Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) terus bergerak untuk mengumpulkan dana yang akan disalurkan untuk membantu krisis kemanusiaan di Palestina
Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) terus bergerak untuk mengumpulkan dana yang akan disalurkan untuk membantu krisis kemanusiaan di Palestina. Rencanannya KNRP akan menggelar malam amal dengan mendatangkan penyanyi religi ibu kota, yakni Opic dan Vokalis Band Padi, Fadli di Kota Bima dalam waktu dekat ini.
Ketua KNRP Lombok Barat, Ustadz Achmad Muchlis BA yang diwawancarai di Hotel Lambitu Kota Bima beberapa hari lalu mengungkapkan, rencananya konser amal tersebut akan dihelat pada Tanggal 28 Desember 2014 mendatang. Jika tidak ada halangan, penyanyi religi yang diundang yakni Opick dan Fadli, akan hadir di Kota Bima. ”Saat konser nantinya, masyarakat dipersilahkan untuk menyumbangkan dana yang dimiliki untuk disalurkan ke rakyat Palestina yang saat ini tengah dirundung duka akibat kekezaman zionis Israel,” jelasnya.
Dijelaskannya, kedatangan KNRP ke Bima dalam rangka bersilaturahmi dengan Bupati Bima, Drs. H Syafruddin HM. Nur, M. Pd dan Walikota Bima HM. Qurais H Abidin. Sekaligus, berterima kasih atas sumbangsih masyarakat Kabupaten dan Kota Bima yang sebelumnya telah menyumbangkan dana. Bantuan yang diberikan itu, sungguh sangat berarti untuk mengurangi rasa perih derita anak-anak Palestina.
Sejauh ini jelanya, sejak KNRP terbentuk Tahun 2012 lalu sudah tiga kali mengumpulkan dana dan menyerahkan langsung ke Palestina. ”Karena saat itu eskalasi meningkat, dana-dana tersebut terpaksa disalurkan melalui Yordania, kedua disalurkan melalui Mesir dan terakhir melalui Turki,” ujarnya.
Program KNRP sendiri lanjutnya, bukan semata mencari dana. Namun, lebih menyampaikan informasi penderitaan yang dialami oleh ibu-ibu dan anak-anak korban kekezaman Israel. Apalagi, eskalasi penindasan di Palestina makin meningkat dengan dimasuki paksanya Masjid Al-Aqsa oleh zionis. ”Di mana, masjid tersebut hendak dibagi dua, yakni sebagian untuk tempat peribadatan kaum yahudi dan sebagian lagi untuk umat Muslim,” tuturnya.
Masjid Al-Aqsa akan dibagi waktu peribadatannya yakni tiga kali untuk umat Islam dan empat kali untuk Yahudi. Namun tentunya, rencana tersebut tidak akan diterima di mana sejak dahulu masjid Al-Aqsa merupakan simbol sejarah agama Islam. ”Makanya banyak perempuan tetap bertahan walau harus mengorbankan nyawa,” terang Ustadz Achmad Muchlis. (KS-05)
Ketua KNRP Lombok Barat, Ustadz Achmad Muchlis BA yang diwawancarai di Hotel Lambitu Kota Bima beberapa hari lalu mengungkapkan, rencananya konser amal tersebut akan dihelat pada Tanggal 28 Desember 2014 mendatang. Jika tidak ada halangan, penyanyi religi yang diundang yakni Opick dan Fadli, akan hadir di Kota Bima. ”Saat konser nantinya, masyarakat dipersilahkan untuk menyumbangkan dana yang dimiliki untuk disalurkan ke rakyat Palestina yang saat ini tengah dirundung duka akibat kekezaman zionis Israel,” jelasnya.
Dijelaskannya, kedatangan KNRP ke Bima dalam rangka bersilaturahmi dengan Bupati Bima, Drs. H Syafruddin HM. Nur, M. Pd dan Walikota Bima HM. Qurais H Abidin. Sekaligus, berterima kasih atas sumbangsih masyarakat Kabupaten dan Kota Bima yang sebelumnya telah menyumbangkan dana. Bantuan yang diberikan itu, sungguh sangat berarti untuk mengurangi rasa perih derita anak-anak Palestina.
Sejauh ini jelanya, sejak KNRP terbentuk Tahun 2012 lalu sudah tiga kali mengumpulkan dana dan menyerahkan langsung ke Palestina. ”Karena saat itu eskalasi meningkat, dana-dana tersebut terpaksa disalurkan melalui Yordania, kedua disalurkan melalui Mesir dan terakhir melalui Turki,” ujarnya.
Program KNRP sendiri lanjutnya, bukan semata mencari dana. Namun, lebih menyampaikan informasi penderitaan yang dialami oleh ibu-ibu dan anak-anak korban kekezaman Israel. Apalagi, eskalasi penindasan di Palestina makin meningkat dengan dimasuki paksanya Masjid Al-Aqsa oleh zionis. ”Di mana, masjid tersebut hendak dibagi dua, yakni sebagian untuk tempat peribadatan kaum yahudi dan sebagian lagi untuk umat Muslim,” tuturnya.
Masjid Al-Aqsa akan dibagi waktu peribadatannya yakni tiga kali untuk umat Islam dan empat kali untuk Yahudi. Namun tentunya, rencana tersebut tidak akan diterima di mana sejak dahulu masjid Al-Aqsa merupakan simbol sejarah agama Islam. ”Makanya banyak perempuan tetap bertahan walau harus mengorbankan nyawa,” terang Ustadz Achmad Muchlis. (KS-05)
COMMENTS