Indikasi adanya mafia dalam pelelangan tender proyek di ULP Setda Kabupaten Bima dibantah keras oleh Kabag APP Setda Kabupaten Bima, Taufik,ST,MT.
Indikasi adanya mafia dalam pelelangan tender proyek di ULP Setda Kabupaten Bima dibantah keras oleh Kabag APP Setda Kabupaten Bima, Taufik,ST,MT. Pejabat eselon III yang pernah menduduki jabatan Eselon IV selama 14 Tahun ini menegaskan, selama dirinya menjadi Ketua ULP, tender proyek dilaksanakan secara profesional dengan mengedepankan aturan yang ada. Alhasil, proses tender terbuka bagi siapapun itu, menguntungkan Negara sekitar Rp.7 Milyar, dari nilai tender seluruhnya sebanyak Rp.70 Milyar lebih.
“Di ULP tidak ada satupun staf saya yang berani bermain, apalagi meminta uang Rp.200Juta pada peserta tender, sebagaimana yang diungkapkan HR salah seorang sumber berita di Koran Stabilitas yang mengungkap adanya mafia panitia dalam tender proyek di ULP beberapa hari lalu,” tegas Taufik dengan nada santainya.
Selama dirinya menjadi Ketua ULP, Negara di untungkan. Pasalnya, peserta tender secara fight mengikuti tender, sehingga rakyat dan Negara diuntungkan. Bagaimana tidak, peserta berani memotong hingga 20 persen dari pagu dana yang ditenderkan, dibandingkan sebelumnya, ada peserta yang memotong tiga hingga lima persen, dan dimenangkan, sehingga negara di rugikan. ”Alhamdulillah, di Tahunn 2014 ini, Negara mendapat keuntungan sekitar Rp.7 Milyar lebih dari seluruh paket proyek yang ditenderkan melalui ULP,” ujarnya bangga.
Ini menandakan, bahwa kinerja Pokja ULP benar-benar berpihak kepada kepentingan rakyat Kabupaten Bima. Secara jujur harus disampaikan, tidak ada permainan sedikitpun selama ini di ULP. “Kalau ada staf ULP yang berani bermain, maka akan dikeluarkan dari ULP. Saya sudah tegaskan, agar jangan coba-coba bermain dalam tender proyek, karena suatu saat akan mendapat hukuman rakyat, lebih-lebih hukuman dari aparat penegak hukum,” tegasnya.
Memang katanya, akhir-akhir ini banyak oknum yang tidak bertanggungjawab yang melempar isu miris untuk seluruh anggota ULP, termasuk dirinya. Bahkan, kepemilikan mobil Pajero Putih miliknya pun dikaitkan dengan tender proyek. “Bagi saya, meski dikaitkan, bukan berarti saya harus menjadi beban pikiran soal isu itu, karena mobil itu dibeli dari uang yang halal, hasis kerja saya selama menjadi PNS, bukan uang sogokan dari peserta tender proyek,” terangnya.
Mestinya publik harus merasa bangga dengan hasil tender yang dilaksanakan di ULP Setda Kabupaten Bima di Tahunn 2014 ini, karena telah berhasil menyelamatkan uang Negara Rp.7 Milyar lebih, dibandingkan sebelumnya. Contoh, tender proyek pembangunan Kantor Ibukota Kabupaten Bima, panitia berhasil mendapat sisa tender Rp.1,7 Milyar, sehingga bisa diarahkan ke pembangunan lainnya, begitu juga dengan tender proyek lainnya.”Coba proyek itu diarahkan kepada perusahaan tertentu, tidak mungkin ada sisa tender Rp.1,7 Milyar,” ungkapnya mengakhiri komentarnya. (KS-01)
“Di ULP tidak ada satupun staf saya yang berani bermain, apalagi meminta uang Rp.200Juta pada peserta tender, sebagaimana yang diungkapkan HR salah seorang sumber berita di Koran Stabilitas yang mengungkap adanya mafia panitia dalam tender proyek di ULP beberapa hari lalu,” tegas Taufik dengan nada santainya.
Selama dirinya menjadi Ketua ULP, Negara di untungkan. Pasalnya, peserta tender secara fight mengikuti tender, sehingga rakyat dan Negara diuntungkan. Bagaimana tidak, peserta berani memotong hingga 20 persen dari pagu dana yang ditenderkan, dibandingkan sebelumnya, ada peserta yang memotong tiga hingga lima persen, dan dimenangkan, sehingga negara di rugikan. ”Alhamdulillah, di Tahunn 2014 ini, Negara mendapat keuntungan sekitar Rp.7 Milyar lebih dari seluruh paket proyek yang ditenderkan melalui ULP,” ujarnya bangga.
Ini menandakan, bahwa kinerja Pokja ULP benar-benar berpihak kepada kepentingan rakyat Kabupaten Bima. Secara jujur harus disampaikan, tidak ada permainan sedikitpun selama ini di ULP. “Kalau ada staf ULP yang berani bermain, maka akan dikeluarkan dari ULP. Saya sudah tegaskan, agar jangan coba-coba bermain dalam tender proyek, karena suatu saat akan mendapat hukuman rakyat, lebih-lebih hukuman dari aparat penegak hukum,” tegasnya.
Memang katanya, akhir-akhir ini banyak oknum yang tidak bertanggungjawab yang melempar isu miris untuk seluruh anggota ULP, termasuk dirinya. Bahkan, kepemilikan mobil Pajero Putih miliknya pun dikaitkan dengan tender proyek. “Bagi saya, meski dikaitkan, bukan berarti saya harus menjadi beban pikiran soal isu itu, karena mobil itu dibeli dari uang yang halal, hasis kerja saya selama menjadi PNS, bukan uang sogokan dari peserta tender proyek,” terangnya.
Mestinya publik harus merasa bangga dengan hasil tender yang dilaksanakan di ULP Setda Kabupaten Bima di Tahunn 2014 ini, karena telah berhasil menyelamatkan uang Negara Rp.7 Milyar lebih, dibandingkan sebelumnya. Contoh, tender proyek pembangunan Kantor Ibukota Kabupaten Bima, panitia berhasil mendapat sisa tender Rp.1,7 Milyar, sehingga bisa diarahkan ke pembangunan lainnya, begitu juga dengan tender proyek lainnya.”Coba proyek itu diarahkan kepada perusahaan tertentu, tidak mungkin ada sisa tender Rp.1,7 Milyar,” ungkapnya mengakhiri komentarnya. (KS-01)
COMMENTS