dunia pendidikan. Diantaranya, melakukan lobi untuk mendatangkan anggaran untuk kemajuan pendidikan secara fisik dan melakukan pendekatan secara emosional dengan masyarakat yang berada di wilayah Sekolah tersebut. Demikian halnya yang dilakukan SMPN 11 Kota Bima dibawah kendali Yusuf Ahmad, S.Pd.
Awal berdirinya Sekolah itu, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) numpang di SDN Jatiwangi. Tahun 2008 mulai memiliki gedung sendiri, itupun baru enam local. Kondisi dengan jumlah murid sebanyak 125 orang berjalan hingga Tahun 2010, bahkan belum tuntas. Berkat usaha disertai do,a, sekolah yang berlokasi di Kecamatan Asakota itu setiap Tahun mendapat bantuan untuk pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) dan rehabilitasi.
Tahun 2011 dapat bantuan untuk pembangunan tiga RKB dari Block Grand, 2012 dapat dua local RKB dari Dana Alokasi Khusus (DAK), 2013 kembali mendapat DAK untuk bangun baru Ruang IPA. Sedangkan Tahun 2014 ini, mendapat rehab bagian atap 2 ruang kelas dari Block Grand sebesar Rp.90 juta. “Semua itu didapat berkat perjuangan, komitmen moral, niat yang ikhlas dan tulus untuk memajukan dunia pendidikan, “kata Yusuf kepada Koran Stabilitas Sabtu kemarin.
Perkembangan Sekolah yang dipimpinnya tidak hanya dari segi fisik, tetapi juga dari kualitas mutu tenaga pendidik. Termasuk, terus meningkatnya jumlah siswa dari tahun ke tahun. Artinya, animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka pada Sekolah tersebut sangat tinggi. Jika ditahun ajaran 2010/2011, sekolah itu hanya memiliki siswa sebanyak 125 orang, maka di Tahun ajaran 2014 ini, jumlah siswa membludak hingga mencapai 325 orang. “Alhamdulillah, jumlah siswa setiap tahun mengalami peningkatan, “ujarnya.
Cara yang dilakukan Yusuf hingga setiap tahun siswa meningkat tergolong sederhana, yakni member pemahaman dan pendekatan dengan masyarakat, pendekatan dengan sejumlah SD yang ada di Kecamatan Asakota dan memperhatikan kondisi ekonomi siswa. Caranya, membantu biaya pendidikan seperti pembelian seragam sekolah. Termasuk memperjuangkan siswa tidak mampu untuk mendapat dana BSM. “Intinya, kita harus dekat dengan masyarakat, “terangnya.
Sementara, upaya peningkatan mutu guru dilakukan melalui diklat. Disamping Diklat oleh Dinas, tapi juga dilaksanakan secera internal sekolah menggunakan dana Bos. Nara sumber dari luar sekolah, termasuk para pengawas juga diuandang pada kegiatan tersebut. “Kita gunakan dana Bos, karena ada Pos untuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), “jelasnya. (KS-09)
Awal berdirinya Sekolah itu, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) numpang di SDN Jatiwangi. Tahun 2008 mulai memiliki gedung sendiri, itupun baru enam local. Kondisi dengan jumlah murid sebanyak 125 orang berjalan hingga Tahun 2010, bahkan belum tuntas. Berkat usaha disertai do,a, sekolah yang berlokasi di Kecamatan Asakota itu setiap Tahun mendapat bantuan untuk pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) dan rehabilitasi.
Tahun 2011 dapat bantuan untuk pembangunan tiga RKB dari Block Grand, 2012 dapat dua local RKB dari Dana Alokasi Khusus (DAK), 2013 kembali mendapat DAK untuk bangun baru Ruang IPA. Sedangkan Tahun 2014 ini, mendapat rehab bagian atap 2 ruang kelas dari Block Grand sebesar Rp.90 juta. “Semua itu didapat berkat perjuangan, komitmen moral, niat yang ikhlas dan tulus untuk memajukan dunia pendidikan, “kata Yusuf kepada Koran Stabilitas Sabtu kemarin.
Perkembangan Sekolah yang dipimpinnya tidak hanya dari segi fisik, tetapi juga dari kualitas mutu tenaga pendidik. Termasuk, terus meningkatnya jumlah siswa dari tahun ke tahun. Artinya, animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka pada Sekolah tersebut sangat tinggi. Jika ditahun ajaran 2010/2011, sekolah itu hanya memiliki siswa sebanyak 125 orang, maka di Tahun ajaran 2014 ini, jumlah siswa membludak hingga mencapai 325 orang. “Alhamdulillah, jumlah siswa setiap tahun mengalami peningkatan, “ujarnya.
Cara yang dilakukan Yusuf hingga setiap tahun siswa meningkat tergolong sederhana, yakni member pemahaman dan pendekatan dengan masyarakat, pendekatan dengan sejumlah SD yang ada di Kecamatan Asakota dan memperhatikan kondisi ekonomi siswa. Caranya, membantu biaya pendidikan seperti pembelian seragam sekolah. Termasuk memperjuangkan siswa tidak mampu untuk mendapat dana BSM. “Intinya, kita harus dekat dengan masyarakat, “terangnya.
Sementara, upaya peningkatan mutu guru dilakukan melalui diklat. Disamping Diklat oleh Dinas, tapi juga dilaksanakan secera internal sekolah menggunakan dana Bos. Nara sumber dari luar sekolah, termasuk para pengawas juga diuandang pada kegiatan tersebut. “Kita gunakan dana Bos, karena ada Pos untuk Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), “jelasnya. (KS-09)
COMMENTS