Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Sape saat ini dalam kondisi memprihatinkan.
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Sape saat ini dalam kondisi memprihatinkan. Sejumlah bangunan ruang kelas belajar dan ruang lainnya rusak parah dan belum pernah disentuh pembangunan. Seiring dengan usianya, bangunan sekolah juga ikut lapuk dan usang.
Pada bagian atap, banyak yang keropos dan hampir ambruk. Kondisi itu terjadi di empat ruang kelas belajar (RKB) dan satu ruangan perpustakaan. Dari sebanyak 18 RKB, yang tersisa dan masih layak digunakan tinggal 14 RKB. Meskipun begitu, kegiatan belajar mengajar di sekolah setempat berjalan lancar. Pihak sekolah menyiasati kekurangan itu dengan menerapkan dua kali jam belajar pada pagi dan sore hari.
Kepala SMPN 3 Sape, Imam Mujaddid, S.Pd, mengatakan, aktivitas belajar mengajar tetap berjalan lancar seperti biasa. Namun tidak bisa maksimal karena kekurangan RKB yang tidak sebanding dengan jumlah siswa. Dari 18 RKB, lima diantaranya rusak parah. “Atapnya banyak yang keropos karena termakan usia sehingga lambat laun rusak sendiri,” jelas Imam ditemui di ruang kerjanya.
Selain kekurangan RKB, pihaknya juga masih sangat kekurangan meubeler. Agar KBM tetap berjalan, terpaksa mengadakan sendiri sebanyak 20 set. Setiap tahun sekolah setempat masing mengandalkan dana komite yang masuk sebesar Rp.18 hingga Rp.20 juta. Namun saat ini sudah tidak ada lagi dana komite karena aturan Pemerintah Pusat yang melarang. “Sekarang sekolah yang mengadakan dibantu dana siswa miskin,” terangnya.
Pria asal wawo ini berharap pada pemerintah bisa membantu pembangunan lima RKB dan ruangan perpustakaan agar kegiatan KBM bisa berjalan normal. Sehingga seluruh siswa bisa masuk pagi semua. (Anwar)
Pada bagian atap, banyak yang keropos dan hampir ambruk. Kondisi itu terjadi di empat ruang kelas belajar (RKB) dan satu ruangan perpustakaan. Dari sebanyak 18 RKB, yang tersisa dan masih layak digunakan tinggal 14 RKB. Meskipun begitu, kegiatan belajar mengajar di sekolah setempat berjalan lancar. Pihak sekolah menyiasati kekurangan itu dengan menerapkan dua kali jam belajar pada pagi dan sore hari.
Kepala SMPN 3 Sape, Imam Mujaddid, S.Pd, mengatakan, aktivitas belajar mengajar tetap berjalan lancar seperti biasa. Namun tidak bisa maksimal karena kekurangan RKB yang tidak sebanding dengan jumlah siswa. Dari 18 RKB, lima diantaranya rusak parah. “Atapnya banyak yang keropos karena termakan usia sehingga lambat laun rusak sendiri,” jelas Imam ditemui di ruang kerjanya.
Selain kekurangan RKB, pihaknya juga masih sangat kekurangan meubeler. Agar KBM tetap berjalan, terpaksa mengadakan sendiri sebanyak 20 set. Setiap tahun sekolah setempat masing mengandalkan dana komite yang masuk sebesar Rp.18 hingga Rp.20 juta. Namun saat ini sudah tidak ada lagi dana komite karena aturan Pemerintah Pusat yang melarang. “Sekarang sekolah yang mengadakan dibantu dana siswa miskin,” terangnya.
Pria asal wawo ini berharap pada pemerintah bisa membantu pembangunan lima RKB dan ruangan perpustakaan agar kegiatan KBM bisa berjalan normal. Sehingga seluruh siswa bisa masuk pagi semua. (Anwar)
COMMENTS