Disaat banyak sekolah lain, terutama dipusat ibukota berlomba-lomba membangun dengan megah. Namun kondisi memprihatinkan masih terjadi di SDN Inpres 2 Tolowata.
Disaat banyak sekolah lain, terutama dipusat ibukota berlomba-lomba membangun dengan megah. Namun kondisi memprihatinkan masih terjadi di SDN Inpres 2 Tolowata. Salah satu ruangan sekolah yang berada Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima ini masih beratapkan seng. Padahal sekolah lainnya sudah beratapkan genteng modern.
Kepala SDN Inpres 2 Tolowata, Sirajudin, S.Pd pada wartawan mengaku, salah satu ruang kelas sekolah setempat masih beratap seng dan dibangun sekitar Tahun 2000. Sampai saat ini belum pernah dilakukan pembenahan karena keterbatasan anggaran. Meski begitu, ruang kelas lainnya sudah beratapkan genteng dan multiroof. Saat reses Anggota DPRD Kabupaten Bima Daerah Pemilihan (Dapil) II pada 6 Desember 2014 lalu berjanji akan mengusulkan pada pihak eksekutif untuk memprioritaskan SDN Inpres 2 Tolowata.
“Semoga dengan usulan saya meminta proyek untuk SDN Inpres 2 Tolowata pada Anggota DPRD Kabupaten Bima yang turun meninjau saat itu dapat merespon baik, khususnya rehab berat di ruang kelas VI ini,” ujarnya saat diwawancarai belum lama ini.
Selain ruangan yang masih beratap seng ujarnya, sekolah setempat uga belum memiliki WC, tidak memiliki ruang perpustakaan dan pagar keliling kurang sekolah. “Tahun 2012 lalu, kami hanya mendapatkan proyek dari APBN untuk rehab ringan ditiga lokal kelas senilai Rp. 130 juta,” terang Sirajudin yang sudah memimpin SDN Inpres 2 Tolowata sejak tahun 2011 ini.
Dia menambahkan bahwa pagar keliling sekolah tepatnya pada bagian Barat dikerjakan dari dana komite atau sumbangan orang tua siswa tahun 2010 lalu. Sedangkan dibagian depan, belakang dan samping belum memiliki pagar yang memadai dan masih menggunakan bambu dan kayu. Kondisi itu menyebabkan bunga dan tanaman yang ditanam dirusak hewan peliharaan warga sekitar. (KS-04)
Kepala SDN Inpres 2 Tolowata, Sirajudin, S.Pd pada wartawan mengaku, salah satu ruang kelas sekolah setempat masih beratap seng dan dibangun sekitar Tahun 2000. Sampai saat ini belum pernah dilakukan pembenahan karena keterbatasan anggaran. Meski begitu, ruang kelas lainnya sudah beratapkan genteng dan multiroof. Saat reses Anggota DPRD Kabupaten Bima Daerah Pemilihan (Dapil) II pada 6 Desember 2014 lalu berjanji akan mengusulkan pada pihak eksekutif untuk memprioritaskan SDN Inpres 2 Tolowata.
“Semoga dengan usulan saya meminta proyek untuk SDN Inpres 2 Tolowata pada Anggota DPRD Kabupaten Bima yang turun meninjau saat itu dapat merespon baik, khususnya rehab berat di ruang kelas VI ini,” ujarnya saat diwawancarai belum lama ini.
Selain ruangan yang masih beratap seng ujarnya, sekolah setempat uga belum memiliki WC, tidak memiliki ruang perpustakaan dan pagar keliling kurang sekolah. “Tahun 2012 lalu, kami hanya mendapatkan proyek dari APBN untuk rehab ringan ditiga lokal kelas senilai Rp. 130 juta,” terang Sirajudin yang sudah memimpin SDN Inpres 2 Tolowata sejak tahun 2011 ini.
Dia menambahkan bahwa pagar keliling sekolah tepatnya pada bagian Barat dikerjakan dari dana komite atau sumbangan orang tua siswa tahun 2010 lalu. Sedangkan dibagian depan, belakang dan samping belum memiliki pagar yang memadai dan masih menggunakan bambu dan kayu. Kondisi itu menyebabkan bunga dan tanaman yang ditanam dirusak hewan peliharaan warga sekitar. (KS-04)
COMMENTS