Tindakan PDAM Bima yang diduga menjual air bersih kepada usaha air minum isi ulang Salju disesalkan Akademisi.
Tindakan PDAM Bima yang diduga menjual air bersih kepada usaha air minum isi ulang Salju disesalkan Akademisi. Masalahnya, masih banyak pelanggan PDAM yang kesulitan memperoleh air bersih. Terutama, dilingkungan Bina Baru, Dara dan sekitarnya.
Perusahaaan Daerah Air Minum (PDAM)
"Bukan rahasia umum lagi kalau selama ini para pelanggan PDAM mengeluhkan kesulitan mendapat air bersih. Sementara fakta yang terjadi, perusahaan itu malah menjual air bersih kepada pebisnis. Ini tidak bisa dibiarkan, saya sesalkan tindakan perusahaan daerah tersebut," kata Akademisi STKIP Bima, Herman, M.Pd kepada Koran Stabilitas Minggu (29/03) kemarin.
Semestinya lanjut Herman, yang diutamakan kebutuhan pelanggan, lebih-lebih pelanggan ekonomi tidak mampu. Karena, air bersih untuk memenuhi salah satu kebutuhan pokok hanya didapat dari perusahaan itu. Dari segi ekonomi katanya, tidak terlalu banyak mengeluarkan uang untuk mendapatkan kebutuhan tersebut. Sebab, pembayarannya berlaku tiap bulan, beda dengan membeli air isi ulang Rp.3 ribu pergalon. Itupun, belum tentu mencukupi kebutuhan.
"Air isi ulang satu galon akan habis hanya dalam waktu maksimal tiga hari. Karena, tidak hanya dimanfaatkan untuk minum, tapi masak nasi dan kebutuhan lain sebagainya.Tapi kalau air PDAM, saya rasa kebutuhan air bersih mereka akan tercukupi, dari segi ekonomi juga akan lebih irit. Sehingga, uang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup lainya, bukan hanya untuk air bersih," ujarnya.
Artinya sebut Herman, PDAM mesti mempertimbangkan segala macam dampak sebelum melakukan praktek bisnis air bersih. Termasuk, pertimbangan sisi kemanusiaan dan ekonomi. Jadi imbuhnya, jangan hanya memikirkan keuntungan Perusahaan daerah demi mengejar target kesuksesan atau target lain yang sudah menjadi komitmen dengan Pemerintah Daerah."Kalau menyengsarakan rakyat miskin, tidak layak disebut sebagai keberhasilan. Salah satu kesuksesan itu bukan karena berhasil mencapai target,tapi menyenangkan rakyat dengan cara memenuhi kebutuhan air bersih merupakan keberhasilan tak ternilai harganya," tegas Herman.
Karenanya, PDAM harus menghentikan penyaluran air bersih pada usaha air minum isi ulang. Sekaligus, memutuskan kesepakatan termasuk mengembalikan administrasi dari pemilik usaha untuk perusahaan daerah tersebut. Sehingga, penyaluran air bersih pada warga pelanggan PDaM lancar tanpa hambatan."Saya minta hentikan penyaluran air untuk usaha air minum isi ulang, karena itu hanya menguntungkan pembisnis. Jangan sampai akan memicu reaksi warga atas persoalan tersebut, karenanya sekali lagi harus segera dihentikan," pungkasnya.
Selain kepada PDAM, Herman juga meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima. Termasuk,Pemerintah Kota (Pemkot) Bima sebagai penerima manfaat dan pemilik wilayah pusat mata air harus segera mengambil sikap tegas. Bila perlu,panggil pihak PDAM untuk klarifikasi terkait persoalan tersebut."Panggil pihak PDAM, jangan tinggal diam atas persoalan tersebut. Apalagi, ini menyangkut kebutuhan pokok. Saya khawatir, kalau tidak segera disikapi akan memunculkan reaksi keras dari warga. Mengingat, persoalan kesulitan air bersih sudah berlangsung lama. Ditambah lagi kualitas air yang sangat diragukan," pintanya. (KS-09)
Perusahaaan Daerah Air Minum (PDAM)
"Bukan rahasia umum lagi kalau selama ini para pelanggan PDAM mengeluhkan kesulitan mendapat air bersih. Sementara fakta yang terjadi, perusahaan itu malah menjual air bersih kepada pebisnis. Ini tidak bisa dibiarkan, saya sesalkan tindakan perusahaan daerah tersebut," kata Akademisi STKIP Bima, Herman, M.Pd kepada Koran Stabilitas Minggu (29/03) kemarin.
Semestinya lanjut Herman, yang diutamakan kebutuhan pelanggan, lebih-lebih pelanggan ekonomi tidak mampu. Karena, air bersih untuk memenuhi salah satu kebutuhan pokok hanya didapat dari perusahaan itu. Dari segi ekonomi katanya, tidak terlalu banyak mengeluarkan uang untuk mendapatkan kebutuhan tersebut. Sebab, pembayarannya berlaku tiap bulan, beda dengan membeli air isi ulang Rp.3 ribu pergalon. Itupun, belum tentu mencukupi kebutuhan.
"Air isi ulang satu galon akan habis hanya dalam waktu maksimal tiga hari. Karena, tidak hanya dimanfaatkan untuk minum, tapi masak nasi dan kebutuhan lain sebagainya.Tapi kalau air PDAM, saya rasa kebutuhan air bersih mereka akan tercukupi, dari segi ekonomi juga akan lebih irit. Sehingga, uang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup lainya, bukan hanya untuk air bersih," ujarnya.
Artinya sebut Herman, PDAM mesti mempertimbangkan segala macam dampak sebelum melakukan praktek bisnis air bersih. Termasuk, pertimbangan sisi kemanusiaan dan ekonomi. Jadi imbuhnya, jangan hanya memikirkan keuntungan Perusahaan daerah demi mengejar target kesuksesan atau target lain yang sudah menjadi komitmen dengan Pemerintah Daerah."Kalau menyengsarakan rakyat miskin, tidak layak disebut sebagai keberhasilan. Salah satu kesuksesan itu bukan karena berhasil mencapai target,tapi menyenangkan rakyat dengan cara memenuhi kebutuhan air bersih merupakan keberhasilan tak ternilai harganya," tegas Herman.
Karenanya, PDAM harus menghentikan penyaluran air bersih pada usaha air minum isi ulang. Sekaligus, memutuskan kesepakatan termasuk mengembalikan administrasi dari pemilik usaha untuk perusahaan daerah tersebut. Sehingga, penyaluran air bersih pada warga pelanggan PDaM lancar tanpa hambatan."Saya minta hentikan penyaluran air untuk usaha air minum isi ulang, karena itu hanya menguntungkan pembisnis. Jangan sampai akan memicu reaksi warga atas persoalan tersebut, karenanya sekali lagi harus segera dihentikan," pungkasnya.
Selain kepada PDAM, Herman juga meminta kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima. Termasuk,Pemerintah Kota (Pemkot) Bima sebagai penerima manfaat dan pemilik wilayah pusat mata air harus segera mengambil sikap tegas. Bila perlu,panggil pihak PDAM untuk klarifikasi terkait persoalan tersebut."Panggil pihak PDAM, jangan tinggal diam atas persoalan tersebut. Apalagi, ini menyangkut kebutuhan pokok. Saya khawatir, kalau tidak segera disikapi akan memunculkan reaksi keras dari warga. Mengingat, persoalan kesulitan air bersih sudah berlangsung lama. Ditambah lagi kualitas air yang sangat diragukan," pintanya. (KS-09)
COMMENTS