Lantaran tidak masuk sekolah selama beberapa bulan, Kepala Sekolah SDN Risa, Ramli, S.Pd mengistrahatkan Penjaga Sekolah, Irfan untuk sementara waktu.
Lantaran tidak masuk sekolah selama beberapa bulan, Kepala Sekolah SDN Risa, Ramli, S.Pd mengistrahatkan Penjaga Sekolah, Irfan untuk sementara waktu. Tindakan tegas itu diambil menurut Kasek untuk memberikan efek jera kepada bawahannya karena tidak menjalankan tugas dan kewajiban secara maksimal.
Kepala Sekolah, Ramli, S.Pd saat dihubungi melalui telepon seluler, Kamis (9/4) kemarin menceritakan, beberapa bulan lalu Penjaga Sekolah yang sudah mendapatkan SK Kategori II itu tidak masuk kerja selama beberapa bulan. Bahkan bawahannya itu tidak memberitahu alasannya tidak masuk kerja. Merasa tidak dihargai, Kasek mengistrahatkan sementara penjaga sekolah agar bisa melakukan koreksi atas ulahnya. ”Itu pembinaan yang saya berikan kepada bawahan saya yang tidak masuk kerja,” kata Ramli.
Jika merujuk UU Kepegawaian kata dia, maka hitungan akumulasi 42 hari tidak masuk kerja tanpa izin maka pemerintah berhak untuk melakukan pemecatan. Namun karena pertimbangan sisi kemanusiaan, dirinya akan upayakan melakukan pembinaan internal kepada penjaga sekolah itu. “Ini saya jadikan contoh untuk bawahan saya di sekolah yang malas,”tegasnya.
Untuk memasukan kembali Penjaga Sekolah itu, Ia akan menunggu verifikasi data Absen dari pihak BKD agar tidak salah aturan dalam memberikan kebijakan di Sekolah yang dipimpinnya. ”Saya tidak ada keinginan untuk keluarkan dia di Sekolah ini, namun saya ingin koordinasi dengan pihak BKD untuk kejelasan bawahan saya yang malas ini,” terangnya.
Sementara itu, Irfan yang diwawancarai di Kantin Kantor Dikpora Kabupaten Bima berasalan, Ia tidak masuk kerja karena sedang di minta bantuan oleh Kepala SDN Donggo Bolo. Katanya, Kepala Sekolah Donggo Bolo akan komukasikan hal itu kepada atasannnya di SDN Risa. Namun setelah Ia datangi ke sekolah lamanya, dia mendapati namanya dalam absen SDN Risa sudah dihapus. ”Nama saya sudah dihapus, saya tidak tahu akan nasib saya selanjutnya jika masalah ini tidak ada kebijakan sama sekali,” ujarnya.
Beberapa kali Ia berusaha meminta maaf terhadap kesalahan yang dilakukan, namun hingga hari ini belum berhasil menemukan titik terang. “Saya mengakui kesalahan saya karena meninggalkan pekerjaan tanpa alasan,” imbuhnya.
Ia berharap agar masalah ini tidak dibesarkan, karena Ia ingin bekerja secara maksimal dan fokus seperti sedia kala. ”Saya berharap agar saya dikerjakan kembali di sekolah itu, karena saya sudah mendapatkan SK Kategori II,” harapnya. (KS-17)
Kepala Sekolah, Ramli, S.Pd saat dihubungi melalui telepon seluler, Kamis (9/4) kemarin menceritakan, beberapa bulan lalu Penjaga Sekolah yang sudah mendapatkan SK Kategori II itu tidak masuk kerja selama beberapa bulan. Bahkan bawahannya itu tidak memberitahu alasannya tidak masuk kerja. Merasa tidak dihargai, Kasek mengistrahatkan sementara penjaga sekolah agar bisa melakukan koreksi atas ulahnya. ”Itu pembinaan yang saya berikan kepada bawahan saya yang tidak masuk kerja,” kata Ramli.
Jika merujuk UU Kepegawaian kata dia, maka hitungan akumulasi 42 hari tidak masuk kerja tanpa izin maka pemerintah berhak untuk melakukan pemecatan. Namun karena pertimbangan sisi kemanusiaan, dirinya akan upayakan melakukan pembinaan internal kepada penjaga sekolah itu. “Ini saya jadikan contoh untuk bawahan saya di sekolah yang malas,”tegasnya.
Untuk memasukan kembali Penjaga Sekolah itu, Ia akan menunggu verifikasi data Absen dari pihak BKD agar tidak salah aturan dalam memberikan kebijakan di Sekolah yang dipimpinnya. ”Saya tidak ada keinginan untuk keluarkan dia di Sekolah ini, namun saya ingin koordinasi dengan pihak BKD untuk kejelasan bawahan saya yang malas ini,” terangnya.
Sementara itu, Irfan yang diwawancarai di Kantin Kantor Dikpora Kabupaten Bima berasalan, Ia tidak masuk kerja karena sedang di minta bantuan oleh Kepala SDN Donggo Bolo. Katanya, Kepala Sekolah Donggo Bolo akan komukasikan hal itu kepada atasannnya di SDN Risa. Namun setelah Ia datangi ke sekolah lamanya, dia mendapati namanya dalam absen SDN Risa sudah dihapus. ”Nama saya sudah dihapus, saya tidak tahu akan nasib saya selanjutnya jika masalah ini tidak ada kebijakan sama sekali,” ujarnya.
Beberapa kali Ia berusaha meminta maaf terhadap kesalahan yang dilakukan, namun hingga hari ini belum berhasil menemukan titik terang. “Saya mengakui kesalahan saya karena meninggalkan pekerjaan tanpa alasan,” imbuhnya.
Ia berharap agar masalah ini tidak dibesarkan, karena Ia ingin bekerja secara maksimal dan fokus seperti sedia kala. ”Saya berharap agar saya dikerjakan kembali di sekolah itu, karena saya sudah mendapatkan SK Kategori II,” harapnya. (KS-17)
COMMENTS