Kembali personil Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri menciduk beberapa oknum warga Bima, yang diduga terlibat dalam jaringan teroris.
Kembali personil Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Mabes Polri menciduk beberapa oknum warga Bima, yang diduga terlibat dalam jaringan teroris. Kalau sebelumnya, Densus hanya menangkap satu sampai dua orang terduga, kali ini enam orang sekaligus, satu diantaranya ditembak mati, dikediamannya sendiri. Siapakah ke enam terduga teroris tersebut ?.
Untuk mendapatkan informai secara resmi dari pihak Kepolisian, baik di Polres Bima Kota, maupun di Kabupaten Bima, belum berhasil dilakukan konfirmasi. Namun berdasarkan data yang dihimpun wartawan Koran Stabilitas, dari enam orang yang ditangkap itu, terdapat tiga empat Tempat Kejadian Perkara (TKP). Diantaranya, di Dusun Punti Desa Punti terdapat tiga orang yang ditangkap, yaitu Shl asal Padang, Jw asal Soromandi dan Gnw asal Kota Bima, ketiganya ditangkap Sabtu kemarin sekitar pukul 15.00 Wita, disaat ketiganya menumpangi mobil Feroza, yang dikemudikan oleh Gnw, hendak menuju Desa Sai.
Selanjutnya, di TKP kedua, densus kembali menangkap Dd Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima. Prosesi penangkapan DD lebih cepat dan singkat, karena saat penangkapan berlangsung, DD tengah duduk santai di kediamannya, personil Densus pun bergegas mengangkut DD ke dalam mobil yang sudah dipersiapkan lebih dulu itu. DD ditangkap dengan waktu yang hampir bersamaan dengan penangkapan Shl, JW dan Gnw di Desa Punti tersebut.
Penangkapan di TKP pertama dan kedua, personil densus tidak melakukan tindakan tembak di tempat,, tapi di TKP ketiga, tepatnya di Desa O’o Dompu, warga berinisial Nrd langsung tewas di kediamannya sendiri, setelah diberondong peluru tajam densus 88. Kenapa Nrd ditembak di tempat ?. Menurut informasi yang dihimpun Wartawan Stabilitas, lantaran Nrd hendak melempar sebuah bom kaleng ke arah densus, sehingga disaat itupun densus mengambil sikap tegas yakni menembak di tempat. Waktu penangkapan Nrd pun hampir sama dengan penangkapan terhadap Dd di Ambalawi yaitu sekitar pukul 15.00, atau sebelum sholat Ashar berlangsung.
Usai melakukan eksekusi terhadap lima orang tersebut, kembali densus menangkap salah seorang warga Kota Bima, berinisial Slm, penangkapan Slm berlangsung di Pasar Raba Bima setelah waktu Maghrib sedikitpun.
Apa penyebab ke enam warga itu ditangkap oleh Densus 88 ?. Sekali lagi disampaikan, untuk menjawab secara rinci dan jelas penyebab penangkapan tersebut, Wartawan Stabilitas tidak berhasil melakukan wawancara Kapolres Kabupaten dan Kota Bima selaku kepala Wilayah keamanan hukum di dua daerah tersebut, di telpon pun tidak direspon oleh keduanya. Namun menurut informasi dari sumber terpercaya pihak Kepolisian, ke enam oknum warga itu ditangkap, karena diduga kuat terlibat jaringan teroris di Poso dan penembakan tiga anggota Polisi di Bima kemarin. Dari hasil introgasi terhadap Jw dan Shl, keduanya memiliki Sentara rakitan berupa pistol yang disimpan di Desa Sai, namun setelah dilakukan penggeledahan, polisi tidak menemukan Barang Bukti (BB) berupa pistol tersebut. Barang bukti lain yang sudah diamankan densus 88 dari empat TKP telah dijadikan BB untuk diproses lebih lanjut.”Dari enam yang ditangkap itu, satu meninggal di tempat, lima orang lainnya hidup, dan sekarang akan diproses lebih lanjut di Polda NTB,”ujar sumber tersebut dengan singkat.
Namun hasil pantauan langsung wartawan Stabilitas Minggu pagi kemarin, sekitar pukul 10.00 Wita, rombongan Mako Brimob Bima membawa ke limanya itu menggunakan bus khusus operasional Brimob menuju Mataram Mataram. Lebih kurang tujuh mobil beriringan mengawal bus berwarna hijo gelap itu. (KS-TIM)
Untuk mendapatkan informai secara resmi dari pihak Kepolisian, baik di Polres Bima Kota, maupun di Kabupaten Bima, belum berhasil dilakukan konfirmasi. Namun berdasarkan data yang dihimpun wartawan Koran Stabilitas, dari enam orang yang ditangkap itu, terdapat tiga empat Tempat Kejadian Perkara (TKP). Diantaranya, di Dusun Punti Desa Punti terdapat tiga orang yang ditangkap, yaitu Shl asal Padang, Jw asal Soromandi dan Gnw asal Kota Bima, ketiganya ditangkap Sabtu kemarin sekitar pukul 15.00 Wita, disaat ketiganya menumpangi mobil Feroza, yang dikemudikan oleh Gnw, hendak menuju Desa Sai.
Selanjutnya, di TKP kedua, densus kembali menangkap Dd Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima. Prosesi penangkapan DD lebih cepat dan singkat, karena saat penangkapan berlangsung, DD tengah duduk santai di kediamannya, personil Densus pun bergegas mengangkut DD ke dalam mobil yang sudah dipersiapkan lebih dulu itu. DD ditangkap dengan waktu yang hampir bersamaan dengan penangkapan Shl, JW dan Gnw di Desa Punti tersebut.
Usai melakukan eksekusi terhadap lima orang tersebut, kembali densus menangkap salah seorang warga Kota Bima, berinisial Slm, penangkapan Slm berlangsung di Pasar Raba Bima setelah waktu Maghrib sedikitpun.
Apa penyebab ke enam warga itu ditangkap oleh Densus 88 ?. Sekali lagi disampaikan, untuk menjawab secara rinci dan jelas penyebab penangkapan tersebut, Wartawan Stabilitas tidak berhasil melakukan wawancara Kapolres Kabupaten dan Kota Bima selaku kepala Wilayah keamanan hukum di dua daerah tersebut, di telpon pun tidak direspon oleh keduanya. Namun menurut informasi dari sumber terpercaya pihak Kepolisian, ke enam oknum warga itu ditangkap, karena diduga kuat terlibat jaringan teroris di Poso dan penembakan tiga anggota Polisi di Bima kemarin. Dari hasil introgasi terhadap Jw dan Shl, keduanya memiliki Sentara rakitan berupa pistol yang disimpan di Desa Sai, namun setelah dilakukan penggeledahan, polisi tidak menemukan Barang Bukti (BB) berupa pistol tersebut. Barang bukti lain yang sudah diamankan densus 88 dari empat TKP telah dijadikan BB untuk diproses lebih lanjut.”Dari enam yang ditangkap itu, satu meninggal di tempat, lima orang lainnya hidup, dan sekarang akan diproses lebih lanjut di Polda NTB,”ujar sumber tersebut dengan singkat.
Namun hasil pantauan langsung wartawan Stabilitas Minggu pagi kemarin, sekitar pukul 10.00 Wita, rombongan Mako Brimob Bima membawa ke limanya itu menggunakan bus khusus operasional Brimob menuju Mataram Mataram. Lebih kurang tujuh mobil beriringan mengawal bus berwarna hijo gelap itu. (KS-TIM)
COMMENTS