Beliau adalah putra asli Bima yang sudah puluhan tahun mengabdi di lembaga tertinggi negara Mahkamah Agung Republik indonesia di Jakarta.
Siapa yang tidak kenal dengan sosok H. Abdullah H. Abbas atau akrab disapa H. Olan. Beliau adalah putra asli Bima yang sudah puluhan tahun mengabdi di lembaga tertinggi negara Mahkamah Agung Republik indonesia di Jakarta. Selama pengabdiannya Ia dikenal sebagai sosok yang tegas, jujur dan adil. Bukan hanya itu, beliau adalah seorang yang sangat relijius dan bermartabat.
H.Abdullah alias H.Ola
Pada pertarungan Calon Bupati (Cabup) Bima periode 2015-2020 H Olan memastikan diri untuk maju dan bersaing dengan sejumlah figur lainnya. Kunjungan demi kunjungan untuk mempererat ikatan emosional dengan masyarakat terus dilakukan H Olan. Terakhir Ia berkunjung ke Soromandi dan bersilaturrahmi dengan masyarakat setempat.
Antara lain di Desa Sampungu, Sai, Kananta dan Punti. Di seluruh desa yang ada di kecamatan Soromandi terdapat dua desa yang sangat menantang dan tertinggal jauh dari infrastruktur jalan membuatnya tak gentar untuk melanjutkan safari politiknya yakni Sampungu dan Sai. Jalan penuh batu-batuan dan debu tak mengubah semangat perjuangannya. Hal itu demi komitmen H Olan untuk pengabdian dan perubahan masyarakat Bima.
Pantauan Koran Stabilitas, rombongan H. Olan tiba di Desa Sampungu sekitar pukul 12.00 Wita Jum’at (17/4) siang kemarin. Kunjungannya bertepatan dengan hari Jum’at, beliau langsung memasuki Masjid Nurul Iman Dusun Saba untuk melaksanakan Sholat Jum’at secara berjama’ah. Tak hanya itu, oleh Remaja Masjid meminta H. Abdullah untuk menjadi Imam sholat jum’at. Suara dan lafaznya yang merdu dan sempurna membuat ma’mum merasa khusuk. Usai sholat jum,at, beliau juga diminta untuk memberikan perkenalan sekaligus kata sambutan dihadapan puluhan jama’ah.
Dalam sambutannya, H. Abdullah H. Abbas mengatakan, niatnya untuk maju pada pemilihan Bupati Bima tidak lain adalah untuk menyelamatkan negeri dari keterpurukan moral, akhlak, sosial, budaya dan ekonomi. “Cita-cita ideal Negara bagaimana pemimpin harus mampu menjawab persoalan itu,” tegasnya.
H. Olan memaparkan bahwa krisis yang melanda kita semua adalah krisis akhlak dan moral. Agama tidak dijadikan modal dasar dalam kehidupan sosial masyarakat. Masyarakat harus kembali kepada nilai luhurnya, yaitu mempelajari islam dan membumikan Al Qur’an. Saat ini, peradaban islam hampir nyaris punah, dunia modern tidak bisa terkendalikan, sehingga generasi menjadi korban bencana dunia modern, narkoba, seks bebas, tawuran antara kampung. Hal ini, menjadi tugas pemimpin. “Pemimpin harus bisa membaca seluruh permasalahan yang ada. Kabupaten Bima bukan hanya dinilai satu sisi kepentingan, tapi dinilai secara totalitas, agar tercapai masyarakat yang aman dan sentosa,” ungkapnya.
Lanjutnya, untuk menjadi memimpin masyarakat kabupaten Bima, hendaklah haruslah memulai dalam diri, rumah tangga, karena disitu proses mengawali segala urusan kehidupan bernegara. Jika keadilan dan kesejateraan berkeluarga terpenuhi maka otomatis segala urusan masyarakat bisa terpenuhi juga. Disamping itu juga, beliau menegaskan bahwa, seorang pemimpin harus mengetahui karakter, sifat dan budaya masyarakat Dana Mbojo. Maja labo dahu menjadi simbol sejarah yang harus kita tanamkan dalam kehidupan sosial masyarakat Bima. Masyarakat Bima dikenal sosok pekerja keras, menghormati satu sama lain, sopan santun dan beragama membutuhkan pemimpin cerdas untuk memimpinnya. “Kabupaten Bima harus diselamatkan oleh imam bukan penguasa, karena Bima dibangun oleh pejuang dan ulama,” paparnya.
Menurutnya, masyarakat Kabupaten Bima adalah mayoritas masyarakat bergerak di bidang pertanian. Sektor pertaniaan di wilayah lintas Soromandi, seperti bawang dan jagung yang cukup strategis dan subur untuk dimanfaatkan dan dikelola dengan sebaik-baik mungkin. Masyarakat menantikan pemimpin yang peduli nasib kaum petani. Kebutuhan masyarakat petani harus dipenuhi, baik masalah air, bibit, pupuk maupun persoalan harga yang tidak sesuai dengan harga jual petani. “Lahan Bima, apa saja bisa ditanam, asalkan pemerintah bisa mengaturnya,” kata dia.
Bila terpilih nanti, H Olan berencana akan mendangkan investor dan pabrik untuk memajukan sektor pertanian. Sementara terkait sektor peternakan, Ia bertekad untuk memberdayakan ternak bagi masyarakat. Seperti membuat kelompok ternak dan melatih warga menjadi tenaga yang terampil membudidayakan ternak dan meningkatkan produksi telur ayam. “Untuk mendatangkan berbagai program itu semua akan saya lobi ke Pemerintah Pusat. Karena pemimpin bukan hanya diam, tetapi harus mampu mendatangkan investasi seluas-luasnya demi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Diakhir sambutannya, H. Olan menjelaskan, dari tahun ke tahun tingkat pengangguran Kabupaten Bima semakin meningkat, ini melonjak disebabkan oleh banyaknya lulusan sarjana di berbagai kampus dan kurangnya lapangan kerja yang disediakan. Ketidakmampuan pemimpin dalam mengatasi pengangguran menjadi tanggungjawab para pemangku kebijakan. Soal lain, lulusan sarjana bukan pencari kerja, tetapi mereka harus mampu membangun potensi, kreatifitas untuk menciptakan lapangan kerja. “Mari selamatkan anak bangsa. Mereka adalah pewaris bangsa dan negara yang harus diperdayakan,” ajaknya.
Kunjungan H Olan di berbagai desa adaah salah satu bentuk silahturahmi politiknya untuk maju dalam pemilihan bupati Bima periode 2015-2020. Kedatangannya di desa Sampungu disambut hangat oleh puluhan warga diantaranya tokoh agama, tokoh adat, kaum jender dan tokoh pemuda. Tak hanya itu, puluhan warga siap mendukung bila H. Olan maju pada pemilihan Bupati Bima nanti.
Salah satu tokoh adat Desa Sampungu, Syamsuddin Abakar, mengatakan bahwa sosok H. Abdullah H. Abbas adalah orang yang cepat berbaur, humoris, dan religius. Bupati Bima kedepan membutuhkan sosok seperti H. Abdullah H. Abbas. “Kami mengharapkan sosok baru yang memimpin daerah Kabupaten Bima ini, yang cerdas, berani, jujur dan relijius,” kata Syamsuddin. (KS-18/Advetorial)
H.Abdullah alias H.Ola
Pada pertarungan Calon Bupati (Cabup) Bima periode 2015-2020 H Olan memastikan diri untuk maju dan bersaing dengan sejumlah figur lainnya. Kunjungan demi kunjungan untuk mempererat ikatan emosional dengan masyarakat terus dilakukan H Olan. Terakhir Ia berkunjung ke Soromandi dan bersilaturrahmi dengan masyarakat setempat.
Antara lain di Desa Sampungu, Sai, Kananta dan Punti. Di seluruh desa yang ada di kecamatan Soromandi terdapat dua desa yang sangat menantang dan tertinggal jauh dari infrastruktur jalan membuatnya tak gentar untuk melanjutkan safari politiknya yakni Sampungu dan Sai. Jalan penuh batu-batuan dan debu tak mengubah semangat perjuangannya. Hal itu demi komitmen H Olan untuk pengabdian dan perubahan masyarakat Bima.
Pantauan Koran Stabilitas, rombongan H. Olan tiba di Desa Sampungu sekitar pukul 12.00 Wita Jum’at (17/4) siang kemarin. Kunjungannya bertepatan dengan hari Jum’at, beliau langsung memasuki Masjid Nurul Iman Dusun Saba untuk melaksanakan Sholat Jum’at secara berjama’ah. Tak hanya itu, oleh Remaja Masjid meminta H. Abdullah untuk menjadi Imam sholat jum’at. Suara dan lafaznya yang merdu dan sempurna membuat ma’mum merasa khusuk. Usai sholat jum,at, beliau juga diminta untuk memberikan perkenalan sekaligus kata sambutan dihadapan puluhan jama’ah.
Dalam sambutannya, H. Abdullah H. Abbas mengatakan, niatnya untuk maju pada pemilihan Bupati Bima tidak lain adalah untuk menyelamatkan negeri dari keterpurukan moral, akhlak, sosial, budaya dan ekonomi. “Cita-cita ideal Negara bagaimana pemimpin harus mampu menjawab persoalan itu,” tegasnya.
H. Olan memaparkan bahwa krisis yang melanda kita semua adalah krisis akhlak dan moral. Agama tidak dijadikan modal dasar dalam kehidupan sosial masyarakat. Masyarakat harus kembali kepada nilai luhurnya, yaitu mempelajari islam dan membumikan Al Qur’an. Saat ini, peradaban islam hampir nyaris punah, dunia modern tidak bisa terkendalikan, sehingga generasi menjadi korban bencana dunia modern, narkoba, seks bebas, tawuran antara kampung. Hal ini, menjadi tugas pemimpin. “Pemimpin harus bisa membaca seluruh permasalahan yang ada. Kabupaten Bima bukan hanya dinilai satu sisi kepentingan, tapi dinilai secara totalitas, agar tercapai masyarakat yang aman dan sentosa,” ungkapnya.
Lanjutnya, untuk menjadi memimpin masyarakat kabupaten Bima, hendaklah haruslah memulai dalam diri, rumah tangga, karena disitu proses mengawali segala urusan kehidupan bernegara. Jika keadilan dan kesejateraan berkeluarga terpenuhi maka otomatis segala urusan masyarakat bisa terpenuhi juga. Disamping itu juga, beliau menegaskan bahwa, seorang pemimpin harus mengetahui karakter, sifat dan budaya masyarakat Dana Mbojo. Maja labo dahu menjadi simbol sejarah yang harus kita tanamkan dalam kehidupan sosial masyarakat Bima. Masyarakat Bima dikenal sosok pekerja keras, menghormati satu sama lain, sopan santun dan beragama membutuhkan pemimpin cerdas untuk memimpinnya. “Kabupaten Bima harus diselamatkan oleh imam bukan penguasa, karena Bima dibangun oleh pejuang dan ulama,” paparnya.
Menurutnya, masyarakat Kabupaten Bima adalah mayoritas masyarakat bergerak di bidang pertanian. Sektor pertaniaan di wilayah lintas Soromandi, seperti bawang dan jagung yang cukup strategis dan subur untuk dimanfaatkan dan dikelola dengan sebaik-baik mungkin. Masyarakat menantikan pemimpin yang peduli nasib kaum petani. Kebutuhan masyarakat petani harus dipenuhi, baik masalah air, bibit, pupuk maupun persoalan harga yang tidak sesuai dengan harga jual petani. “Lahan Bima, apa saja bisa ditanam, asalkan pemerintah bisa mengaturnya,” kata dia.
Bila terpilih nanti, H Olan berencana akan mendangkan investor dan pabrik untuk memajukan sektor pertanian. Sementara terkait sektor peternakan, Ia bertekad untuk memberdayakan ternak bagi masyarakat. Seperti membuat kelompok ternak dan melatih warga menjadi tenaga yang terampil membudidayakan ternak dan meningkatkan produksi telur ayam. “Untuk mendatangkan berbagai program itu semua akan saya lobi ke Pemerintah Pusat. Karena pemimpin bukan hanya diam, tetapi harus mampu mendatangkan investasi seluas-luasnya demi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Diakhir sambutannya, H. Olan menjelaskan, dari tahun ke tahun tingkat pengangguran Kabupaten Bima semakin meningkat, ini melonjak disebabkan oleh banyaknya lulusan sarjana di berbagai kampus dan kurangnya lapangan kerja yang disediakan. Ketidakmampuan pemimpin dalam mengatasi pengangguran menjadi tanggungjawab para pemangku kebijakan. Soal lain, lulusan sarjana bukan pencari kerja, tetapi mereka harus mampu membangun potensi, kreatifitas untuk menciptakan lapangan kerja. “Mari selamatkan anak bangsa. Mereka adalah pewaris bangsa dan negara yang harus diperdayakan,” ajaknya.
Kunjungan H Olan di berbagai desa adaah salah satu bentuk silahturahmi politiknya untuk maju dalam pemilihan bupati Bima periode 2015-2020. Kedatangannya di desa Sampungu disambut hangat oleh puluhan warga diantaranya tokoh agama, tokoh adat, kaum jender dan tokoh pemuda. Tak hanya itu, puluhan warga siap mendukung bila H. Olan maju pada pemilihan Bupati Bima nanti.
Salah satu tokoh adat Desa Sampungu, Syamsuddin Abakar, mengatakan bahwa sosok H. Abdullah H. Abbas adalah orang yang cepat berbaur, humoris, dan religius. Bupati Bima kedepan membutuhkan sosok seperti H. Abdullah H. Abbas. “Kami mengharapkan sosok baru yang memimpin daerah Kabupaten Bima ini, yang cerdas, berani, jujur dan relijius,” kata Syamsuddin. (KS-18/Advetorial)
COMMENTS