Rizaluddin alias Fikri (29) dibekuk Tim Buru Sergap (Buser) Satuan Narkoba Polres Bima Kota Kamis lalu karena terlibat kasus narkoba.
Tercatat, sudah dua kali dengan ini Pegawai Rumah Tahanan (Rutan) Bima, Rizaluddin alias Fikri (29) dibekuk Tim Buru Sergap (Buser) Satuan Narkoba Polres Bima Kota Kamis lalu karena terlibat kasus narkoba. Akibat ulahnya itu, pihak Rutan Bima telah melaporkan hal tersebut ke Kantor Wilayah (Kanwil) Propinsi NTB secara tertulis. Rizal dinyatakan telah melanggar kode etik dalam Lembaga Permasyarakatan dan bakal dipecat sebagai pegawai Rutan.
Plt Rutan Bima, Untung Cahyo S, A. md Ip SH mengungkapkan, pasca bawahannya dibekuk Polisi karena diduga memiliki narkoba jenis sabu. Rizaluddin, disinyalir telah melanggar kode etik lembaga Pemasyarakatan. Apalagi Rizaluddin ini, beberapa tahun lalu pernah dibekuk oleh Polisi dalam kasus yang sama."Pada kasus pertamanya, Rizaluddin divonis penjara sekitar 3,5 tahun. Secara otomatis, dia pernah menjadi warga Binaan Rutan Bima,"ungkapnya Senin (13/4) pagi di Kantornya.
Pada massa hukumana pertama kasus narkoba lanjutnya, Rizaluddin terlebih dahulu dikenakan sanksi administrasi berupa penurunan pangkat. Disamping itu, pihaknya telah menyampaikan kepada pimpinan di Propinsi NTB secara lisan dan tertulis. Sebab Rizal pernah juga terjerat dalam kasus pidana yang sama."Kemungkinan besar, Rizal akan dipecat. Dikarenakan terjerat dalam kasus yang sama. Hanya saja tergantung sungguh Pimpinan Kanwil,”ujarnya.
Siapapun petugas yang melanggar hukum, termasuk terjerat kasus Narkotika. Akan menyerahkan sepenuhnya kepada Kepolisian untuk menindaklanjuti. Bagi pihaknya, akan menjerat dengan sanksi administrasi berupa penurunan pangkat. Termasuk sebelum dilakukan pemberkasan pemecatan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Terkait pelanggaran kode etik pemasyarakatan."Kami serahkan sepenuhnya ke Kanwil, soal Pemecatan,”terangnya.
Ia menegaskan, tidak semua petugas Rutan Bima terlibat narkoba. Apalagi dikatakan sebagai pengedar barang haram tersebut di dalam Rutan Bima."Kalu Rizal dibekuk Polisi, itu salahnya sendiri. Saya harap, masyarakat jangan kaitkan dengan pegawai lainnya yang tidak tahu apa-apa," tegas Untung.
Soal masuknya narkoba ke dalam Rutan Bima ini katanya, bisa saja melalui pengunjung dan ada yang melempar dari belakang gedung tembok Rutan. Kalau memang melalui pengujung Rutan Bima, seperti keluarga Napi, menurutnya sulit karena pasti akan diperiksa sebelum masuk. Sebab, kasus yang sama pernah dialami salah satu warga binaan Rutan Bima atas nama Busran, yang dibekuk Polisi karena membawa narkotika diluar Rutan Bima. Untuk rentetan peristiwa ini, ia akan menjadikan bekal agar selama perjalanan tugasnya akan memperketat pengawasan arus masuk dan keluar Napi dan pengunjung warga Binaannya."Pokoknya kami akan tegas untuk memperketat penjagaan kedepannya,"janjinya.
Seperti yang diberitakan Koran Stabilitas sebelumnya, Rizaluddin dibekuk di lingkungan Gindi Kelurahan Jatiwangi. Ditangan Rizal, ditemukan dua poket sabu, satu unit mobil avansa dan beberapa handphone. Berdasarkan pengembangan, Kepolisian akhirnya membekuk Isnaini alias Geleng yang disebut sebut sebagai pengedar dan bandar tempat Rizal membeli. Dari tangan Isnaini, Polisi berhasil mengamankan sabu sebanyak 13 poket. Alat hisap (bong) dan alat timbang. Termasuk tiga warga yang diduga sebagi pembeli. (KS-05)
Plt Rutan Bima, Untung Cahyo S, A. md Ip SH mengungkapkan, pasca bawahannya dibekuk Polisi karena diduga memiliki narkoba jenis sabu. Rizaluddin, disinyalir telah melanggar kode etik lembaga Pemasyarakatan. Apalagi Rizaluddin ini, beberapa tahun lalu pernah dibekuk oleh Polisi dalam kasus yang sama."Pada kasus pertamanya, Rizaluddin divonis penjara sekitar 3,5 tahun. Secara otomatis, dia pernah menjadi warga Binaan Rutan Bima,"ungkapnya Senin (13/4) pagi di Kantornya.
Pada massa hukumana pertama kasus narkoba lanjutnya, Rizaluddin terlebih dahulu dikenakan sanksi administrasi berupa penurunan pangkat. Disamping itu, pihaknya telah menyampaikan kepada pimpinan di Propinsi NTB secara lisan dan tertulis. Sebab Rizal pernah juga terjerat dalam kasus pidana yang sama."Kemungkinan besar, Rizal akan dipecat. Dikarenakan terjerat dalam kasus yang sama. Hanya saja tergantung sungguh Pimpinan Kanwil,”ujarnya.
Siapapun petugas yang melanggar hukum, termasuk terjerat kasus Narkotika. Akan menyerahkan sepenuhnya kepada Kepolisian untuk menindaklanjuti. Bagi pihaknya, akan menjerat dengan sanksi administrasi berupa penurunan pangkat. Termasuk sebelum dilakukan pemberkasan pemecatan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Terkait pelanggaran kode etik pemasyarakatan."Kami serahkan sepenuhnya ke Kanwil, soal Pemecatan,”terangnya.
Ia menegaskan, tidak semua petugas Rutan Bima terlibat narkoba. Apalagi dikatakan sebagai pengedar barang haram tersebut di dalam Rutan Bima."Kalu Rizal dibekuk Polisi, itu salahnya sendiri. Saya harap, masyarakat jangan kaitkan dengan pegawai lainnya yang tidak tahu apa-apa," tegas Untung.
Soal masuknya narkoba ke dalam Rutan Bima ini katanya, bisa saja melalui pengunjung dan ada yang melempar dari belakang gedung tembok Rutan. Kalau memang melalui pengujung Rutan Bima, seperti keluarga Napi, menurutnya sulit karena pasti akan diperiksa sebelum masuk. Sebab, kasus yang sama pernah dialami salah satu warga binaan Rutan Bima atas nama Busran, yang dibekuk Polisi karena membawa narkotika diluar Rutan Bima. Untuk rentetan peristiwa ini, ia akan menjadikan bekal agar selama perjalanan tugasnya akan memperketat pengawasan arus masuk dan keluar Napi dan pengunjung warga Binaannya."Pokoknya kami akan tegas untuk memperketat penjagaan kedepannya,"janjinya.
Seperti yang diberitakan Koran Stabilitas sebelumnya, Rizaluddin dibekuk di lingkungan Gindi Kelurahan Jatiwangi. Ditangan Rizal, ditemukan dua poket sabu, satu unit mobil avansa dan beberapa handphone. Berdasarkan pengembangan, Kepolisian akhirnya membekuk Isnaini alias Geleng yang disebut sebut sebagai pengedar dan bandar tempat Rizal membeli. Dari tangan Isnaini, Polisi berhasil mengamankan sabu sebanyak 13 poket. Alat hisap (bong) dan alat timbang. Termasuk tiga warga yang diduga sebagi pembeli. (KS-05)
COMMENTS