Pengusaha Travel Umroh asal Lombok Tengah, H. Maulana kini terancam ‘gulung tikar’. Pemilik CV At Talbiah ini mengaku merugi puluhan juta rupiah lantaran merasa ditipu Kepala Kesbangpolinmas Kabupaten Bima, H. Sumarsono, SH.
Pengusaha Travel Umroh asal Lombok Tengah, H. Maulana kini terancam ‘gulung tikar’. Pemilik CV At Talbiah ini mengaku merugi puluhan juta rupiah lantaran merasa ditipu Kepala Kesbangpolinmas Kabupaten Bima, H. Sumarsono, SH. Pasalnya, Sumarsono yang dipercaya sebagai mitra bisnis Travel Umroh itu diduga telah menggelapkan sebagian uang jama’ah umroh.
Pengusaha travel, H. Maulana kepada wartawan mengungkapkan, perkenalanannya dengan Sumarsono dimulai pada Tahun 2013 silam. Awalnya Kepala Kesbanglinmaspol Kabupaten Bima itu sempat menjadi mitra bisnis salah satu Travel Umroh milik Tuan Guru di Lombok. Setelah itu, oknum pejabat eselon II tersebut mulai mengenal dirinya karena sama-sama jaringan bisnis.
“Informasinya, dia tidak lagi menjadi mitra bisnis Tuan Guru karena ada masalah dengan setoran uang jama’ah. Tapi saya tetap percaya kepada beliau karena seorang pejabat juga,” ceritanya di salah satu rumah makan di Kota Bima, kemarin.
Diakui Maulana, saat pertama datang, Sumarsono langsung mendaftarkan nama Calon Jama’ah Umroh lima orang asal Kabupaten Bima. Perjanjian saat itu, dari ongkos umroh Rp. 23,5 juta, dia mendapatkan Rp.500 ribu perjama’ah. Artinya, dari jumlah ongkos jama’ah umroh lima orang Rp. 117,5 juta, Sumarsono mendapatkan Rp.2,5 juta. “Tapi saat calon jama’ah mau berangkat, dia hanya menyetorkan uang Rp.80 juta. Pertama Rp.50 juta, kedua Rp.30 juta. Katanya itu sebagai uang muka dulu, sisanya akan segera dibayarkan lagi,” tuturnya.
Sambung Maulana, saat menyetorkan uang muka itu dia meminta agar merahasiakan kepada calon jama’ah yang akan berangkat bahwa sisa uang belum diserahkan. Dirinya pun mengiyakan tanpa curiga apa-apa karena percaya sebagai mitra bisnis. Hingga jama’ah umroh pulang, sisa uang tersebut tak kunjung diserahkan kepadanya. Padahal, untuk menutupi kekurangan itu dirinya telah menggunakan uang simpanan travel.
Belakangan diperolehnya informasi dari jama’ah umroh yang pulang, ternyata semua uang telah dilunasi oleh jama’ah sejak sebelum berangkat. Dirinya pun merasa telah dikhianati Sumarsono dan sempat mencurigai jama’ah umroh yang tidak mau membayar. “Uang yang masih tersisa itu kemudian saya tagih, tapi hingga kini belum juga dilunasinya dengan berbagai alasan,” ungkapnya.
Setelah beberapa kali terus didesak lanjutnya, Sumarsono berjanji mengembalikan semua uang itu. Namun, saat ditagih beberapa waktu lalu hanya diberikan Rp.7 juta, setelah itu diberikan lagi Rp.2 juta saat dirinya datang langsung ke Bima sekitar Bulan Maret 2014 lalu. Saat ini, uang keberangkatan umroh itu masih tersisa Rp.26,5 juta dipotong persen untuk dia jadi Rp.24 juta. “Saya berkali-kali menagih uang itu, bahkan telah memberikan kuasa kepada orang yang saya percaya tetap saja tidak diberikan. Alasannya macam-macam, katanya belum keluar uang kantor, uang proyek dan selalu saja begitu,” kesalnya.
Maulana mengaku telah berupaya semaksimal mungkin menempuh cara kekeluargaan untuk menyelesaikan persoalan itu, tetapi tidak membuahkan hasil. Ia pun mengancam akan melaporkan pejabat Eselon II Kabupaten Bima itu ke pihak Kepolisian bila tidak segera melunasi semua hutangnya.
Secara terpisah, Kepala Kesbangpolinmas Kabupaten Bima, H. Sumarsono, SH yang dikonfirmasi membantah semua tudingan tersebut. Dia mengaku semua uang keberangkatan lima jama’ah umroh asal Bima telah dilunasi dan tak ada lagi yang tersisa. Bahkan, dirinya menantang Maulana untuk membuktikan kebenaran apabila dirinya masih berhutang. Dia pun tidak takut bila persoalan itu dibawa keranah hukum dan mempersilahkan untuk melapor. “Suruh datang ke saya orang itu kalau berani. Saya tidak punya urusan lagi sama dia,” tegasnya melalui telepon seluler. (KS-13)
“Informasinya, dia tidak lagi menjadi mitra bisnis Tuan Guru karena ada masalah dengan setoran uang jama’ah. Tapi saya tetap percaya kepada beliau karena seorang pejabat juga,” ceritanya di salah satu rumah makan di Kota Bima, kemarin.
Diakui Maulana, saat pertama datang, Sumarsono langsung mendaftarkan nama Calon Jama’ah Umroh lima orang asal Kabupaten Bima. Perjanjian saat itu, dari ongkos umroh Rp. 23,5 juta, dia mendapatkan Rp.500 ribu perjama’ah. Artinya, dari jumlah ongkos jama’ah umroh lima orang Rp. 117,5 juta, Sumarsono mendapatkan Rp.2,5 juta. “Tapi saat calon jama’ah mau berangkat, dia hanya menyetorkan uang Rp.80 juta. Pertama Rp.50 juta, kedua Rp.30 juta. Katanya itu sebagai uang muka dulu, sisanya akan segera dibayarkan lagi,” tuturnya.
Sambung Maulana, saat menyetorkan uang muka itu dia meminta agar merahasiakan kepada calon jama’ah yang akan berangkat bahwa sisa uang belum diserahkan. Dirinya pun mengiyakan tanpa curiga apa-apa karena percaya sebagai mitra bisnis. Hingga jama’ah umroh pulang, sisa uang tersebut tak kunjung diserahkan kepadanya. Padahal, untuk menutupi kekurangan itu dirinya telah menggunakan uang simpanan travel.
Belakangan diperolehnya informasi dari jama’ah umroh yang pulang, ternyata semua uang telah dilunasi oleh jama’ah sejak sebelum berangkat. Dirinya pun merasa telah dikhianati Sumarsono dan sempat mencurigai jama’ah umroh yang tidak mau membayar. “Uang yang masih tersisa itu kemudian saya tagih, tapi hingga kini belum juga dilunasinya dengan berbagai alasan,” ungkapnya.
Setelah beberapa kali terus didesak lanjutnya, Sumarsono berjanji mengembalikan semua uang itu. Namun, saat ditagih beberapa waktu lalu hanya diberikan Rp.7 juta, setelah itu diberikan lagi Rp.2 juta saat dirinya datang langsung ke Bima sekitar Bulan Maret 2014 lalu. Saat ini, uang keberangkatan umroh itu masih tersisa Rp.26,5 juta dipotong persen untuk dia jadi Rp.24 juta. “Saya berkali-kali menagih uang itu, bahkan telah memberikan kuasa kepada orang yang saya percaya tetap saja tidak diberikan. Alasannya macam-macam, katanya belum keluar uang kantor, uang proyek dan selalu saja begitu,” kesalnya.
Maulana mengaku telah berupaya semaksimal mungkin menempuh cara kekeluargaan untuk menyelesaikan persoalan itu, tetapi tidak membuahkan hasil. Ia pun mengancam akan melaporkan pejabat Eselon II Kabupaten Bima itu ke pihak Kepolisian bila tidak segera melunasi semua hutangnya.
Secara terpisah, Kepala Kesbangpolinmas Kabupaten Bima, H. Sumarsono, SH yang dikonfirmasi membantah semua tudingan tersebut. Dia mengaku semua uang keberangkatan lima jama’ah umroh asal Bima telah dilunasi dan tak ada lagi yang tersisa. Bahkan, dirinya menantang Maulana untuk membuktikan kebenaran apabila dirinya masih berhutang. Dia pun tidak takut bila persoalan itu dibawa keranah hukum dan mempersilahkan untuk melapor. “Suruh datang ke saya orang itu kalau berani. Saya tidak punya urusan lagi sama dia,” tegasnya melalui telepon seluler. (KS-13)
COMMENTS