Ada yang melakukan tindakan kejahatan korupsi, sampai menipu masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh oknum pejabat di Bagian Administrasi Pembangunan Pemerintah (APP).
Bima, KS.- Ada saja ulah oknum Pejabat di Lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima, demi meraup keuntungan pribadi. Ada yang melakukan tindakan kejahatan korupsi, sampai menipu masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh oknum pejabat di Bagian Administrasi Pembangunan Pemerintah (APP). Oknum tersebut diduga melakuan penipuan terhadap sejumlah warga, mantan Kepala Desa bahkan Kepala Desa.
Salah satu sumber yang berinisial AB kepada Koran ini membeberkan sejumlah dugaan tindakan penipuan yang dilakukannya dengan memanfaatkan jabatannya untuk meyakinkan para korbannya. “Ada banyak korban yang menjadi korban penipuannya, para korban dimintai uang puluhan juta rupiah dengan menjanjikan paket proyek. Namun sampai sekarang janji tersebut tidak ditepati,” bebernya.
Sumber juga membeberkan sejumlah nama korban denga jumlah uang yang dimintainya. Seperti Kepala Desa Kalajena Kecamatan Wera, pada Tahun 2014 lalu dimintai uang Rp.10 juta dengan menjanjikan paket proyek pada anggaran APBD 2014. Namun setelah Anggaran APBD Murni 2014 berjalan, Kades dimaksud tidak mendapatkan paket yang dijanjikan.
Karena tidak ada pada APBD murni, oknum pejabat yang disebut-sebut bernama Jamil itu, berjanji kepada kepala Desa Kalajena untuk memberikan paket proyek pada APBD Perubahan Tahun 2014. “APBD-P juga tidak dikasi, terus dijanjikan lagi untuk mendapatakan pada APBD 2015. Namun sampai sekarang, paket tersebut hanyalah janji. Jadi jangan heran jika banyak orang yang mencari pak Jamil, dan Pak Jamil tidak ada di kantornya. Karena para korban datang menagih janjinya,” kata dia.
Korban lainnya yakni Mantan kepala Desa Rite dengan jumlah uang yang diambil sebanyak Rp.20 juta, Mantan Kepala Desa Kole Rp.20 juta, Ketua Yayasan MA di Rite Rp.20 Juta, dan Warga Rite Rp.18 juta. “Uang-uang yang dikumpulkan itu, sebagai fee sebesar 10 Porsen untuk mendapatkan paket proyek pada APBD 2015 ini. Namun sampai hari ini, mereka masih menagih janji tersebut bahkan mau mengamuk ke Pandopo soal janji oknum tersebut,” sebutnya.
Informasinya, Jamil meminta uang kepada para korban dengan menjanjikan paket proyek. Jumlah uang yang diminta sesuai dengan jumlah anggaran paket proyek Penujukan Langsung (PL). Misalnya, uang Rp.20 juta akan diberikan paket proyek dengan anggaran Rp.200 juta. “Kepada para korban, dia mengaku keluarga dekat Bapak Bupati, sehingga urusan proyek dialah yang mengatur, sementara Taufik sebagai Kabag APP hanya jabatan saja,” ujarnya mengutip pembicaraan para korban.
Selain informasi soal penipuan tersebut, Jamil juga diinformasikan jarang masuk kantor. Untuk mengecek kebenaran informasi tersebut, Wartawan Stabilitas mendatangi ruang kerjanya. Setelah dipantau selama beberapa hari, ruang kerjanya dalam keadaan terkunci karena yang bersangkutan tidak berada di kantor. Diluar kantor, juga terlihat beberapa orang yang datang mencari oknum pejabat itu.
Para pegawai yang dimintai keterangan membenarkan jika Kasubag Evaluasi dan Pelaporan, pada Bagian APP Setda Kabupaten Bima, Muhamad Sabirin Jamil, ST itu jarang masuk kantor. “Dia memang jarang masuk kantor, ruangannya, terkunci sudah hamper tiga bulan. Kalaupun dia datang, paling ada dua kali dalam sebulan, dan itupun Cuma sebentar, paling lama 20 menit di ruangan, terus keluar dan tidak kembali,” ujar beberapa pegawai kepada koran ini, Rabu (10/06).
Saat hendak dikonfirmasi, Kasubag Evaluasi dan Pelaporan, pada Bagian APP Setda Kabupaten Bima, Muhamad Sabirin Jamil, ST tidak berada di kantor dan ruangannya dalam keadaan terkunci. Upaya wawancara langsung tidak berhasil, kemudian dihubungi lewat telepon beberapa kali, yang bersangkutan tidak menjawab. Kemudian dicoba konfirmasi melalui pesan singkat (SMS) pun tidak ada jawaban juga. Hingga berita ini ditulis, yang bersangkutan tidak mengangkat telepon, tidak menjawab SMS dan tidak ada di kantor. (KS-02)
Salah satu sumber yang berinisial AB kepada Koran ini membeberkan sejumlah dugaan tindakan penipuan yang dilakukannya dengan memanfaatkan jabatannya untuk meyakinkan para korbannya. “Ada banyak korban yang menjadi korban penipuannya, para korban dimintai uang puluhan juta rupiah dengan menjanjikan paket proyek. Namun sampai sekarang janji tersebut tidak ditepati,” bebernya.
Sumber juga membeberkan sejumlah nama korban denga jumlah uang yang dimintainya. Seperti Kepala Desa Kalajena Kecamatan Wera, pada Tahun 2014 lalu dimintai uang Rp.10 juta dengan menjanjikan paket proyek pada anggaran APBD 2014. Namun setelah Anggaran APBD Murni 2014 berjalan, Kades dimaksud tidak mendapatkan paket yang dijanjikan.
Karena tidak ada pada APBD murni, oknum pejabat yang disebut-sebut bernama Jamil itu, berjanji kepada kepala Desa Kalajena untuk memberikan paket proyek pada APBD Perubahan Tahun 2014. “APBD-P juga tidak dikasi, terus dijanjikan lagi untuk mendapatakan pada APBD 2015. Namun sampai sekarang, paket tersebut hanyalah janji. Jadi jangan heran jika banyak orang yang mencari pak Jamil, dan Pak Jamil tidak ada di kantornya. Karena para korban datang menagih janjinya,” kata dia.
Korban lainnya yakni Mantan kepala Desa Rite dengan jumlah uang yang diambil sebanyak Rp.20 juta, Mantan Kepala Desa Kole Rp.20 juta, Ketua Yayasan MA di Rite Rp.20 Juta, dan Warga Rite Rp.18 juta. “Uang-uang yang dikumpulkan itu, sebagai fee sebesar 10 Porsen untuk mendapatkan paket proyek pada APBD 2015 ini. Namun sampai hari ini, mereka masih menagih janji tersebut bahkan mau mengamuk ke Pandopo soal janji oknum tersebut,” sebutnya.
Informasinya, Jamil meminta uang kepada para korban dengan menjanjikan paket proyek. Jumlah uang yang diminta sesuai dengan jumlah anggaran paket proyek Penujukan Langsung (PL). Misalnya, uang Rp.20 juta akan diberikan paket proyek dengan anggaran Rp.200 juta. “Kepada para korban, dia mengaku keluarga dekat Bapak Bupati, sehingga urusan proyek dialah yang mengatur, sementara Taufik sebagai Kabag APP hanya jabatan saja,” ujarnya mengutip pembicaraan para korban.
Selain informasi soal penipuan tersebut, Jamil juga diinformasikan jarang masuk kantor. Untuk mengecek kebenaran informasi tersebut, Wartawan Stabilitas mendatangi ruang kerjanya. Setelah dipantau selama beberapa hari, ruang kerjanya dalam keadaan terkunci karena yang bersangkutan tidak berada di kantor. Diluar kantor, juga terlihat beberapa orang yang datang mencari oknum pejabat itu.
Para pegawai yang dimintai keterangan membenarkan jika Kasubag Evaluasi dan Pelaporan, pada Bagian APP Setda Kabupaten Bima, Muhamad Sabirin Jamil, ST itu jarang masuk kantor. “Dia memang jarang masuk kantor, ruangannya, terkunci sudah hamper tiga bulan. Kalaupun dia datang, paling ada dua kali dalam sebulan, dan itupun Cuma sebentar, paling lama 20 menit di ruangan, terus keluar dan tidak kembali,” ujar beberapa pegawai kepada koran ini, Rabu (10/06).
Saat hendak dikonfirmasi, Kasubag Evaluasi dan Pelaporan, pada Bagian APP Setda Kabupaten Bima, Muhamad Sabirin Jamil, ST tidak berada di kantor dan ruangannya dalam keadaan terkunci. Upaya wawancara langsung tidak berhasil, kemudian dihubungi lewat telepon beberapa kali, yang bersangkutan tidak menjawab. Kemudian dicoba konfirmasi melalui pesan singkat (SMS) pun tidak ada jawaban juga. Hingga berita ini ditulis, yang bersangkutan tidak mengangkat telepon, tidak menjawab SMS dan tidak ada di kantor. (KS-02)
COMMENTS