Keberadan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Dana Bura Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima tak semegah bangunannya.
Keberadan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Dana Bura Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima tak semegah bangunannya. Pasalnya pasca gempa bumi Tahun 2009 lalu, animo masyarakat untuk mendaftarkan anak-anaknya pada sekolah setempat sangat kurang. Saat ini jumlah siswa hanya 35 orang dengan 18 orang tenaga pengajar. Jumlah itu bahkan tidak sampai 10 orang perkelas. Kondisi itu diperparah lagi kurangnya fasilitas meubler (meja dan kursi).
Salah seorang guru setempat, Tarmiji mengatakan, tidak hanya siswa dan fasilitas belajar yang sangat minim. Namun sekolah juga tidak memiliki ruang perpustakaan sehingga buku tercecer. Mirisnya, ruang guru bahkan hanya menggunakan kursi plastik sedangkan meja yang dipakai adalah bekas meja tenis.
“Wajar saja siswa disini setiap tahunnya berkurang, akibat tidak memiliki meja dan kursi. Pasca gempa 2009 lalu, sekolah ini dibangun kembali pada tahun 2011. Parahnya, pembangunan kembali SDN Dana Bura ini tanpa pengadaan meubler dan masih menggunakan kursi dan meja sisa gempa,” ujarnya.
Lanjutnya, kalau dilihat dari tampak luar bangunannya terlihat bagus dan megah. Setelah direhab pada 17 Juli 2000 lalu pasca gempa hanya memiliki lima ruang kelas dan satu ruang guru. “Kondisi ruang guru juga kumuh, buku bantuan pusat tersimpan begitu saja tanpa lemari buku di ruang pertemuan guru,” terangnya, Kamis (8/1).
Dirinya berharap, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Bima melirik keberadaaan sekolah setempat. Terutama membantu pengadaan meubler untuk penunjang pembelajaran siswa. “Kami sudah usulkan permohonan bantuan meubler kepada Anggota DPRD Kabupaten Bima dari Dapil II saat mereka reses pertengahan Desember 2014 lalu, tapi belum ada respon balik,” tandasnya. (KS-04)
Salah seorang guru setempat, Tarmiji mengatakan, tidak hanya siswa dan fasilitas belajar yang sangat minim. Namun sekolah juga tidak memiliki ruang perpustakaan sehingga buku tercecer. Mirisnya, ruang guru bahkan hanya menggunakan kursi plastik sedangkan meja yang dipakai adalah bekas meja tenis.
“Wajar saja siswa disini setiap tahunnya berkurang, akibat tidak memiliki meja dan kursi. Pasca gempa 2009 lalu, sekolah ini dibangun kembali pada tahun 2011. Parahnya, pembangunan kembali SDN Dana Bura ini tanpa pengadaan meubler dan masih menggunakan kursi dan meja sisa gempa,” ujarnya.
Lanjutnya, kalau dilihat dari tampak luar bangunannya terlihat bagus dan megah. Setelah direhab pada 17 Juli 2000 lalu pasca gempa hanya memiliki lima ruang kelas dan satu ruang guru. “Kondisi ruang guru juga kumuh, buku bantuan pusat tersimpan begitu saja tanpa lemari buku di ruang pertemuan guru,” terangnya, Kamis (8/1).
Dirinya berharap, Pemerintah Daerah melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Bima melirik keberadaaan sekolah setempat. Terutama membantu pengadaan meubler untuk penunjang pembelajaran siswa. “Kami sudah usulkan permohonan bantuan meubler kepada Anggota DPRD Kabupaten Bima dari Dapil II saat mereka reses pertengahan Desember 2014 lalu, tapi belum ada respon balik,” tandasnya. (KS-04)
COMMENTS