Pada hari kedua operasi gabungan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) kembali mengamankan sejumlah kosmetik dan produk pangan berbahaya.
Kota Bima, KS.- Pada hari kedua operasi gabungan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Dinas Kesehatan (Dikes), Diskoperindag dan Sat Pol PP Kota Bima, Jum’at (29/5) pagi kembali mengamankan sejumlah kosmetik dan produk pangan berbahaya. Salah satunya, 50 kilogram mie bakso mengandung formalin dari produsen di wilayah pasar Kelurahan Tanjung.
Pemusnahan Mie formalin dan kosmetik
Mie basah yang baru selesai diproduksi itu siap diedarkan kepada konsumen. Untungnya, petugas lebih dulu mengamankan mie tersebut sebelum dikonsumsi masyarakat. “Produsen ini memang kita intai, kemarin memang tidak menggunakan formalin, tapi saat kita turun tadi pagi dia tidak bisa mengelak karena kita temukan mie basah berformalin yang diproduksi,” terang Kepala Seksi Pemeriksaan BPOM Mataram, Yosef Dwi Irwan PS di Kantor Dikes Kota Bima.
Yosef mengaku, mie berformalin itu dipasarkan produsen pada sejumlah penjual bakso di Kota Bima dan diindikasi sudah lama dilakukan. Pasalnya, pada operasi hari pertama pihaknya melakukan pengujian terhadap mie basah dari tiga penjual bakso dan hasilnya mengejutkan karena semuanya positif mengandung formalin. Mie tersebut juga telah diamankan dan dimusnahkan secara bersamaan dengan barang bukti lainnya.
Diakuinya, dari hasil operasi hari kedua pihaknya juga mengamankan sejumlah produk pangan berbahaya. Hal itu diketahui dari hasil pengujian terhadap 28 produk pangan. Diantaranya, mie basah, tempe, tahu, krupuk, kue lapis, ikan, cumi dan udang. “Dari 28 sampel yang kami uji, 23 memenuhi ketentuan sedangkan 5 diantaranya mengandung bahan berbahaya. Seperti boraks pada krupuk dan formalin pada mie basah,” tuturnya didampingi Sekretraris Dikes Kota Bima.
Begitupun pada kosmetik sambungnya, banyak sekali kosmetik diamankan karena mengandung bahan berbahaya seperti mercury, hidrokinon dan asam retinoat. Zat ini apabila digunakan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit. Selain itu, terdapat produk kosmetik palsu dan tidak memiliki ijin edar juga diamankan untuk dimusnahkan.
Ia menegaskan, sanksi untuk yang mengedarkan kosmetik berbahaya sesuai UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dapat dikenakan denda Rp.1,5 Miliar dan pidana maksimal 15 tahun penjara. Sedangkan untuk pengedar dan pembuat pangan berbahaya sesuai UU Nomor 18 2012 tentang pangan denda Rp.10 Miliar dan pidana maksimal 5 tahun. “Namun saat ini kita masih lakukan upaya persuasif dan pembinaan. Tapi kalau berkali-kali dibina kita akan ambil tindakan tegas sesuai aturan berlaku,” tegasnya.
Yosef menambahkan, operasi tersebut memang dilakukan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat terhadap kosmetik dan pangan berbahaya yang beredar. Selama dua hari pihaknya memang menyisir wilayah Pasar Kota Bima, Pasar Senggol dan Pasar Raba tempat dicurigai banyaknya kosmetik dan pangan berbahaya tersebut. Rencananya, operasi gabungan masih akan dilakukan pada Sabtu (30/5). (KS-13)
Pemusnahan Mie formalin dan kosmetik
Mie basah yang baru selesai diproduksi itu siap diedarkan kepada konsumen. Untungnya, petugas lebih dulu mengamankan mie tersebut sebelum dikonsumsi masyarakat. “Produsen ini memang kita intai, kemarin memang tidak menggunakan formalin, tapi saat kita turun tadi pagi dia tidak bisa mengelak karena kita temukan mie basah berformalin yang diproduksi,” terang Kepala Seksi Pemeriksaan BPOM Mataram, Yosef Dwi Irwan PS di Kantor Dikes Kota Bima.
Yosef mengaku, mie berformalin itu dipasarkan produsen pada sejumlah penjual bakso di Kota Bima dan diindikasi sudah lama dilakukan. Pasalnya, pada operasi hari pertama pihaknya melakukan pengujian terhadap mie basah dari tiga penjual bakso dan hasilnya mengejutkan karena semuanya positif mengandung formalin. Mie tersebut juga telah diamankan dan dimusnahkan secara bersamaan dengan barang bukti lainnya.
Diakuinya, dari hasil operasi hari kedua pihaknya juga mengamankan sejumlah produk pangan berbahaya. Hal itu diketahui dari hasil pengujian terhadap 28 produk pangan. Diantaranya, mie basah, tempe, tahu, krupuk, kue lapis, ikan, cumi dan udang. “Dari 28 sampel yang kami uji, 23 memenuhi ketentuan sedangkan 5 diantaranya mengandung bahan berbahaya. Seperti boraks pada krupuk dan formalin pada mie basah,” tuturnya didampingi Sekretraris Dikes Kota Bima.
Begitupun pada kosmetik sambungnya, banyak sekali kosmetik diamankan karena mengandung bahan berbahaya seperti mercury, hidrokinon dan asam retinoat. Zat ini apabila digunakan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit. Selain itu, terdapat produk kosmetik palsu dan tidak memiliki ijin edar juga diamankan untuk dimusnahkan.
Ia menegaskan, sanksi untuk yang mengedarkan kosmetik berbahaya sesuai UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dapat dikenakan denda Rp.1,5 Miliar dan pidana maksimal 15 tahun penjara. Sedangkan untuk pengedar dan pembuat pangan berbahaya sesuai UU Nomor 18 2012 tentang pangan denda Rp.10 Miliar dan pidana maksimal 5 tahun. “Namun saat ini kita masih lakukan upaya persuasif dan pembinaan. Tapi kalau berkali-kali dibina kita akan ambil tindakan tegas sesuai aturan berlaku,” tegasnya.
Yosef menambahkan, operasi tersebut memang dilakukan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat terhadap kosmetik dan pangan berbahaya yang beredar. Selama dua hari pihaknya memang menyisir wilayah Pasar Kota Bima, Pasar Senggol dan Pasar Raba tempat dicurigai banyaknya kosmetik dan pangan berbahaya tersebut. Rencananya, operasi gabungan masih akan dilakukan pada Sabtu (30/5). (KS-13)
COMMENTS