Demonstrasi ratusan mahasiswa dari BEM STKIP Taman Siswa Bima yang menuntut penolakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di jalan Negara depan kampus tersebut berakhir ricuh.
Demonstrasi ratusan mahasiswa dari BEM STKIP Taman Siswa Bima yang menuntut penolakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di jalan Negara depan kampus tersebut berakhir ricuh. Satu Anggota Shabara Polres Bima Kabupaten IPDA. Muhammad Ghajali terkena anak panah pada bagian dada kirinya dalam kericuhan itu.
Korban yang terluka langsung di evakuasi di RSUD Bima. Peristiwa tersebut, terjadi pada hari Senin (24/11). Beruntung, anak panah yang menancap di dada bagian kiri korban berhasil dicabut. Posisi anak panah yang menancap itu, besar kemungkinan akan membuat korban mengalami kondisi kritis karena hampir menyentuh paru-paru korban. Akan tetapi, setelah diobservasi luka yang dialami, korban tidak begitu parah karena posisi anak panah miring tidak kedalam.”Kini korban harus diobservasi untuk mendapatkan perawatan secara intensif,”ujar Humas BLUD Bima, dr. Soecipto di depan IGD Senin (24/11).
Secara terpisah, orang tua korban, A. Rifaid yang ditemui wartawan di ruang Radiologi BLUD Bima mengaku, mengetahui anaknya terkena panah dari seseorang yang mengaku pimpinan satuan Shabara di Polres Bima melalui telepon seluler. Dalam percakapan beberapa detik itu, ia mengabarkan bahwa anaknya telah dilarikan ke BLUD Bima karena terkena panah saat mengawal aksi demonstrasi di jalan Negara yang dilakukan BEM STKIP Taman Siswa Bima.”Awalnya saya tahu dari informasi pimpinan satuan Polres Bima Kota,”tuturnya.
Dia menyayangkan aksi mahasiswa yang terbilang anarkis itu, anak ketiganya itu menjadi salah satu korban kebengisan anarkisme demonstrasi. Meskipun aksi mahasiswa merupakan satu cara untuk menyampaikan hak aspirasi dalam Negara demokrasi, mestinya anarkisme bukan satu alasan dalam menyampaikan aspirasi.”Semoga hal ini tidak terulang kembali,”ujarnya.
Pantauan wartawan Koran Stabilitas, setelah korban mendapatkan jahitan di dada kiri kemudian di ronthen di ruang Radiologi, kembali korban ke Ruang IGD. Korban dalam keadaan tak berdaya dan masih terpasang alat oksigen di mulut dan hidungnya, terlihat lemas dan tidak bisa diajak bicara. Aksi mahasiswa di jalan Negara depan kampus STKIP Taman siswa Bima berujung ricuh. Tidak hanya Polisi, tiga orang mahasiswa pun ada yang terluka, satu orang telah ditahan.(KS-05)
Korban yang terluka langsung di evakuasi di RSUD Bima. Peristiwa tersebut, terjadi pada hari Senin (24/11). Beruntung, anak panah yang menancap di dada bagian kiri korban berhasil dicabut. Posisi anak panah yang menancap itu, besar kemungkinan akan membuat korban mengalami kondisi kritis karena hampir menyentuh paru-paru korban. Akan tetapi, setelah diobservasi luka yang dialami, korban tidak begitu parah karena posisi anak panah miring tidak kedalam.”Kini korban harus diobservasi untuk mendapatkan perawatan secara intensif,”ujar Humas BLUD Bima, dr. Soecipto di depan IGD Senin (24/11).
Secara terpisah, orang tua korban, A. Rifaid yang ditemui wartawan di ruang Radiologi BLUD Bima mengaku, mengetahui anaknya terkena panah dari seseorang yang mengaku pimpinan satuan Shabara di Polres Bima melalui telepon seluler. Dalam percakapan beberapa detik itu, ia mengabarkan bahwa anaknya telah dilarikan ke BLUD Bima karena terkena panah saat mengawal aksi demonstrasi di jalan Negara yang dilakukan BEM STKIP Taman Siswa Bima.”Awalnya saya tahu dari informasi pimpinan satuan Polres Bima Kota,”tuturnya.
Dia menyayangkan aksi mahasiswa yang terbilang anarkis itu, anak ketiganya itu menjadi salah satu korban kebengisan anarkisme demonstrasi. Meskipun aksi mahasiswa merupakan satu cara untuk menyampaikan hak aspirasi dalam Negara demokrasi, mestinya anarkisme bukan satu alasan dalam menyampaikan aspirasi.”Semoga hal ini tidak terulang kembali,”ujarnya.
Pantauan wartawan Koran Stabilitas, setelah korban mendapatkan jahitan di dada kiri kemudian di ronthen di ruang Radiologi, kembali korban ke Ruang IGD. Korban dalam keadaan tak berdaya dan masih terpasang alat oksigen di mulut dan hidungnya, terlihat lemas dan tidak bisa diajak bicara. Aksi mahasiswa di jalan Negara depan kampus STKIP Taman siswa Bima berujung ricuh. Tidak hanya Polisi, tiga orang mahasiswa pun ada yang terluka, satu orang telah ditahan.(KS-05)
COMMENTS