Pemerintah Kabupaten Bima tidak hanya memberikan perhatian serius terhadap penanganan krisis pangan di empat Kecamatan Langgudu.
Pemerintah Kabupaten Bima tidak hanya memberikan perhatian serius terhadap penanganan krisis pangan di empat Kecamatan Langgudu. Namun, upaya peningkatan taraf hidup warga pada empat desa juga menjadi perhatian pemerintah daerah. Salah satunya berjanji akan membantu perbaikan Masjid Baburrahman Dusun Nanga Ni’u Desa Karampi.
"Untuk renovasi Masjid Desa Karampi, kami berkomitmen memberikan bantuan bagi pembangunan sarana ibadah di desa tersebut. Prinsipnya pemerintah daerah siap membantu dan saat ini tengan menunggu pengajuan proposal dari pengurus masjid dan pemerintah desa sebagai acuan alokasi bantuan,” kata Bupati Bima melalui Setda, Drs. H Taufik belum lama ini.
Sementara itu, Camat Langgudu Drs. M. Rum, MM mengapresiasi perhatian Pemerintah Kabupaten Bima yang telah membantu empat desa di Kecamatan Langgud yang mengalami krisis pangan. “Alhamdulillah bantuan yang dikirim dari Gudang bulog telah tiba di dermaga Rompo dan langsung dikirim ke empat desa sasaran. Beras yang tiba di desa Karampi, Sarae Ruma dan Waduruka sudah langsung dibagikan Kamis Malam (16/10) dan dikawal oleh aparat Sat POLPP Kecamatan Langgudu,” jelas Camat.
Sementara bantuan yang menuju Desa Pusu ujarnya, dikirim dari pelabuhan Rompo jam 17.00 Wita, agak terhambat karena perjalanan ke arah laut lepas, medannya agak berat akibat tingginya gelombang. Disamping perjalanan laut yang memerlukan waktu hingga 6 jam untuk tiba di desa tersebut. Warga Karampi dan desa penerima bantuan beras lainnya menyampaikan terima kasih atas perhatian Bupati Bima yang memberi perhatian khusus bagi penanganan masalah rawan pangan di Langgudu,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Masjid Baburrahman yang berada di Dusun Nanga Ni’u Desa Karampi Kecamatan Langgudu sangat jauh dari kesan megah. Kondisi masjid satu-satunya warga setempat itu sangat memprihatinkan. Dari kejauhan, bangunan tersebut lebih tampak seperti gudang barang daripada masjid. Semua bagian tembok sudah terkelupas menampakan campuran semen dan batu bata didalamnya. Atap sengnya sudah berwarna hitam penuh lumut karena usang dimakan usia. Tiang penyanggapun sudah keropos dan tidak kokoh lagi. Begitupun di dalamnya, aroma tahan menyengat karena lantai sujud langsung beralaskan bumi.
Menurut Ketua Pengurus Masjid Baburrahman, Aki Ramli, Masjid itu dibangun sejak tahun 1967 jauh sebelum Kabupaten Bima berdiri dengan anggaran swadaya masyarakat. Sejak mulai dibangun, belum pernah sekalipun dibantu Pemerintah Daerah. Karena itu, bangunan yang berdiri saat ini masih asli seperti pertama dibangun 77 tahun silam. “Semua fisik bangunan ini belum pernah mendapatkan sentuhan, semuanya masih asli seperti dulu. Mulai dari atap sampai lantainya,” kata lelaki yang sudah mulai uzur ini saat kunjungan wartawan akhir pekan kemarin.
Diakuinya, bantuan untuk masjid selama ini baru satu kali saja yakni sebesar Rp. 10 juta. Itupun bukan Pemerintah Daerah, tetapi PT Mutiara yang mengelola mutiara laut tak jauh dari Dusun Nanga Ni’u. Anggaran itu keluar, setelah Pengurus Masjid mengajukan proposal. Berdasarkan kesepakatan Pengurus Masjid, anggaran itu hanya dipergunakan untuk membangun pagar masjid saja.
Soal kelengkapan masjid sambungnya, sangat banyak yang tidak ada. Selain bangunan yang sudah mulai rapuh, masjid setempat hanya berlantai tanah, tidak ada air untuk berwudhu dan sama sekali tidak ada pengeras suaranya. Padahal, Masjid Baburrahman dipakai untuk Sholat Jum’at warga karena masjid lain sangat jauh dan berada di dusun lainnya. “Kami berharap ada perhatian dari pemerintah untuk memperbaiki masjid kami ini supaya masyarakat nyaman beribadah,” harapnya. (KS-13)
"Untuk renovasi Masjid Desa Karampi, kami berkomitmen memberikan bantuan bagi pembangunan sarana ibadah di desa tersebut. Prinsipnya pemerintah daerah siap membantu dan saat ini tengan menunggu pengajuan proposal dari pengurus masjid dan pemerintah desa sebagai acuan alokasi bantuan,” kata Bupati Bima melalui Setda, Drs. H Taufik belum lama ini.
Sementara itu, Camat Langgudu Drs. M. Rum, MM mengapresiasi perhatian Pemerintah Kabupaten Bima yang telah membantu empat desa di Kecamatan Langgud yang mengalami krisis pangan. “Alhamdulillah bantuan yang dikirim dari Gudang bulog telah tiba di dermaga Rompo dan langsung dikirim ke empat desa sasaran. Beras yang tiba di desa Karampi, Sarae Ruma dan Waduruka sudah langsung dibagikan Kamis Malam (16/10) dan dikawal oleh aparat Sat POLPP Kecamatan Langgudu,” jelas Camat.
Sementara bantuan yang menuju Desa Pusu ujarnya, dikirim dari pelabuhan Rompo jam 17.00 Wita, agak terhambat karena perjalanan ke arah laut lepas, medannya agak berat akibat tingginya gelombang. Disamping perjalanan laut yang memerlukan waktu hingga 6 jam untuk tiba di desa tersebut. Warga Karampi dan desa penerima bantuan beras lainnya menyampaikan terima kasih atas perhatian Bupati Bima yang memberi perhatian khusus bagi penanganan masalah rawan pangan di Langgudu,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Masjid Baburrahman yang berada di Dusun Nanga Ni’u Desa Karampi Kecamatan Langgudu sangat jauh dari kesan megah. Kondisi masjid satu-satunya warga setempat itu sangat memprihatinkan. Dari kejauhan, bangunan tersebut lebih tampak seperti gudang barang daripada masjid. Semua bagian tembok sudah terkelupas menampakan campuran semen dan batu bata didalamnya. Atap sengnya sudah berwarna hitam penuh lumut karena usang dimakan usia. Tiang penyanggapun sudah keropos dan tidak kokoh lagi. Begitupun di dalamnya, aroma tahan menyengat karena lantai sujud langsung beralaskan bumi.
Menurut Ketua Pengurus Masjid Baburrahman, Aki Ramli, Masjid itu dibangun sejak tahun 1967 jauh sebelum Kabupaten Bima berdiri dengan anggaran swadaya masyarakat. Sejak mulai dibangun, belum pernah sekalipun dibantu Pemerintah Daerah. Karena itu, bangunan yang berdiri saat ini masih asli seperti pertama dibangun 77 tahun silam. “Semua fisik bangunan ini belum pernah mendapatkan sentuhan, semuanya masih asli seperti dulu. Mulai dari atap sampai lantainya,” kata lelaki yang sudah mulai uzur ini saat kunjungan wartawan akhir pekan kemarin.
Diakuinya, bantuan untuk masjid selama ini baru satu kali saja yakni sebesar Rp. 10 juta. Itupun bukan Pemerintah Daerah, tetapi PT Mutiara yang mengelola mutiara laut tak jauh dari Dusun Nanga Ni’u. Anggaran itu keluar, setelah Pengurus Masjid mengajukan proposal. Berdasarkan kesepakatan Pengurus Masjid, anggaran itu hanya dipergunakan untuk membangun pagar masjid saja.
Soal kelengkapan masjid sambungnya, sangat banyak yang tidak ada. Selain bangunan yang sudah mulai rapuh, masjid setempat hanya berlantai tanah, tidak ada air untuk berwudhu dan sama sekali tidak ada pengeras suaranya. Padahal, Masjid Baburrahman dipakai untuk Sholat Jum’at warga karena masjid lain sangat jauh dan berada di dusun lainnya. “Kami berharap ada perhatian dari pemerintah untuk memperbaiki masjid kami ini supaya masyarakat nyaman beribadah,” harapnya. (KS-13)
COMMENTS