Selasa (18/11), puluhan supir angkutan umum menggelar aksi mogok operasi sekaligus unjuk rasa depan Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Dompu.
Selasa (18/11), puluhan supir angkutan umum menggelar aksi mogok operasi sekaligus unjuk rasa depan Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Dompu. Aksi dilakukan guna menuntut kenaikan tarif angkutan umum dari Rp.3 Ribu menjadi Rp.5 Ribu per-penumpang, mengingat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) telah resmi dinaikan.
Pantuan langsung Koran Stabilitas, aksi puluhan supir angkot di wilayah Dompu dimulai dari Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Dompu. Saat berkumpul dalam satu lokasi, para supir juga menurunkan para penumpang yang berada dalam angkutan umum. Tujuanya yakni mengajak supir angkut lain untuk mogok agar tarif angkutan umum segera dinaikan. Akibatnya, aktivitas pengendara yang melewati jalan tersebut sempat tergangggu. Beruntung, kemacetan arus Lalu Lintas (Lalin) tersebut mampu diatasi aparat Kepolisian Polsek Woja.
Koordinator Lapangan (Kokrlap) Iwan pada beberapa awak media mengatakan, aksi ini dilakukan agar Pemerintah segera menaikan tarif angkutan umum. Sebab, harga BBM jenis bensin dan Solar resmi telah dinaikan Pemerintah. Jadi tarif angkutan umum juga harus dinaikan. “Kalau BBM naik, tarif angkutan umum juga harus naik dong,” katanya.
Menanggapi tuntutan supir angkut dalam kaitan itu, Sekertaris Dishub Dompu Ir. Syamsuddin, mengaku belum berani memberikan keputusan atas tuntutan kenaikan tarif angkutan umum tersebut. Sebab yang berhak menentukan naik atau tidaknya tarif angkutan umum adalah Pusat, bukan Daerah. ”Kami belum bisa merespon tuntutan mereka, Karena itu adalah kewenangan Pusat. Jadi, kita tunggu saja apa keputusan Pusat,” pintanya.
Meski demikian, pihaknya sudah menyiapkan jalan keluar untuk mengatasi tuntutan para supir untuk menaikan tarif angkutan. Meski, solusi itu bersifat lokal. Tarif angkutan umum Dewasa dari Rp. 3 Ribu menjadi Rp.4 Ribu per-penumpang, pelajar dari Rp. 1.500 menjadi Rp.2 Ribu per-pelajar. “Sedangkan, tarif angkutan luar kota seperti angkutan Desa rute terminal ginte- kecamatan Manggelewa untuk penumpang umum Rp.7 ribu dan pelajar Rp.3 ribu per-orang,” jelasnya.(KS-10)
Pantuan langsung Koran Stabilitas, aksi puluhan supir angkot di wilayah Dompu dimulai dari Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Dompu. Saat berkumpul dalam satu lokasi, para supir juga menurunkan para penumpang yang berada dalam angkutan umum. Tujuanya yakni mengajak supir angkut lain untuk mogok agar tarif angkutan umum segera dinaikan. Akibatnya, aktivitas pengendara yang melewati jalan tersebut sempat tergangggu. Beruntung, kemacetan arus Lalu Lintas (Lalin) tersebut mampu diatasi aparat Kepolisian Polsek Woja.
Koordinator Lapangan (Kokrlap) Iwan pada beberapa awak media mengatakan, aksi ini dilakukan agar Pemerintah segera menaikan tarif angkutan umum. Sebab, harga BBM jenis bensin dan Solar resmi telah dinaikan Pemerintah. Jadi tarif angkutan umum juga harus dinaikan. “Kalau BBM naik, tarif angkutan umum juga harus naik dong,” katanya.
Menanggapi tuntutan supir angkut dalam kaitan itu, Sekertaris Dishub Dompu Ir. Syamsuddin, mengaku belum berani memberikan keputusan atas tuntutan kenaikan tarif angkutan umum tersebut. Sebab yang berhak menentukan naik atau tidaknya tarif angkutan umum adalah Pusat, bukan Daerah. ”Kami belum bisa merespon tuntutan mereka, Karena itu adalah kewenangan Pusat. Jadi, kita tunggu saja apa keputusan Pusat,” pintanya.
Meski demikian, pihaknya sudah menyiapkan jalan keluar untuk mengatasi tuntutan para supir untuk menaikan tarif angkutan. Meski, solusi itu bersifat lokal. Tarif angkutan umum Dewasa dari Rp. 3 Ribu menjadi Rp.4 Ribu per-penumpang, pelajar dari Rp. 1.500 menjadi Rp.2 Ribu per-pelajar. “Sedangkan, tarif angkutan luar kota seperti angkutan Desa rute terminal ginte- kecamatan Manggelewa untuk penumpang umum Rp.7 ribu dan pelajar Rp.3 ribu per-orang,” jelasnya.(KS-10)
COMMENTS