Ada-ada saja pola oknum tak bertanggungjawab mencari keuntungan pribadi, ada yang meminta uang korban sebagai pelicin untuk lobi jabatan.
Ada-ada saja pola oknum tak bertanggungjawab mencari keuntungan pribadi, ada yang meminta uang korban sebagai pelicin untuk lobi jabatan. Bahkan demi memuluskan praktek tidak terpuji itu, ada oknum yang mengaku dekat dan nekat mencatut nama Kepala Daerah. Modalnya sederhana, pintar bicara bohong dan memberi keyakinan pada korban.
Dugaan itu dilakukan oknum kader Nasdem Kabupaten Bima, Ags. Oknum yang pernah menjadi Caleg Dapil Sape-Lambu itu diduga sering kali meminta sejumlah uang kepada para korban dengan iming-iming dapat meloloskan untuk menduduki jabatan penting di Pemerintahan. “Saya dimintai uang Rp. 2 juta hingga Rp. 3 Juta, janjinya saya akan dilantik sebagai Pejabat pada moment mutasi, rotasi dan promosi jabatan berikutnya,” ungkap salah seorang korban yang enggan namanya dipublikasikan kepada Koran Stabilitas.
Diduga untuk memuluskan niat jahatnya lanjut korban, oknum itu tak segan-segan mengaku dekat dengan Bupati Bima, Drs, H. Syafrudin, HM. Nur, M.Pd. Bahkan untuk meyakinkan korban, oknum itu menyebut satu persatu pejabat yang berhasil diperjuangkan. “Omongannya tinggi dan meyakinkan, ujung-ujungnya minta uang. Tapi, saya tidak semudah itu percaya. Mungkin karena saya tidak memenuhi permintaanya, malah minta uang bensin ratusan ribu,” ujarnya.
Upaya meminta uang dengan janji dapat meloloskan korban untuk mendapat jabatan tak berhenti disitu saja, tetapi kembali dilakukan lewat komunikasi melalui telepon seluler. Beruntung, korban tidak terlalu ambisi untuk menduduki jabatan seperti yang dijanjikan oknum tersebut. Hingga niat pelaku kandas ditengah jalan alias gagal. “Saya mengiyakan saja, lagipula saya tidak memiliki ambisi untuk meraih jabatan. Tapi karena kasihan, saya kasih uang bensinnya,” aku korban.
Perbuatan oknum itu bukan hanya dialami satu korban, tetapi juga ada beberapa korban lain yang mengaku mengalami nasib sama, ada yang berhasil dan adapula yang gagal. Para korban yang bernota bene PNS mengaku resah atas ulah oknum itu, karena janji itu tidak dapat dipenuhi. “Kami sangat resah dengan ulah pelaku, uang sudah diberikan tapi janji tak kunjung dipenuhi,” terang korban.
Karenanya, para korban meminta kepada Bupati Bima dan Pengurus Nasdem untuk segera mengambil sikap atas perbuatan oknum tersebut. Karena bila dibiarkan, dikhawatirkan perbuatan semacam itu akan menjadi kebiasaan buruk, akibatnya nama baik Bupati dan Partai tercoreng karena perbuatan oknum tersebut. “Segera ambil sikap, jangan dibiarkan. Karena, itu menyangkut nama baik Bupati dan Partai Nasdem,” tegasnya.
Sementara, Ags yang hendak dikonfirmasi guna perimbangan berita tidak berhasil ditemui. Dihubungi Via Ponsel, tapi nomornya dalam keadaan non aktif (mati). Publik berharap, prilaku semacam itu harus disikapi serius baik oleh Pemerintah, Partai bahkan aparat penegak hukum. Karena, dikhawatirkan akan menelan korban lain, termasuk keluarga kita sendiri.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bima melalui Kasubag Humas, Yan Suryadin, M.Si, yang dikonfirmasi mengaku Bupati Bima tidak pernah menginstruksikan kepada siapapun untuk meminta uang kepada siapapun demi mendapatkan posisi jabatan baik fungsional maupun struktural. Sebab, pengangkatan jabatan mengacu pada pertimbangan kinerja bukan karena uang. “Intinya Bupati Bima tidak pernah menyuruh untuk meminta uang kepada siapapun demi jabatan. Kami sarankan kepada korban untuk melaporkan masalah itu kepada pihak Kepolisian agar diproses hukum,” tegas Yan. (KS-09)
Dugaan itu dilakukan oknum kader Nasdem Kabupaten Bima, Ags. Oknum yang pernah menjadi Caleg Dapil Sape-Lambu itu diduga sering kali meminta sejumlah uang kepada para korban dengan iming-iming dapat meloloskan untuk menduduki jabatan penting di Pemerintahan. “Saya dimintai uang Rp. 2 juta hingga Rp. 3 Juta, janjinya saya akan dilantik sebagai Pejabat pada moment mutasi, rotasi dan promosi jabatan berikutnya,” ungkap salah seorang korban yang enggan namanya dipublikasikan kepada Koran Stabilitas.
Diduga untuk memuluskan niat jahatnya lanjut korban, oknum itu tak segan-segan mengaku dekat dengan Bupati Bima, Drs, H. Syafrudin, HM. Nur, M.Pd. Bahkan untuk meyakinkan korban, oknum itu menyebut satu persatu pejabat yang berhasil diperjuangkan. “Omongannya tinggi dan meyakinkan, ujung-ujungnya minta uang. Tapi, saya tidak semudah itu percaya. Mungkin karena saya tidak memenuhi permintaanya, malah minta uang bensin ratusan ribu,” ujarnya.
Upaya meminta uang dengan janji dapat meloloskan korban untuk mendapat jabatan tak berhenti disitu saja, tetapi kembali dilakukan lewat komunikasi melalui telepon seluler. Beruntung, korban tidak terlalu ambisi untuk menduduki jabatan seperti yang dijanjikan oknum tersebut. Hingga niat pelaku kandas ditengah jalan alias gagal. “Saya mengiyakan saja, lagipula saya tidak memiliki ambisi untuk meraih jabatan. Tapi karena kasihan, saya kasih uang bensinnya,” aku korban.
Perbuatan oknum itu bukan hanya dialami satu korban, tetapi juga ada beberapa korban lain yang mengaku mengalami nasib sama, ada yang berhasil dan adapula yang gagal. Para korban yang bernota bene PNS mengaku resah atas ulah oknum itu, karena janji itu tidak dapat dipenuhi. “Kami sangat resah dengan ulah pelaku, uang sudah diberikan tapi janji tak kunjung dipenuhi,” terang korban.
Karenanya, para korban meminta kepada Bupati Bima dan Pengurus Nasdem untuk segera mengambil sikap atas perbuatan oknum tersebut. Karena bila dibiarkan, dikhawatirkan perbuatan semacam itu akan menjadi kebiasaan buruk, akibatnya nama baik Bupati dan Partai tercoreng karena perbuatan oknum tersebut. “Segera ambil sikap, jangan dibiarkan. Karena, itu menyangkut nama baik Bupati dan Partai Nasdem,” tegasnya.
Sementara, Ags yang hendak dikonfirmasi guna perimbangan berita tidak berhasil ditemui. Dihubungi Via Ponsel, tapi nomornya dalam keadaan non aktif (mati). Publik berharap, prilaku semacam itu harus disikapi serius baik oleh Pemerintah, Partai bahkan aparat penegak hukum. Karena, dikhawatirkan akan menelan korban lain, termasuk keluarga kita sendiri.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bima melalui Kasubag Humas, Yan Suryadin, M.Si, yang dikonfirmasi mengaku Bupati Bima tidak pernah menginstruksikan kepada siapapun untuk meminta uang kepada siapapun demi mendapatkan posisi jabatan baik fungsional maupun struktural. Sebab, pengangkatan jabatan mengacu pada pertimbangan kinerja bukan karena uang. “Intinya Bupati Bima tidak pernah menyuruh untuk meminta uang kepada siapapun demi jabatan. Kami sarankan kepada korban untuk melaporkan masalah itu kepada pihak Kepolisian agar diproses hukum,” tegas Yan. (KS-09)
COMMENTS