H.Syafrudin lebih diunggulkan sekaligus berpeluang besar meraih kemenangan pada pesta demokrasi tersebut.
Bima, KS.- Pertarungan politik pada ajang kompetisi guna memperebutkan kursi orang nomor satu Kabupaten Bima periode 2016-2021, bakal bersaing ketat. Betapa tidak, para figur yang dipastikan tampil sebagai Calon Bupati (Cabup) merupakan politisi yang sudah terbukti dan teruji kemampuanya dalam berpolitik. Diantaranya, cabup incumbent, Drs.H.Syafrudin, HM.Nur,M.Pd,MM, Hj. Indah Damayanti Putri, dan Adi Mahyudi. Namun dari tiga kandidat itu, nama H.Syafrudin lebih diunggulkan sekaligus berpeluang besar meraih kemenangan pada pesta demokrasi tersebut.
"Popularitas dan dukungan rakyat untuk H.Syafru lebih besar dibanding kandidat lain. Jadi tidak berlebihan, apabila incumben bakal meraih kemenangan Pemilukada kali ini, sekaligus kembali memimpin kabupaten periode lima tahun berikutnya," prediksi Akademisi STISIP Mbojo Bima, Ahmad Yani, SEI, MPd kepada Koran Stabilitas belum lama ini.
Keyakinan menang untuk Cabup yang diusung partai Nasdem itu bukan tanpa alasan. Apalagi lanjutnya, popularitas dan dukungan terhadap kandidat itu mengalami peningkatan seiring berjalannya waktu. Praktis, dukungan rakyat untuk calon pemimpin itu masih unggul dibanding kandidat lain."H.Syafru masih kuat, kepercayaan rakyat terhadap cabup itu masih besar. Tapi, kita tunggu hasil akhir dari pertarungan adu gengsi para politisi tersebut," ujarnya.
Disinggung peluang kemenangan Adi dan Dinda dalam pesta demokrasi lima tahunan dimaksud, Yani menilai karier juga kemampuan politik Ketua DPD II PAN yakni Adi tidak diragukan lagi. Hanya saja, pada momen politik periode ini akan lebih tepat apabila yang bersangkutan menjadi orang nomor dua (cawabup). Artinya, tidak bersikeras maju sebagai cabup.
"Kalau Adi cerdas membaca sekaligus memanfaatkan peluang, akan lebih cocok menjadi cawabup, apakah dengan H.Syafru atau cabup manapun. Lagipula, Adi lebih berpeluang besar mengembangkan karier politiknya dengan menjadi cawabup ketimbang cabup. Tapi itu menurut penilaian saya pribadi, saya hanya sebatas memberi masukan," tandasnya.
Berbeda dengan peluang Dinda sebutnya, istri mendiang almarhum Bupati, H.Feri Zulkarnain, ST itu masih diunggulkan, terlepas tampil sebagai cabup atau cawabup. Mengingat, jasa almarhum suaminya masih melekat di hati rakyat. Tapi secara hitungan politik termasuk dukungan basis massa dalam ajang bergengsi 9 Desember 2015 mendatang, Ketua DPD II Golkar (ARB) itu lebih diuntungkan menjadi cawabup dibanding cabup.
Keuntunganya, dari segi finansial, karier politik kedepan baik untuk pribadi Dinda, keluarga, lebih-lebih generasi penerus almarhum Sultan Bima (Dae Feri). Termasuk, menguntungkan untuk partai, karena terbuka kesempatan untuk kader golkar lainya. Sementara, menjadi cabup justru sebaliknya, meski terbuka peluang. Mengingat, jasa almarhum suaminya."Peluang tampil sebagai cabup, memang ada. Cuman, hingga saat ini bahkan sampai kapanpun sangat sulit menerima kaum nisa sebagai pemimpin. Kalau boleh saya berpendapat, Dinda sebaiknya jadi cawabup. Namun, apapun sikap politik tergaantung Dinda, sekali lagi saya hanya sebatas memberi masukan," terangnya.
Meski demikian tambahnya, poluraritas orang nomor dua (cawabup) sangat berpengaruh untuk menentukan kemenangan. Artinya, raihan kemenangan baik H.Syafru, Dinda maupun Adi juga sangat bergantung pada siapa figur pendampingnya. Tapi dirinya tidak menampik, jika saat ini dukungan untuk H.SYafru masih sangat kuat."Sekali lagi, dukungan dan kepercayaan rakyat untuk H.Syafru masih kuat. Tapi penentuan untuk menang pada pesta demokrasi itu tidak terlepas dari figur cawabupnya," tambahnya. (KS-09)
"Popularitas dan dukungan rakyat untuk H.Syafru lebih besar dibanding kandidat lain. Jadi tidak berlebihan, apabila incumben bakal meraih kemenangan Pemilukada kali ini, sekaligus kembali memimpin kabupaten periode lima tahun berikutnya," prediksi Akademisi STISIP Mbojo Bima, Ahmad Yani, SEI, MPd kepada Koran Stabilitas belum lama ini.
Keyakinan menang untuk Cabup yang diusung partai Nasdem itu bukan tanpa alasan. Apalagi lanjutnya, popularitas dan dukungan terhadap kandidat itu mengalami peningkatan seiring berjalannya waktu. Praktis, dukungan rakyat untuk calon pemimpin itu masih unggul dibanding kandidat lain."H.Syafru masih kuat, kepercayaan rakyat terhadap cabup itu masih besar. Tapi, kita tunggu hasil akhir dari pertarungan adu gengsi para politisi tersebut," ujarnya.
Disinggung peluang kemenangan Adi dan Dinda dalam pesta demokrasi lima tahunan dimaksud, Yani menilai karier juga kemampuan politik Ketua DPD II PAN yakni Adi tidak diragukan lagi. Hanya saja, pada momen politik periode ini akan lebih tepat apabila yang bersangkutan menjadi orang nomor dua (cawabup). Artinya, tidak bersikeras maju sebagai cabup.
"Kalau Adi cerdas membaca sekaligus memanfaatkan peluang, akan lebih cocok menjadi cawabup, apakah dengan H.Syafru atau cabup manapun. Lagipula, Adi lebih berpeluang besar mengembangkan karier politiknya dengan menjadi cawabup ketimbang cabup. Tapi itu menurut penilaian saya pribadi, saya hanya sebatas memberi masukan," tandasnya.
Berbeda dengan peluang Dinda sebutnya, istri mendiang almarhum Bupati, H.Feri Zulkarnain, ST itu masih diunggulkan, terlepas tampil sebagai cabup atau cawabup. Mengingat, jasa almarhum suaminya masih melekat di hati rakyat. Tapi secara hitungan politik termasuk dukungan basis massa dalam ajang bergengsi 9 Desember 2015 mendatang, Ketua DPD II Golkar (ARB) itu lebih diuntungkan menjadi cawabup dibanding cabup.
Keuntunganya, dari segi finansial, karier politik kedepan baik untuk pribadi Dinda, keluarga, lebih-lebih generasi penerus almarhum Sultan Bima (Dae Feri). Termasuk, menguntungkan untuk partai, karena terbuka kesempatan untuk kader golkar lainya. Sementara, menjadi cabup justru sebaliknya, meski terbuka peluang. Mengingat, jasa almarhum suaminya."Peluang tampil sebagai cabup, memang ada. Cuman, hingga saat ini bahkan sampai kapanpun sangat sulit menerima kaum nisa sebagai pemimpin. Kalau boleh saya berpendapat, Dinda sebaiknya jadi cawabup. Namun, apapun sikap politik tergaantung Dinda, sekali lagi saya hanya sebatas memberi masukan," terangnya.
Meski demikian tambahnya, poluraritas orang nomor dua (cawabup) sangat berpengaruh untuk menentukan kemenangan. Artinya, raihan kemenangan baik H.Syafru, Dinda maupun Adi juga sangat bergantung pada siapa figur pendampingnya. Tapi dirinya tidak menampik, jika saat ini dukungan untuk H.SYafru masih sangat kuat."Sekali lagi, dukungan dan kepercayaan rakyat untuk H.Syafru masih kuat. Tapi penentuan untuk menang pada pesta demokrasi itu tidak terlepas dari figur cawabupnya," tambahnya. (KS-09)
COMMENTS