Nama besar dunia Pendidikan kembali tercoreng. Kali ini, citra Dinas dibawah kendali Tajudin, MT, SH diterpa dugaan perselingkuhan oknum PNS Tata Usaha (TU) SMAN 1 Woha, St Saraswati.
Nama besar dunia Pendidikan kembali tercoreng. Kali ini, citra Dinas dibawah kendali Tajudin, MT, SH diterpa dugaan perselingkuhan oknum PNS Tata Usaha (TU) SMAN 1 Woha, St Saraswati. Oknum PNS itu diduga menjalin hubungan asmara dengan salah seorang Anggota Aparat Keamanan yang sudah beristri. Bagaimana hubungan cinta terlarang itu terbongkar, berikut pengakuan Saugiyanti (38) istri Aparat tersebut?
Wanita asal Desa Rato Kecamatan Bolo tersebut, kepada Koran Stabilitas (19/11) menceritakan, hubungan kedua pasangan itu terjalin sejak Tahun 2007 lalu hingga saat ini. Hubungan asmara keduanya, ia ketahui melalui pesan singkat yang masuk ke Ponsel milik suaminya. “Hubungan mereka saya tahu lewat pesan singkat (SMS) di Hp suami saya,” katanya.
Wanita yang dikarunia dua orang anak hasil pernikahanya dengan Anggota tersebut, mengaku kerap kali dipukuli lantaran mengetahui dugaan perselingkuhan oknum PNS itu dengan suaminya. Salah satu penyiksaan dialaminya pasca Hari Raya Idul Adha Tahun 2014 ini. Karena tak tahan dipukuli, dirinya memutuskan untuk melaporkan persoalan itu pada Aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Bolo tepatnya Bulan Oktober 2014 lalu. “Saya laporkan persoalan itu ke Polisi, karena sudah tak tahan dipukuli. Tapi saya cabut kembali laporan itu, karena suami saya meminta maaf dan membujuk agar saya mencabut laporan itu,” akunya.
Upaya demi upaya dilakukannya untuk mempertahankan ikatan pernikahannya yang dibina sejak Tahun 2006 tersebut. Termasuk mencari tahu identitas wanita pasangan dugaan selingkuhan suaminya. Namun usaha itu praktis tak berbuah manis, tapi justeru mendapat penghinaan oknum PNS yang diduga telah bersuami tersebut. Beberapa kalimat yang bersifat hinaan dan ancaman dikirim melalui SMS. Terakhir pesan singkat diterimanya (Saugiyanti) Rabu (19/11) kemarin. “Terakhir, dia (St Saraswati)mengirim SMS kepada saya dengan bahasa yang tidak pantas disampaikan oleh PNS yang mengabdikan diri pada Dunia Pendidikan. Dihari yang samapun, saya sempat ditodong oleh suami saya dengan Senjata Api (Senpi),” ujarnya saat mendatangi Redaksi Koran Stabilitas bersama dua orang anaknya.
Meski demikian, akan tetapi tidak menghentikan langkahnya untuk terus mencarikan jalan keluar atas cobaan yang sedang dan sudah lama dialaminya. Demi menyelamatkan pernikahan dan masa depan anak-anaknya, dirinya mencoba mendatangi Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Woha. Saat itu Kepsek berjanji akan memanggil dan melakukan pembinaan terhadap bawahanya itu. Bahkan persoalan itu sudah dilaporkan pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Inspektorat Kabupaten Bima. Hanya saja, laporan tertulis itu belum juga ditanggapi Pemkab Bima. “Saya sudah laporkan pada Kepsek, BKD dan Inspektorat, semua itu saya lakukan demi menyelamatkan keluarga dan nasib kedua orang anak saya. Cuman belum juga ditindaklanjuti,” tuturnya.
Disamping melalui Institusi Pemerintah, dirinya juga melaporkan dugaan penghinaan lewat IT di Polres Bima Kabupaten. Laporan itu lebih kurang sudah dua minggu berjalan, bahkan dirinya (Saugiyanti red) sudah dimintai keterangan atas laporan tersebut. “Saya berharap laporan itu dapat ditindaklanjuti secepatnya,” pintanya.
Kepsek SMAN 1 Woha, Muhammad, S.Pd, MM yang dikonfirmasi Koran Stabilitas Rabu (19/11) membenarkan oknum PNS TU itu bekerja di Sekolah yang sedang dipimpinya. Atas persoalan itu, dirinya mengaku pernah didatangi istri Anggota Polisi itu dan dirinya sudah melakukan pembinaan terhadap bawahanya tersebut. “Saya sudah melakukan pembinaan, bahkan dia (St Saraswati red) berjanji tidak akan melanjutkan hubungan dengan anggota Polisi tersebut,” pungkasnya.
Jika hubungan itu masih dilanjutkan padahal sudah ada perjanjian, dirinya akan memanggil sekaligus membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tehadap bawahanya tersebut. Karena perbuatan itu mencoreng citra Dunia Pendidikan dan Pemkab Bima. “Saya akan panggil sekaligus memeriksa anak buah saya itu, karena ini menyangkut nama baik dan wibawa Daerah Kabupaten Bima,” janjinya.
Sementara, PNS TU SMAN 1 Woha, St Saraswati yang hendak dikonfirmasi guna perimbangan berita tidak berhasil ditemui, dihubungi via Ponselnya tapi tidak diangkat. Menurut wartawan Koran Stabilitas, Kamis pagi yang bersangkutan sempat mendatangi Kantor Redaksi Koran Stabilitas. Namun tidak dijelaskan maksud kedatanganya, kecuali mencari wartawan yang pernah konfirmasi persoalan itu pada pihak SMAN 1 Woha. (KS-09)
Wanita asal Desa Rato Kecamatan Bolo tersebut, kepada Koran Stabilitas (19/11) menceritakan, hubungan kedua pasangan itu terjalin sejak Tahun 2007 lalu hingga saat ini. Hubungan asmara keduanya, ia ketahui melalui pesan singkat yang masuk ke Ponsel milik suaminya. “Hubungan mereka saya tahu lewat pesan singkat (SMS) di Hp suami saya,” katanya.
Wanita yang dikarunia dua orang anak hasil pernikahanya dengan Anggota tersebut, mengaku kerap kali dipukuli lantaran mengetahui dugaan perselingkuhan oknum PNS itu dengan suaminya. Salah satu penyiksaan dialaminya pasca Hari Raya Idul Adha Tahun 2014 ini. Karena tak tahan dipukuli, dirinya memutuskan untuk melaporkan persoalan itu pada Aparat Kepolisian Sektor (Polsek) Bolo tepatnya Bulan Oktober 2014 lalu. “Saya laporkan persoalan itu ke Polisi, karena sudah tak tahan dipukuli. Tapi saya cabut kembali laporan itu, karena suami saya meminta maaf dan membujuk agar saya mencabut laporan itu,” akunya.
Upaya demi upaya dilakukannya untuk mempertahankan ikatan pernikahannya yang dibina sejak Tahun 2006 tersebut. Termasuk mencari tahu identitas wanita pasangan dugaan selingkuhan suaminya. Namun usaha itu praktis tak berbuah manis, tapi justeru mendapat penghinaan oknum PNS yang diduga telah bersuami tersebut. Beberapa kalimat yang bersifat hinaan dan ancaman dikirim melalui SMS. Terakhir pesan singkat diterimanya (Saugiyanti) Rabu (19/11) kemarin. “Terakhir, dia (St Saraswati)mengirim SMS kepada saya dengan bahasa yang tidak pantas disampaikan oleh PNS yang mengabdikan diri pada Dunia Pendidikan. Dihari yang samapun, saya sempat ditodong oleh suami saya dengan Senjata Api (Senpi),” ujarnya saat mendatangi Redaksi Koran Stabilitas bersama dua orang anaknya.
Meski demikian, akan tetapi tidak menghentikan langkahnya untuk terus mencarikan jalan keluar atas cobaan yang sedang dan sudah lama dialaminya. Demi menyelamatkan pernikahan dan masa depan anak-anaknya, dirinya mencoba mendatangi Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Woha. Saat itu Kepsek berjanji akan memanggil dan melakukan pembinaan terhadap bawahanya itu. Bahkan persoalan itu sudah dilaporkan pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Inspektorat Kabupaten Bima. Hanya saja, laporan tertulis itu belum juga ditanggapi Pemkab Bima. “Saya sudah laporkan pada Kepsek, BKD dan Inspektorat, semua itu saya lakukan demi menyelamatkan keluarga dan nasib kedua orang anak saya. Cuman belum juga ditindaklanjuti,” tuturnya.
Disamping melalui Institusi Pemerintah, dirinya juga melaporkan dugaan penghinaan lewat IT di Polres Bima Kabupaten. Laporan itu lebih kurang sudah dua minggu berjalan, bahkan dirinya (Saugiyanti red) sudah dimintai keterangan atas laporan tersebut. “Saya berharap laporan itu dapat ditindaklanjuti secepatnya,” pintanya.
Kepsek SMAN 1 Woha, Muhammad, S.Pd, MM yang dikonfirmasi Koran Stabilitas Rabu (19/11) membenarkan oknum PNS TU itu bekerja di Sekolah yang sedang dipimpinya. Atas persoalan itu, dirinya mengaku pernah didatangi istri Anggota Polisi itu dan dirinya sudah melakukan pembinaan terhadap bawahanya tersebut. “Saya sudah melakukan pembinaan, bahkan dia (St Saraswati red) berjanji tidak akan melanjutkan hubungan dengan anggota Polisi tersebut,” pungkasnya.
Jika hubungan itu masih dilanjutkan padahal sudah ada perjanjian, dirinya akan memanggil sekaligus membuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tehadap bawahanya tersebut. Karena perbuatan itu mencoreng citra Dunia Pendidikan dan Pemkab Bima. “Saya akan panggil sekaligus memeriksa anak buah saya itu, karena ini menyangkut nama baik dan wibawa Daerah Kabupaten Bima,” janjinya.
Sementara, PNS TU SMAN 1 Woha, St Saraswati yang hendak dikonfirmasi guna perimbangan berita tidak berhasil ditemui, dihubungi via Ponselnya tapi tidak diangkat. Menurut wartawan Koran Stabilitas, Kamis pagi yang bersangkutan sempat mendatangi Kantor Redaksi Koran Stabilitas. Namun tidak dijelaskan maksud kedatanganya, kecuali mencari wartawan yang pernah konfirmasi persoalan itu pada pihak SMAN 1 Woha. (KS-09)
COMMENTS