Absennya Tim Persekobi Kota Bima pada laga Interzona Piala Suratin di Bali, membuat tim dari daerah lain melaju dengan mulus karena tak ada lawan tanding yang berarti.
Absennya Tim Persekobi Kota Bima pada laga Interzona Piala Suratin di Bali, membuat tim dari daerah lain melaju dengan mulus karena tak ada lawan tanding yang berarti. Sebab selama ini, Tim Persekobi merupakan salah satu lawan yang dianggap tangguh oleh daerah lain. Misalnya saja, dua tim usia 18 tahun yakni PS Badung Bali dan Persatuan Sepak Bola Kota Kupang (PSKK) Kupang, lolos ke-putaran 16 besar nasional.
Sebagaimana dilansir sejumlah media online dan televisi nasional, dua tim suratin wakil zona timur tersebut, memastikan berlaga di putaran nasional yang akan dihelat di Kota Malang 9 Nopember mendatang, bersama 14 tim wakil wilayah zona lainnya.
Selain telah menyelesaikan pertandingan kalah menang dengan skor 2-1 untuk kemenangan PSKK Kupang, dua tim tersebut, sesuai aturan pertandingan kompetisi piala Suratin 2014, dinyatakan lolos. Karena aturan yang dipergunakan, masing-masing zona mewakilkan dua tim teratas.
Hasil akhir kelanjutan kompetisi Piala Suratin yang berlangsung di Badung Bali itu semakin membuat kecewa pegiat Bola di Kota Bima. Khususnya Pelatih Kepala Tim Suratin Persekobi, Lukman H. Ismail. Ia kembali mengungkapkan rasa kecewanya karena Perskobi absen pada laga penting itu. ”Hasil pertandingan interzona yang mengantarkan PS Badung dan PSKK Kupang, membuat kami kecewa,“ ujarnya.
Tentu kekecewaan Lukman bukan tanpa dasar. Disebutkannya, para pemain PS Badung Bali dan PSKK Kupang sebutnya, dibawah standar para pemain Persekobi. Faktanya, saat laga Pekan Olah Raga Pelajar Wilayah (POPWIL) wilayah Indonesia Tengah di Kota Kupang beberapa waktu lalu, juga mewakili Provinsi masing-masing.
Jika merujuk hasil di Kupang beberapa waktu lalu, tentu para pemain Persekobi yang mendominasi tim Provinsi NTB, tidak akan kesulitan menjadi salah satu wakil zona timur piala Suratin, “Kupang dan Bali sudah dikalahkan NTB pada POPWIL, “ujarnya. Sembari meyakini Persekobi, kalau jadi ikut pada laga di badung Bali, peluang menjadi teratas sangat besar dan menjadi wakil zona timur di babak 16 besar.
Menurutnya, kekuatiran para petinggi pengurus Sepak Bola Kota Bima dan KONI Kota Bima soal anggaran jika menang dan berlanjut pada babak 16 besar nasional, hanya alasan tanpa dasar. Babak 16 besar yang dilangsungkan di Kota Malang, tentu kalau ada keseriusan membangun dunia persebakbolaan, tidak terlalu memakan anggaran dibanding laga 16 besar dihelat di Jakarta.
Namun lanjut dia, penyesalan sudah terlambat karena nasi sudah jadi bubur. Kesempatan emas mengukir prestasi ditingkat nasional kembali pupus. Prediksinya, kegagalan diluar pertandingan ini, akan berdampak psikologis pada iklim persepakbolaan Kota Bima. Apalagi, katanya, setelah pihaknya menerima kabar Persekobi tidak diberangkatkan ke Bali, para pemain mengungkapkan kekecewaan yang begitu dalam. “Isi sms para pemain sangat kecewa mas, “ujarnya sambil memperlihatkan isi sms dimaksud. (KS-13)
Sebagaimana dilansir sejumlah media online dan televisi nasional, dua tim suratin wakil zona timur tersebut, memastikan berlaga di putaran nasional yang akan dihelat di Kota Malang 9 Nopember mendatang, bersama 14 tim wakil wilayah zona lainnya.
Selain telah menyelesaikan pertandingan kalah menang dengan skor 2-1 untuk kemenangan PSKK Kupang, dua tim tersebut, sesuai aturan pertandingan kompetisi piala Suratin 2014, dinyatakan lolos. Karena aturan yang dipergunakan, masing-masing zona mewakilkan dua tim teratas.
Hasil akhir kelanjutan kompetisi Piala Suratin yang berlangsung di Badung Bali itu semakin membuat kecewa pegiat Bola di Kota Bima. Khususnya Pelatih Kepala Tim Suratin Persekobi, Lukman H. Ismail. Ia kembali mengungkapkan rasa kecewanya karena Perskobi absen pada laga penting itu. ”Hasil pertandingan interzona yang mengantarkan PS Badung dan PSKK Kupang, membuat kami kecewa,“ ujarnya.
Tentu kekecewaan Lukman bukan tanpa dasar. Disebutkannya, para pemain PS Badung Bali dan PSKK Kupang sebutnya, dibawah standar para pemain Persekobi. Faktanya, saat laga Pekan Olah Raga Pelajar Wilayah (POPWIL) wilayah Indonesia Tengah di Kota Kupang beberapa waktu lalu, juga mewakili Provinsi masing-masing.
Jika merujuk hasil di Kupang beberapa waktu lalu, tentu para pemain Persekobi yang mendominasi tim Provinsi NTB, tidak akan kesulitan menjadi salah satu wakil zona timur piala Suratin, “Kupang dan Bali sudah dikalahkan NTB pada POPWIL, “ujarnya. Sembari meyakini Persekobi, kalau jadi ikut pada laga di badung Bali, peluang menjadi teratas sangat besar dan menjadi wakil zona timur di babak 16 besar.
Menurutnya, kekuatiran para petinggi pengurus Sepak Bola Kota Bima dan KONI Kota Bima soal anggaran jika menang dan berlanjut pada babak 16 besar nasional, hanya alasan tanpa dasar. Babak 16 besar yang dilangsungkan di Kota Malang, tentu kalau ada keseriusan membangun dunia persebakbolaan, tidak terlalu memakan anggaran dibanding laga 16 besar dihelat di Jakarta.
Namun lanjut dia, penyesalan sudah terlambat karena nasi sudah jadi bubur. Kesempatan emas mengukir prestasi ditingkat nasional kembali pupus. Prediksinya, kegagalan diluar pertandingan ini, akan berdampak psikologis pada iklim persepakbolaan Kota Bima. Apalagi, katanya, setelah pihaknya menerima kabar Persekobi tidak diberangkatkan ke Bali, para pemain mengungkapkan kekecewaan yang begitu dalam. “Isi sms para pemain sangat kecewa mas, “ujarnya sambil memperlihatkan isi sms dimaksud. (KS-13)
COMMENTS