Tiga ruang kegiatan belajar (RKB) Sekolah Dasar Negeri Inpres Kowo saat ini dalam kondisi tidak layak.
Tiga ruang kegiatan belajar (RKB) Sekolah Dasar Negeri Inpres Kowo saat ini dalam kondisi tidak layak. Sejak dibangun tahun 1977, sekolah yang terletak di bagian utara Kecamatan Sape Kabupaten Bima ini belum pernah lagi diperbaiki. Bangunan yang ada hampir lapuk dan terancam ambruk bila tidak segera ditangani pemerintah.
Kepala SDN Inpres Kowo, A. Halik H. Ahmad, A. Ma.Pd, mengatakan, akibat rusak parah, tiga RKB dan ruang guru sudah tidak digunakan lagi saat ini. Sebab bila dipaksa digunakan, akan sangat membahayakan siswa karena sewaktu-waktu bisa roboh pada saat kegiatan belajar mengajar. “Sekolah kami juga kekurangan meubeler berupa kursi dan meja untuk dua RKB. Serta belum memiliki ruang perpustakaan sama sekali,” akunya.
Selama ini kata dia, SDN Inpres Kowo tidak pernah di lirik pemerintah, sehingga wajar saja kondisinya seperti saat ini. Pihaknya sering mengusulkan pada Dinas Dikpora Kabupaten Bima. Namun belum pernah direspon. “Pada saat KBM, kami sebagai guru merasa ketakutan masuk dalam kelas karena temboknya sudah lapuk dan sangat berbahaya,” ujarnya.
Dia berharap pemerintah tidak menutup mata melihat kondisi sekolah setempat dan bisa turun untuk meninjau langsung kondisi sebenarnya. “Jangan sampai menunggu sekolah ini ambruk baru turun, kasihan siswa kami tidak maksimal dalam belajar,” keluhnya. (Anwar)
Kepala SDN Inpres Kowo, A. Halik H. Ahmad, A. Ma.Pd, mengatakan, akibat rusak parah, tiga RKB dan ruang guru sudah tidak digunakan lagi saat ini. Sebab bila dipaksa digunakan, akan sangat membahayakan siswa karena sewaktu-waktu bisa roboh pada saat kegiatan belajar mengajar. “Sekolah kami juga kekurangan meubeler berupa kursi dan meja untuk dua RKB. Serta belum memiliki ruang perpustakaan sama sekali,” akunya.
Selama ini kata dia, SDN Inpres Kowo tidak pernah di lirik pemerintah, sehingga wajar saja kondisinya seperti saat ini. Pihaknya sering mengusulkan pada Dinas Dikpora Kabupaten Bima. Namun belum pernah direspon. “Pada saat KBM, kami sebagai guru merasa ketakutan masuk dalam kelas karena temboknya sudah lapuk dan sangat berbahaya,” ujarnya.
Dia berharap pemerintah tidak menutup mata melihat kondisi sekolah setempat dan bisa turun untuk meninjau langsung kondisi sebenarnya. “Jangan sampai menunggu sekolah ini ambruk baru turun, kasihan siswa kami tidak maksimal dalam belajar,” keluhnya. (Anwar)
COMMENTS