Program bedah rumah Tahun 2014 pada beberapa titik di Kabupaten Bima diduga menyimpang dari Rencana Anggaran Belanja (RAB).
Program bedah rumah Tahun 2014 pada beberapa titik di Kabupaten Bima diduga menyimpang dari Rencana Anggaran Belanja (RAB). Masalahnya, selain total anggaran terkesan tertutup, kualitas bangunanpun diragukan. Karena diduga kuat menggunakan kayu turi (sejenis kapuk).
Dugaan itu terjadi pada salah satu rumah dari 16 unit rumah warga Desa Lewi Ntana Kecamatan Soromandi yang terakomodir dalam program tersebut. Celakanya, salah satu bahan yang digunakan untuk keperluan bangunan adalah kayu kualitas rendah sejenis kapuk. “Program itu melanggar RAB, karena menggunakan kayu turi (palawu) untuk kunsen rumah,” ujar Ketua Karang Taruna Desa Lewi Ntana, Ardiansyah pada Koran Stabilitas Rabub (19/11).
Diakuinya, kayu turi yang digunakan untuk kunsen rumah warga tersebut sudah didocumentasi dan disimpan sebagai Barang Bukti (BB). Bahkan, dirinya sudah melaporkan dugaan pelanggaran itu pada Pemborong program tersebut yakni Rizal. “Dia (Rizal) berjanji akan mengganti kayu tersebut sesuai petunjuk yang tercantum dalam RAB,” akunya.
Selain itu, ia juga meragukan kualitas pekerjaan karena terjadi kemiringan pada tembok bangunan. Masalah lain sebutnya, tidak diketahui total anggaran perumah, termasuk sumber dana untuk program tersebut. “Saat sosialisasi, warga penerima bantuan diberitahu Rp.20 Juta perumah. Tapi yang sampai diduga hanya Rp.18 Juta,” duganya.
Kesan tertutupnya anggaran tidak hanya terjadi di Desa tersebut, melainkan juga di Desa Simpasai Kecamatan Monta. Nurdin, AR Korda ITK Kabupaten Bima mempertanyakan peruntukan dana persatu unit rumah di Desa kelahiranya tersebut. Karena, tidak ada papan program sebagai bentuk keterbukaan terhadap publik. “Saya dan masyarakat di Desa ini belum mengetahui jumlah anggaran per-satu unit rumah, termasuk nama kontraktor berikut Perusahaan yang bertanggungjawab atas program tersebut,” pungkasnya.
Rizal yang disebut-sebut sebagai pemborong ketika dikonfirmasi Koran Stabilitas Rabu (19/11) enggan menjawab pertanyaan wartawan terkait persoalan itu. Justeru disarankan untuk menanyakan langsung pada BAPPEDA Kabupaten Bima. “Jangan tanyakan hal itu, saya lagi pusing,” timpalnya. (KS-09)
Dugaan itu terjadi pada salah satu rumah dari 16 unit rumah warga Desa Lewi Ntana Kecamatan Soromandi yang terakomodir dalam program tersebut. Celakanya, salah satu bahan yang digunakan untuk keperluan bangunan adalah kayu kualitas rendah sejenis kapuk. “Program itu melanggar RAB, karena menggunakan kayu turi (palawu) untuk kunsen rumah,” ujar Ketua Karang Taruna Desa Lewi Ntana, Ardiansyah pada Koran Stabilitas Rabub (19/11).
Diakuinya, kayu turi yang digunakan untuk kunsen rumah warga tersebut sudah didocumentasi dan disimpan sebagai Barang Bukti (BB). Bahkan, dirinya sudah melaporkan dugaan pelanggaran itu pada Pemborong program tersebut yakni Rizal. “Dia (Rizal) berjanji akan mengganti kayu tersebut sesuai petunjuk yang tercantum dalam RAB,” akunya.
Selain itu, ia juga meragukan kualitas pekerjaan karena terjadi kemiringan pada tembok bangunan. Masalah lain sebutnya, tidak diketahui total anggaran perumah, termasuk sumber dana untuk program tersebut. “Saat sosialisasi, warga penerima bantuan diberitahu Rp.20 Juta perumah. Tapi yang sampai diduga hanya Rp.18 Juta,” duganya.
Kesan tertutupnya anggaran tidak hanya terjadi di Desa tersebut, melainkan juga di Desa Simpasai Kecamatan Monta. Nurdin, AR Korda ITK Kabupaten Bima mempertanyakan peruntukan dana persatu unit rumah di Desa kelahiranya tersebut. Karena, tidak ada papan program sebagai bentuk keterbukaan terhadap publik. “Saya dan masyarakat di Desa ini belum mengetahui jumlah anggaran per-satu unit rumah, termasuk nama kontraktor berikut Perusahaan yang bertanggungjawab atas program tersebut,” pungkasnya.
Rizal yang disebut-sebut sebagai pemborong ketika dikonfirmasi Koran Stabilitas Rabu (19/11) enggan menjawab pertanyaan wartawan terkait persoalan itu. Justeru disarankan untuk menanyakan langsung pada BAPPEDA Kabupaten Bima. “Jangan tanyakan hal itu, saya lagi pusing,” timpalnya. (KS-09)
COMMENTS