Guru kencing berdiri, maka murid kencing berlari, itulah bunyi peribahas yang cocok menggambarkan kondisi yang terjadi di SDN 15 Kota Bima saat ini.
Guru kencing berdiri, maka murid kencing berlari, itulah bunyi peribahas yang cocok menggambarkan kondisi yang terjadi di SDN 15 Kota Bima saat ini. Sekolah yang berlokasi di Kelurahan Ntobo Kecamatan Raba ini sejak tahun 2014 tidak memiliki WC. Sehingga para guru dan siswa ketika ingin membuang hajat terpaksa membuang sembarangan.
Kepala SDN 15 Kota Bima, Abdul Kadir, S.Pd SD, M.Pd, mengatakan, sekolah yang dibangun sejak tahun 1951 lalu itu, belum pernah mendapat bantuan rehab berat untuk lima ruang kelas belajar (ruang kelas I dan IV). Pihak sekolah hanya melakukan pengecetan ulang ketika dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) cair. “Sepengetahuan saya sekolah setempat hanya mendapatkan bantuan pembangunan ruang kelas baru sebanyak dua lokal, yakni kelas V dan kelas VI pada tahun 2005 lalu,” ungkapnya saat diwawancarai diruang kerjanya, Sabtu (13/12).
Dirinya berharap, Pemerintah Kota Bima melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) dan dinas terkait lainnya agar bisa segera memproses dan menyetujui proposal dari pihak sekolah untuk pengadaan pembangunan MJK (WC). Pasalnya, ketika guru mau membuang hajat terpaksa meminjam WC warga sekitar maupun dipolindes terdekat. “Sementara untuk siswa mungkin membuang hajat sembarangan,” ujarnya.
Tak hanya itu lanjut dia, pada Jumat (28/11) lalu sekitar pukul 14.30 wita bagian bebek atap (Kanopi jendela) di Kelas V dan VI ambruk begitu saja secara tiba-tiba. Untung saat kejadian tidak ada siswa, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa. Ia menduga kanopi jendela ambruk akibat dimakan usia. “ Wajar saja karena bangunan tersebut dibangun pada tahun 2005 lalu,” terangnya mantan Guru SDN Sangigi Batu Layar Kabupaten Lombok Barat ini.
Terkait musibah itu tambahnya, pihak Dinas Dikpora bersama dinas terkait telah mengunjungi sekolahnya. “Saya berharap kondisi sekolah kami yang memprihatinkan ini mendapatkan respon agar secepatnya diperbaiki,” tambah kasek kelima yang dilantik Bulan Oktober 2014 lalu ini. (KS – 04)
Kepala SDN 15 Kota Bima, Abdul Kadir, S.Pd SD, M.Pd, mengatakan, sekolah yang dibangun sejak tahun 1951 lalu itu, belum pernah mendapat bantuan rehab berat untuk lima ruang kelas belajar (ruang kelas I dan IV). Pihak sekolah hanya melakukan pengecetan ulang ketika dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) cair. “Sepengetahuan saya sekolah setempat hanya mendapatkan bantuan pembangunan ruang kelas baru sebanyak dua lokal, yakni kelas V dan kelas VI pada tahun 2005 lalu,” ungkapnya saat diwawancarai diruang kerjanya, Sabtu (13/12).
Dirinya berharap, Pemerintah Kota Bima melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) dan dinas terkait lainnya agar bisa segera memproses dan menyetujui proposal dari pihak sekolah untuk pengadaan pembangunan MJK (WC). Pasalnya, ketika guru mau membuang hajat terpaksa meminjam WC warga sekitar maupun dipolindes terdekat. “Sementara untuk siswa mungkin membuang hajat sembarangan,” ujarnya.
Tak hanya itu lanjut dia, pada Jumat (28/11) lalu sekitar pukul 14.30 wita bagian bebek atap (Kanopi jendela) di Kelas V dan VI ambruk begitu saja secara tiba-tiba. Untung saat kejadian tidak ada siswa, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa. Ia menduga kanopi jendela ambruk akibat dimakan usia. “ Wajar saja karena bangunan tersebut dibangun pada tahun 2005 lalu,” terangnya mantan Guru SDN Sangigi Batu Layar Kabupaten Lombok Barat ini.
Terkait musibah itu tambahnya, pihak Dinas Dikpora bersama dinas terkait telah mengunjungi sekolahnya. “Saya berharap kondisi sekolah kami yang memprihatinkan ini mendapatkan respon agar secepatnya diperbaiki,” tambah kasek kelima yang dilantik Bulan Oktober 2014 lalu ini. (KS – 04)
COMMENTS