Sebanyak 36 tenaga medis (Bidan) yang tersebar diseluruh desa se-wilayah Kecamatan Wawo, diberikan pembinaan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Wawo.
Sebanyak 36 tenaga medis (Bidan) yang tersebar diseluruh desa se-wilayah Kecamatan Wawo, Kamis kemarin (4/12) di Gedung Pos Kesehatan Desa (Pokesdes) Desa Ntori diberikan pembinaan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Wawo.
Acara pembinaan yang dihadiri oleh camat Wawo, anggota DPRD Dapil IV dan sejumlah kepala desa tersebut, dirangkaikan dengan peresmian sekaligus penggunaan gedung baru Poskesdes Desa Ntori yang dibangun dengan dana APBD tahun 2014.
Kepala UPT Puskesmas Wawo, Masturuddin, S.KM mengatakan, diberikan pembinaan kepada seluruh bidan yang bertugas menjalankan misi kemanusiaan diseluruh desa se-wilayah Kecamatan Wawo tersebut. Karena dalam beberapa bulan terakhir ini banyak keluhan masyarakat, terutama dari para pasien yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas para bidan di tiap-tiap desa diseluruh wilayah Kecamatan Wawo.
Menurutnya, keluhan masyarakat yang sering muncul ke permukaan akhir-akhir ini adalah soal pelayanan kesehatan yang kurang maksimal dari para bidan dimaksud, terutama terhadap para ibu hamil. Namun pada saat pembinaan tersebut, disatu sisi para bidan di Wawo juga menyoroti sikap dari para ibu hamil, karena ibu-ibu yang tengah mengandung anaknya tersebut, dinilai tidak konsisten dalam menentukan bidan yang menanganinya.
Contohnya lanjut Mastur, ketika salah seorang ibu hamil tersebut sedang mengandung berbulan-bulan, sang ibu itu biasanya menggunakan jasa satu orang bidan yang memeriksa sekaligus menanganinya selama proses kehamilan. Namun pada saat melahirkan (Nifas), sang ibu tersebut tiba-tiba melahirkan anaknya di bidan yang berdomisili di desa lain, bukan dengan bidan yang merawatnya selama masa kehamilan. Hal ini diakui oleh Mastur bukan semata-mata kesalahan dari para bidan, tapi murni merupakan keinginan dan kepercayaan (Sugesti) dari masyarakat, khususnya para ibu hamil itu sendiri. Karena selama ini mereka cenderung memilih bidan yang lebih senior dan berpengalaman pada saat mau melahirkan, sementara bidan yang merawatnya selama proses kehamilan diabaikan. “Makanya saya bina seluruh bidan di Wawo ini, supaya kedepan pelayanan kepada masyarakat akan lebih baik dan ditingkatkan lagi, terutama pelayanan terhadap para ibu hamil dan pada saat mereka melahirkan anak yang ada dikandungnya,” tandas Mastur (KS-03)
Acara pembinaan yang dihadiri oleh camat Wawo, anggota DPRD Dapil IV dan sejumlah kepala desa tersebut, dirangkaikan dengan peresmian sekaligus penggunaan gedung baru Poskesdes Desa Ntori yang dibangun dengan dana APBD tahun 2014.
Kepala UPT Puskesmas Wawo, Masturuddin, S.KM mengatakan, diberikan pembinaan kepada seluruh bidan yang bertugas menjalankan misi kemanusiaan diseluruh desa se-wilayah Kecamatan Wawo tersebut. Karena dalam beberapa bulan terakhir ini banyak keluhan masyarakat, terutama dari para pasien yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas para bidan di tiap-tiap desa diseluruh wilayah Kecamatan Wawo.
Menurutnya, keluhan masyarakat yang sering muncul ke permukaan akhir-akhir ini adalah soal pelayanan kesehatan yang kurang maksimal dari para bidan dimaksud, terutama terhadap para ibu hamil. Namun pada saat pembinaan tersebut, disatu sisi para bidan di Wawo juga menyoroti sikap dari para ibu hamil, karena ibu-ibu yang tengah mengandung anaknya tersebut, dinilai tidak konsisten dalam menentukan bidan yang menanganinya.
Contohnya lanjut Mastur, ketika salah seorang ibu hamil tersebut sedang mengandung berbulan-bulan, sang ibu itu biasanya menggunakan jasa satu orang bidan yang memeriksa sekaligus menanganinya selama proses kehamilan. Namun pada saat melahirkan (Nifas), sang ibu tersebut tiba-tiba melahirkan anaknya di bidan yang berdomisili di desa lain, bukan dengan bidan yang merawatnya selama masa kehamilan. Hal ini diakui oleh Mastur bukan semata-mata kesalahan dari para bidan, tapi murni merupakan keinginan dan kepercayaan (Sugesti) dari masyarakat, khususnya para ibu hamil itu sendiri. Karena selama ini mereka cenderung memilih bidan yang lebih senior dan berpengalaman pada saat mau melahirkan, sementara bidan yang merawatnya selama proses kehamilan diabaikan. “Makanya saya bina seluruh bidan di Wawo ini, supaya kedepan pelayanan kepada masyarakat akan lebih baik dan ditingkatkan lagi, terutama pelayanan terhadap para ibu hamil dan pada saat mereka melahirkan anak yang ada dikandungnya,” tandas Mastur (KS-03)
COMMENTS