Derita Eni Kurniati (19) korban dugaan penganiayaan oleh Abdullah Sarmin mantan Narapida (Napi) Narkoba yang tengah dirawat di BLUD Bima terus mendapat perhatian sejumlah kalangan. Salah satu, Forum Komunikasi Guru Olahraga (FIGO)
Bima, KS.– Derita Eni Kurniati (19) korban dugaan penganiayaan oleh Abdullah Sarmin mantan Narapida (Napi) Narkoba yang tengah dirawat di BLUD Bima terus mendapat perhatian sejumlah kalangan. Salah satu, Forum Komunikasi Guru Olahraga (FIGO). Kunjungan forum yang di koordinir Guru Olahraga SDN 29 Kota BIma, Ikbal Tanjung, S.Pd itu, lantaran merasa peduli dan terpanggil moralnya terhadap masalah kriminal yang menimpa dunia pendidikan saat ini. Apalagi, korban merupakan pelajar SMKN 3 Kota Bima.
Ilustrasi
“Selain tujuan social sebagai bentuk perhatian dan solidaritas terhadap sesama manusia, kegiatan semacam ini kami lakukan karena kepedulian kami terhadap persoalan yang tengah dihadapi dunia pendidikan. Ditambah lagi, korban kekerasan itu masih duduk dibangku kelas II sekolah kejuruan,” ujar tenaga pendidik kelahiran Tanjung tersebut.
Kegiatan social semacam ini bukan kali ini saja, melainkan sudah sering kali dilakukan forum tersebut. Artinya, bukan hanya focus pada permasalahan pendidikan saja, tapi disegala aspek kehidupan. Seperti, kebanjiran, meletusnya gunung, kebakaran, dan sejumlah persoalan social lain yang dihadapi rakyat.”Kegiatan social semacam ini sudah sering kami lakukan, bahkan kami rela mengeluarkan uang pribadi demi membantu para korban dalam kaitan itu,” akunya.
Terlepas dari itu, Ikbal secara tegas meminta kepada Pemerintah Kota Bima melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) dan DPRD untuk segera mengambil sikap atas permasalahan yang dialami pelajar korban penganiayaan mantan napi tersebut. Selain itu, Ikbal juga meminta kepada Aparat Penegak Hukum Polres Bima Kota untuk memberikan hukuman setimpal sesuai perbuatanya.
”Hukum pelaku seberat-beratnya untuk mempertanggungjawabkan perbuatanya, apalagi kabarnya pelaku dibebaskan bersyarat atas kasus narkoba yang dilakukanya. Hal itu penting dilakukan untuk mencegah terjadi perbuatan serupa dikemudian hari. Untuk pemerintah lebih-lebih dikpora, saya minta membuka mata, segera mengambil sikap atas persoalan yang menimpa pelajar tersebut,” tegasnya. (KS-09)
Ilustrasi
“Selain tujuan social sebagai bentuk perhatian dan solidaritas terhadap sesama manusia, kegiatan semacam ini kami lakukan karena kepedulian kami terhadap persoalan yang tengah dihadapi dunia pendidikan. Ditambah lagi, korban kekerasan itu masih duduk dibangku kelas II sekolah kejuruan,” ujar tenaga pendidik kelahiran Tanjung tersebut.
Kegiatan social semacam ini bukan kali ini saja, melainkan sudah sering kali dilakukan forum tersebut. Artinya, bukan hanya focus pada permasalahan pendidikan saja, tapi disegala aspek kehidupan. Seperti, kebanjiran, meletusnya gunung, kebakaran, dan sejumlah persoalan social lain yang dihadapi rakyat.”Kegiatan social semacam ini sudah sering kami lakukan, bahkan kami rela mengeluarkan uang pribadi demi membantu para korban dalam kaitan itu,” akunya.
Terlepas dari itu, Ikbal secara tegas meminta kepada Pemerintah Kota Bima melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) dan DPRD untuk segera mengambil sikap atas permasalahan yang dialami pelajar korban penganiayaan mantan napi tersebut. Selain itu, Ikbal juga meminta kepada Aparat Penegak Hukum Polres Bima Kota untuk memberikan hukuman setimpal sesuai perbuatanya.
”Hukum pelaku seberat-beratnya untuk mempertanggungjawabkan perbuatanya, apalagi kabarnya pelaku dibebaskan bersyarat atas kasus narkoba yang dilakukanya. Hal itu penting dilakukan untuk mencegah terjadi perbuatan serupa dikemudian hari. Untuk pemerintah lebih-lebih dikpora, saya minta membuka mata, segera mengambil sikap atas persoalan yang menimpa pelajar tersebut,” tegasnya. (KS-09)
COMMENTS