Belajar dari pengalaman menghadapi letusan Gunung Api Sangeang Kecamatan Wera beberapa bulan lalu, Pemerintah Kabupten Bima melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Belajar dari pengalaman menghadapi letusan Gunung Api Sangeang Kecamatan Wera beberapa bulan lalu, Pemerintah Kabupten Bima melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kamis (4/12) mengadakan kegiatan Workshop penyusunan kontijensi erupsi gunung Sangeang api di aula hotel Marina Kota Bima. Kegiatan ini mengundang 40 peserta dari berbagai instansi terkait seperti Camat Wera, unsur TNI/Polri, Badan SAR, BMKG dan SKPD terkait.
Bupati Bima yang diwakili Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bima, Abdul Wahab Usman, SH menjelaskan, rencana kontinjensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum tentu tersebut. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi.
"Kegiatan penyusunan rencana kontijensi erupsi Gunung Sangiang Api ini penting sebagai pedoman berkaitan kegiatan apa yang akan dilakukan unsur terkait bila terjadi bencana letusan Gunung Berapi Sangeang," kata Wahab.
Apalagi terangnya, berdasarkan data di BPBD bahwa kasus gunung Sangiang Api masih berstatus waspada semenjak tahun 2012. Maka pertemuan itu sangat penting guna membahas secara bersama langkah-langkah dan tahapan penyelamatan masyarakat yang terkena musibah meletusnya gunung berapi tersebut.
Terkait substansi kontijensi dijelaskannya, bahwa Perencanaan Kontinjensi adalah suatu proses perencanaan kedepan, dalam keadaan yang tidak menentu. Dimana skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan manajerial ditetapkan, sistem tanggapan dan pengerahan potensi disetujui bersama untuk mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis.
Penekanan Rencana Kontinjensi adalah pada Kesiapsiagaan. Dimana Kesiapsiagaan bencana adalah suatu proses yang mengarah pada kesiapan dan kemampuan untuk meramal dan jika mungkin mencegah bencana, mengurangi dampak, menanggapi secara efektif, memulihkan diri dari dampaknya, dan untuk itu diperlukan suatu rencana.
"Oleh karena itu, rencana kontijensi (Renkon) ini penting menjadi acuan instansi terkait sehingga ke depan dapat mengetahui secara menyeluruh kegiatan apa yang akan dilakukan untuk menangani terjadinya erupsi," terang mantan Kadis Sosial ini.
Panitia Pelaksana, Aries Munandar, ST, MT melaporkan, kegiatan itu merupakan rangkaian dari rencana kontijensi dengan fokus Desa Tadewa Kecamatan Wera yang mengalami erupsi Gunung Sangiang Api. Tujuan Workshop yakni mempersiapkan semenjak dini bila terjadi bencana (program apa yang akan dilakukan).
Dilaksanakan tanggal tanggal 4 Desember hingga 7 Desember 2014. Narasumber berasal dari BNPB Pusat dalam hal ini fasilitator pengembangan BNPB Pusat, Ir.Agus Sardiyaso, MM, perwakilan dari BPBD Provinsi NTB, Ir.Tantri Thamrin. (KS-13)
Bupati Bima yang diwakili Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bima, Abdul Wahab Usman, SH menjelaskan, rencana kontinjensi adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum tentu tersebut. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi.
"Kegiatan penyusunan rencana kontijensi erupsi Gunung Sangiang Api ini penting sebagai pedoman berkaitan kegiatan apa yang akan dilakukan unsur terkait bila terjadi bencana letusan Gunung Berapi Sangeang," kata Wahab.
Apalagi terangnya, berdasarkan data di BPBD bahwa kasus gunung Sangiang Api masih berstatus waspada semenjak tahun 2012. Maka pertemuan itu sangat penting guna membahas secara bersama langkah-langkah dan tahapan penyelamatan masyarakat yang terkena musibah meletusnya gunung berapi tersebut.
Terkait substansi kontijensi dijelaskannya, bahwa Perencanaan Kontinjensi adalah suatu proses perencanaan kedepan, dalam keadaan yang tidak menentu. Dimana skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan manajerial ditetapkan, sistem tanggapan dan pengerahan potensi disetujui bersama untuk mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis.
Penekanan Rencana Kontinjensi adalah pada Kesiapsiagaan. Dimana Kesiapsiagaan bencana adalah suatu proses yang mengarah pada kesiapan dan kemampuan untuk meramal dan jika mungkin mencegah bencana, mengurangi dampak, menanggapi secara efektif, memulihkan diri dari dampaknya, dan untuk itu diperlukan suatu rencana.
"Oleh karena itu, rencana kontijensi (Renkon) ini penting menjadi acuan instansi terkait sehingga ke depan dapat mengetahui secara menyeluruh kegiatan apa yang akan dilakukan untuk menangani terjadinya erupsi," terang mantan Kadis Sosial ini.
Panitia Pelaksana, Aries Munandar, ST, MT melaporkan, kegiatan itu merupakan rangkaian dari rencana kontijensi dengan fokus Desa Tadewa Kecamatan Wera yang mengalami erupsi Gunung Sangiang Api. Tujuan Workshop yakni mempersiapkan semenjak dini bila terjadi bencana (program apa yang akan dilakukan).
Dilaksanakan tanggal tanggal 4 Desember hingga 7 Desember 2014. Narasumber berasal dari BNPB Pusat dalam hal ini fasilitator pengembangan BNPB Pusat, Ir.Agus Sardiyaso, MM, perwakilan dari BPBD Provinsi NTB, Ir.Tantri Thamrin. (KS-13)
COMMENTS