Sejumlah masyarakat Kabupaten Dompu, mengeluhkan kondisi Taman Kota Dompu yang berlokasi di depan Kantor Pemda Dompu dan RSUD Dompu yang dinilai memprihatinkan.
Sejumlah masyarakat Kabupaten Dompu, mengeluhkan kondisi Taman Kota Dompu yang berlokasi di depan Kantor Pemda Dompu dan RSUD Dompu yang dinilai memprihatinkan. Kondisi itu tercermin dari keberadaan para pedagang yang berjualan serta menetap dilokasi taman tersebut. Selain itu, taman kota itu terlihat seperti layaknya pasar sembrawut
Salah satu warga Dompu, Sarifuddin, pada Koran Stabilitas di halaman Taman Kota Dompu menilai keberadaan para pedagang yang berjualan dan menetap di taman kota sangat mengganggu keindahan serta penataan taman. Padahal, taman tersebut merupakan ikon keindahan Kabupaten Dompu, yang patut dijaga akan kebersihan dan penataanya. ”Dimana-mana yang nama taman itu adalah tempat untuk para keluarga bermain, bisa menghirup udara segar dan menikmati keindahan di lokasi itu. Tapi, kondisi pedagang yang sembrawut menjadikan taman kota ini seperti layaknya pasar dan bukan taman,” ujarnya.
Parahnya lagi, kata Sarifuddin, keberadaan taman tersebut seakan-akan dikuasai oleh para pedagang. Hal itu terbukti, para pengunjung yang ingin menikmati dan duduk bersantai di taman kota tersebut, harus duduk di karpet milik pedagang yang sudah dibeli makanan dan jajanannya oleh para pengunjung. ”Jika kami salah duduk dikarpet milik pedagang lain, maka kami dilarang duduk dan disuruh pindah ke karpet lain,” ungkapnya.
Hal itu lanjutnya, menunjukan para pengunjung tidak leluasa untuk menikmati keindahan dan ber-aktivitas di lokasi itu. ”Anak-anak kecil saja yang ingin bermain dan berlarian di taman itu, seakan-akan tidak lelausa akibat banyaknya karpet dan meja-meja milik para pedagang,” tuturnya.
Untuk itu, dirinya berharap kepada pemerintah melalui dinas terkait, memperhatikan kondisi taman kota tersebut. Sebab, pada dasarnya keberadaan taman itu adalah tempat untuk berteduh dan bersantai ria. ”Saya harap semoga pemerintah bisa mencarikan jalan keluar persoalan itu,” harapnya.
Kepala Bidang Tata Kota Dinas PU Kabupaten Dompu, H. Al Bukhairun, S.Sos, yang dikonfirmasi membenarkan adanya beberapa keluhan para pengujung mengenai taman kota. Keluhan itu seperti terkait keberadaan para pedagang yang menetap dilokasi tersebut. Hanya saja, pihaknya tidak berani membuat keputusan karena keberadaan para pedagang dilokasi tersebut awalnya atas persetujuan dari Dinas Koperindag Dompu. ”Lapak untuk para pedagang yang ada di lokasi taman tersebut, dibuat oleh Diskoperindag, jadi tidak mungkin kami melarang para pedagang untuk berjualan disitu, karena lapak untuk para pedangang sudah disediakan,” ungkapnya.
Diakuinya, semenjak adanya lapak, keindahan dan kenyamanan taman menjadi terganggu. Hal itu terbukti, bisa dilihat bahwa para pedagang terkadang ada yang menetap dan menyimpan barang daganganya di lapak tersebut. Sehingga, keadaan dilokasi itu terlihat seperti pasar. Pedagang beraktifitas mulai pagi sampai malam, mereka menutup masing-masing lapak menggunakan tarpal bila sudah larut malam. “Jam 10 pagi baru tarpal itu dibuka kembali dan hal itulah yang membuat pemandangan taman kota ibarat seperti pasar,” ujarnya.
Kondisi itu tidak hanya terjadi di Taman Kota lanjutnya, melainkan juga di taman depan RSUD Dompu. Kedua taman tersebut, dipenuhi para pedagang dengan i lapak-lapak yang telah dibagun. Padahal, sebelumnya diharapkan para pedagang bisa berjualan menggunakan rombong dorong. Namun kenyataanya, para pedagang aktif sampai pagi dan malam dan bahkan ada yang menetap dilokasi itu,” ungkapnya.
Sementara terkait keberadaan karpet dan meja milik para pedagang Bukhairun mengaku sudah diatasi agar para pengujung tetap nyaman. Pihaknya sudah memabgikan karpet warna merah di taman-taman itu. “Hal itu, kami lakukan agar para pengunjung bisa leluasa untuk duduk dilokasi taman, tanpa harus diatur pedagang,” jelasnya.
Dia menambahkan, selama ini pihaknya sudah berusaha dan bekerja keras, menata taman-taman tersebut menjadi indah dan nyaman. Yakni dengan menyediakan sarana dan fasilitas yang memadai. Bahkan, disemua taman sudah dilengkapi dengan WIFI (internet) dan beruga untuk tempat duduk pengunjung. “Kami juga sudah menata taman sedemikian rupa agar terlihat indah dan nyaman,” tandasnya. (KS-10)
Salah satu warga Dompu, Sarifuddin, pada Koran Stabilitas di halaman Taman Kota Dompu menilai keberadaan para pedagang yang berjualan dan menetap di taman kota sangat mengganggu keindahan serta penataan taman. Padahal, taman tersebut merupakan ikon keindahan Kabupaten Dompu, yang patut dijaga akan kebersihan dan penataanya. ”Dimana-mana yang nama taman itu adalah tempat untuk para keluarga bermain, bisa menghirup udara segar dan menikmati keindahan di lokasi itu. Tapi, kondisi pedagang yang sembrawut menjadikan taman kota ini seperti layaknya pasar dan bukan taman,” ujarnya.
Parahnya lagi, kata Sarifuddin, keberadaan taman tersebut seakan-akan dikuasai oleh para pedagang. Hal itu terbukti, para pengunjung yang ingin menikmati dan duduk bersantai di taman kota tersebut, harus duduk di karpet milik pedagang yang sudah dibeli makanan dan jajanannya oleh para pengunjung. ”Jika kami salah duduk dikarpet milik pedagang lain, maka kami dilarang duduk dan disuruh pindah ke karpet lain,” ungkapnya.
Hal itu lanjutnya, menunjukan para pengunjung tidak leluasa untuk menikmati keindahan dan ber-aktivitas di lokasi itu. ”Anak-anak kecil saja yang ingin bermain dan berlarian di taman itu, seakan-akan tidak lelausa akibat banyaknya karpet dan meja-meja milik para pedagang,” tuturnya.
Untuk itu, dirinya berharap kepada pemerintah melalui dinas terkait, memperhatikan kondisi taman kota tersebut. Sebab, pada dasarnya keberadaan taman itu adalah tempat untuk berteduh dan bersantai ria. ”Saya harap semoga pemerintah bisa mencarikan jalan keluar persoalan itu,” harapnya.
Kepala Bidang Tata Kota Dinas PU Kabupaten Dompu, H. Al Bukhairun, S.Sos, yang dikonfirmasi membenarkan adanya beberapa keluhan para pengujung mengenai taman kota. Keluhan itu seperti terkait keberadaan para pedagang yang menetap dilokasi tersebut. Hanya saja, pihaknya tidak berani membuat keputusan karena keberadaan para pedagang dilokasi tersebut awalnya atas persetujuan dari Dinas Koperindag Dompu. ”Lapak untuk para pedagang yang ada di lokasi taman tersebut, dibuat oleh Diskoperindag, jadi tidak mungkin kami melarang para pedagang untuk berjualan disitu, karena lapak untuk para pedangang sudah disediakan,” ungkapnya.
Diakuinya, semenjak adanya lapak, keindahan dan kenyamanan taman menjadi terganggu. Hal itu terbukti, bisa dilihat bahwa para pedagang terkadang ada yang menetap dan menyimpan barang daganganya di lapak tersebut. Sehingga, keadaan dilokasi itu terlihat seperti pasar. Pedagang beraktifitas mulai pagi sampai malam, mereka menutup masing-masing lapak menggunakan tarpal bila sudah larut malam. “Jam 10 pagi baru tarpal itu dibuka kembali dan hal itulah yang membuat pemandangan taman kota ibarat seperti pasar,” ujarnya.
Kondisi itu tidak hanya terjadi di Taman Kota lanjutnya, melainkan juga di taman depan RSUD Dompu. Kedua taman tersebut, dipenuhi para pedagang dengan i lapak-lapak yang telah dibagun. Padahal, sebelumnya diharapkan para pedagang bisa berjualan menggunakan rombong dorong. Namun kenyataanya, para pedagang aktif sampai pagi dan malam dan bahkan ada yang menetap dilokasi itu,” ungkapnya.
Sementara terkait keberadaan karpet dan meja milik para pedagang Bukhairun mengaku sudah diatasi agar para pengujung tetap nyaman. Pihaknya sudah memabgikan karpet warna merah di taman-taman itu. “Hal itu, kami lakukan agar para pengunjung bisa leluasa untuk duduk dilokasi taman, tanpa harus diatur pedagang,” jelasnya.
Dia menambahkan, selama ini pihaknya sudah berusaha dan bekerja keras, menata taman-taman tersebut menjadi indah dan nyaman. Yakni dengan menyediakan sarana dan fasilitas yang memadai. Bahkan, disemua taman sudah dilengkapi dengan WIFI (internet) dan beruga untuk tempat duduk pengunjung. “Kami juga sudah menata taman sedemikian rupa agar terlihat indah dan nyaman,” tandasnya. (KS-10)
COMMENTS