Akibat diklaim tidak koperatif dalam memberikan keterangan oleh Kasat Sat Narkoba Polres Bima Kota, beberapa Pegawai Rumah Tahanan (Rutan) Bima mengamuk.
Akibat diklaim tidak koperatif dalam memberikan keterangan oleh Kasat Sat Narkoba Polres Bima Kota, beberapa Pegawai Rumah Tahanan (Rutan) Bima mengamuk. Peristiwa tersebut, terjadi Rabu (15/4) sekitar pukul 10.15 Wita di Kantor Sat Narkoba saat para Pegawai Rutan itu diminta untuk memberikan keterangan terkait ditemukannya 20 poket Sabu-sabu di Rutan Bima Minggu malam lalu.
Ilustrasi Penjara
Kapolres Bima Kota melalui Kasat Narkoba, AKP H. Taufik, SH mengaku, memang ada insiden kecil yang terjadi antara pihaknya dengan Pegawai Rutan Bima. Namun, masalah tersebut hanyalah miskomunikasi saja. Cekcok itu muncul, disebabkan karena ia menilai bahwa Pegawai Rutan Bima tidak koperatif dalam memberikan keterangan seputar penemuan 20 poket sabu di Rutan Bima beberapa hari lalu. "Saya mengatakan mereka tidak kooperatif, karena beberapa kali kami konfirmasi dan menunggu mereka untuk datang memberikan ketarangan. Tidak juga dilakukan, baru sekarang mereka datang,’’ kata Taufik, Rabu (15/4) di kantor setempat.
Pasca ditemukan sabu sebanyak 20 poket Minggu malam lalu, hingga kini lanjut pihaknya terus menunggu Pegawai Rutan Bima datang untuk memberikan keterangannya. Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kepala Rutan Bima agar mengutus pegawainya untuk memberikan keterangan."Mereka tidak datang, dan selalu beralasan lepas piket,"ujarnya kesal.
Terkait masalah tersebut, pihaknya menanyakan kepada Rutan Bima mengenai kronologis penemuan 20 poket sabu-sabu itu. Namun mereka malah saling melempar dan terkesan berbelit-belit. "Karena itulah, saya bilang mereka tidak kooperatif,"tuturnya.
Karena ada ketegangan ini katanya, pihaknya akan mengeluarkan surat pemanggilan kepada Petugas Rutan Bima untuk memberikan keterangan. Juga, agar para petugas Rutan Bima itu bisa mempertanggung jawabkan penemuan 20 peket sabut-sabu itu."Sabu-sabu itu, tidak bisa dilimpahkan begitu saja oleh pihak Rutan Bima. Tapi, mereka harus cari tahu siapa pemiliknya," sebutnya.
Pantauan wartawan Koran Stabilitas, lantaran dituding tidak kooperatif. Petugas Rutan gerah dan mengamuk kepada Kasat Sat Narkoba dan tidak mau memberikan keterangan kepada penyidik. "Bapak jangan bilang kami tidak kooperatif dong? Tolong dipikirkan, kita ini sudah berusaha mengungkap barang haram ini dalam Rutan. Kami tersinggung dengan tuduhan tidak kooperatif itu, tolong beretika," teriak salah seorang pertugas Rutan Bima sembari membubarkan pertemuan itu di dalam Kantor Sat Narkoba, Rabu (15/4).
Untung saja, sikap Pegawai Rutan Bima itu tidak dilayani oleh Anggota Sat Narkoba. Penyidik Narkoba malah meminta mereka untuk tenang dan melanjutkan proses itu. Tetapi, para Petugas Rutan Bima itu sama sekali tidak menggubrisnya. Mereka malah memilih untuk keluar meninggalkan Kantor Sat Narkoba Polres Bima Kota.
Salah seorang petugas Rutan Bima yang hendak dimintai keteranganya usai keluar dari Kantor Sat Narkoba, tidak ingin berkomentar. Dia malah diam dan naik ke atas mobil dinas yang tumpanginya. (KS-05)
Ilustrasi Penjara
Kapolres Bima Kota melalui Kasat Narkoba, AKP H. Taufik, SH mengaku, memang ada insiden kecil yang terjadi antara pihaknya dengan Pegawai Rutan Bima. Namun, masalah tersebut hanyalah miskomunikasi saja. Cekcok itu muncul, disebabkan karena ia menilai bahwa Pegawai Rutan Bima tidak koperatif dalam memberikan keterangan seputar penemuan 20 poket sabu di Rutan Bima beberapa hari lalu. "Saya mengatakan mereka tidak kooperatif, karena beberapa kali kami konfirmasi dan menunggu mereka untuk datang memberikan ketarangan. Tidak juga dilakukan, baru sekarang mereka datang,’’ kata Taufik, Rabu (15/4) di kantor setempat.
Pasca ditemukan sabu sebanyak 20 poket Minggu malam lalu, hingga kini lanjut pihaknya terus menunggu Pegawai Rutan Bima datang untuk memberikan keterangannya. Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kepala Rutan Bima agar mengutus pegawainya untuk memberikan keterangan."Mereka tidak datang, dan selalu beralasan lepas piket,"ujarnya kesal.
Terkait masalah tersebut, pihaknya menanyakan kepada Rutan Bima mengenai kronologis penemuan 20 poket sabu-sabu itu. Namun mereka malah saling melempar dan terkesan berbelit-belit. "Karena itulah, saya bilang mereka tidak kooperatif,"tuturnya.
Karena ada ketegangan ini katanya, pihaknya akan mengeluarkan surat pemanggilan kepada Petugas Rutan Bima untuk memberikan keterangan. Juga, agar para petugas Rutan Bima itu bisa mempertanggung jawabkan penemuan 20 peket sabut-sabu itu."Sabu-sabu itu, tidak bisa dilimpahkan begitu saja oleh pihak Rutan Bima. Tapi, mereka harus cari tahu siapa pemiliknya," sebutnya.
Pantauan wartawan Koran Stabilitas, lantaran dituding tidak kooperatif. Petugas Rutan gerah dan mengamuk kepada Kasat Sat Narkoba dan tidak mau memberikan keterangan kepada penyidik. "Bapak jangan bilang kami tidak kooperatif dong? Tolong dipikirkan, kita ini sudah berusaha mengungkap barang haram ini dalam Rutan. Kami tersinggung dengan tuduhan tidak kooperatif itu, tolong beretika," teriak salah seorang pertugas Rutan Bima sembari membubarkan pertemuan itu di dalam Kantor Sat Narkoba, Rabu (15/4).
Untung saja, sikap Pegawai Rutan Bima itu tidak dilayani oleh Anggota Sat Narkoba. Penyidik Narkoba malah meminta mereka untuk tenang dan melanjutkan proses itu. Tetapi, para Petugas Rutan Bima itu sama sekali tidak menggubrisnya. Mereka malah memilih untuk keluar meninggalkan Kantor Sat Narkoba Polres Bima Kota.
Salah seorang petugas Rutan Bima yang hendak dimintai keteranganya usai keluar dari Kantor Sat Narkoba, tidak ingin berkomentar. Dia malah diam dan naik ke atas mobil dinas yang tumpanginya. (KS-05)
COMMENTS