Belakangan ini, Forum Komunikasi Guru Olahraga (FIGO) Kota Bima dihadapkan dengan praktek dugaan pungutan liar (Pungli).
Belakangan ini, Forum Komunikasi Guru Olahraga (FIGO) Kota Bima dihadapkan dengan praktek dugaan pungutan liar (Pungli). Praktek itu diduga kuat menimpa para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang ada di areal lapangan Sera Suba (Merdeka) Kota Bima. Namun, informasi yang terkesan memojokan organisasi itu membuat gerah para guru olahraga, terutama tenaga pendidik SDN 02 Kota Bima.
Masalahnya, dugaan itu bertolak belakang dengan fakta sesungguhnya. Karena pada prinsipnya, pungli terjadi atas dasar pemaksaan dan pemerasan oleh pelaku terhadap korban. Sementara yang terjadi dilapangan, justeru para PKL yang menawarkan kepada guru olahraga untuk menyumbang dana sealkadarnya. Karena, hampir setiap barang dagangan mereka laris dibeli para pelajar SDN 02 yang praktek olahraga dilapangan tersebut. “Entah karena merasa barang daganganya laris dibeli puluhan pelajar Sekolah tersebut, para PKL berbagi rezeki dengan guru olahraga tersebut,” ujar Ketua Umum FIGO Kota Bima, Ikbal Tanjung, S.Pd kepada Koran Stabilitas Minggu (28/09) kemarin.
Ikbal yang juga dipercayakan untuk menjabat sebagai Sekretaris DPD II KNPI Kota Bima menjamin organisasi sebagai sarana perkumpulan para guru olahraga itu bersih dan bebas dari praktek semacam itu.Sebab katanya, organisasi yang belum genap satu tahun terbentuk tidak hanya dijadikan sebagai forum komunikasi guru olahraga. Tetapi juga peduli terhadap nasib pasien Rumah Sakit (RS) yang membutuhkan biaya pengobatan.
“Saat letusan gunung Sangiang, kami menyumbang ribuan masker untuk korban bencana alam tersebut. Jadi, sangat tidak mungkin praktek itu dilakukan guru olahraga, yang ada kami malah memberi bukan meminta. Beda konteks pemberian atas dasar keikhlasan. Saya jamin, FIGO bebas dan bersih dari praktek pungli,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Ikbal yang mengabdi sebagai guru olahraga di SDN 29 Kota Bima tersebut, menyayangkan dengan mencuatnya praktek tak terpuji yang dialamatkan pada organisasi yang menaungi para guru olahraga tersebut. Sebab, yang dilakukannya selama ini adalah memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.
Hal itu dilakukan kata dia, sebagai bentuk kepedulian pihaknya yang diberi nikmat dan rezeki lebih dari Allah SWT. “Sangat disayangkan ketika informasi itu mencuat dipermukaan. Karena, tidak sesuai dengan praktek yang terjadi dilapangan, niat aja tidak ada apalagi sampai berbuat. Lagipula, banyak hal bernilai social yang kami lakukan selama ini,” tegasnya. (KS-09)
Masalahnya, dugaan itu bertolak belakang dengan fakta sesungguhnya. Karena pada prinsipnya, pungli terjadi atas dasar pemaksaan dan pemerasan oleh pelaku terhadap korban. Sementara yang terjadi dilapangan, justeru para PKL yang menawarkan kepada guru olahraga untuk menyumbang dana sealkadarnya. Karena, hampir setiap barang dagangan mereka laris dibeli para pelajar SDN 02 yang praktek olahraga dilapangan tersebut. “Entah karena merasa barang daganganya laris dibeli puluhan pelajar Sekolah tersebut, para PKL berbagi rezeki dengan guru olahraga tersebut,” ujar Ketua Umum FIGO Kota Bima, Ikbal Tanjung, S.Pd kepada Koran Stabilitas Minggu (28/09) kemarin.
Ikbal yang juga dipercayakan untuk menjabat sebagai Sekretaris DPD II KNPI Kota Bima menjamin organisasi sebagai sarana perkumpulan para guru olahraga itu bersih dan bebas dari praktek semacam itu.Sebab katanya, organisasi yang belum genap satu tahun terbentuk tidak hanya dijadikan sebagai forum komunikasi guru olahraga. Tetapi juga peduli terhadap nasib pasien Rumah Sakit (RS) yang membutuhkan biaya pengobatan.
“Saat letusan gunung Sangiang, kami menyumbang ribuan masker untuk korban bencana alam tersebut. Jadi, sangat tidak mungkin praktek itu dilakukan guru olahraga, yang ada kami malah memberi bukan meminta. Beda konteks pemberian atas dasar keikhlasan. Saya jamin, FIGO bebas dan bersih dari praktek pungli,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, Ikbal yang mengabdi sebagai guru olahraga di SDN 29 Kota Bima tersebut, menyayangkan dengan mencuatnya praktek tak terpuji yang dialamatkan pada organisasi yang menaungi para guru olahraga tersebut. Sebab, yang dilakukannya selama ini adalah memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.
Hal itu dilakukan kata dia, sebagai bentuk kepedulian pihaknya yang diberi nikmat dan rezeki lebih dari Allah SWT. “Sangat disayangkan ketika informasi itu mencuat dipermukaan. Karena, tidak sesuai dengan praktek yang terjadi dilapangan, niat aja tidak ada apalagi sampai berbuat. Lagipula, banyak hal bernilai social yang kami lakukan selama ini,” tegasnya. (KS-09)
COMMENTS