Sebab faktanya, puluhan anggota dewan lebih memilih keluyuran di luar Ruang Rapat utama Lembaga tersebut. Padahal, Pimpinan Rapat Paripurna ke 13 belum mengetuk palu
Bima, KS.- Keberadaan Wakil Rakyat yang duduk di kursi DPRD tak hanya mempejuangkan aspirasi rakyat, mengontrol dan mengawasi tugas Eksekutif dalam menjalankan roda pemerintahan Tapi, juga sebagai panutan, contoh serta teladan bagi masyarakat banyak, termasuk buat Birokrasi. Sayangnya, hal itu justru berbanding terbalik dengan kenyataan yang terjadi. Sebab faktanya, puluhan anggota dewan lebih memilih keluyuran di luar Ruang Rapat utama Lembaga tersebut. Padahal, Pimpinan Rapat Paripurna ke 13 belum mengetuk palu sebagai tanda berakhirnya agenda rapat dimaksud.

DPRD
Pantauan langsung Wartawan dilokasi rapat resmi yang berlangsung Rabu (19/08) kemarin, sebanyak 28 kursi yang diduduki anggota dewan terlihat kosong. Dua deretan kursi hanya terdapat beberapa anggota dewan, sementara satu deretan kursi tak satupun terisi. Setelah dicek, ternyata sebagian ada yang berada di ruang komisi, sebagianya lagi belum diketahui berada dimana.
Namun tak cuman anggota dewan yang tak mengikuti rapat hingga selesai, melainkan juga para perwakilan eksekutif. Hanya saja, jumlahnya tak sebanyak anggota dewan. Sementara, perwakilan dari Kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang diundang dalam kegiatan dimaksud mengikuti rapat hingga selesai.
Informasi diperoleh Koran Stabilitas, jadwal dimulainya rapat itu molor hingga satu jam. Artinya, potret buram pada lembaga moral tersebut bukan hanya karena puluhan anggota dewan yang meninggalkan ruang rapat sebelum selesai. Tapi, juga lantaran pelaksanaan rapat yang tidak sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Praktis, Wakil Ketua Pimpinan DPRD, H.Syamsudin, SH mengetok palu sebagai tanda berakhirnya rapat. Duta Partai Gerindra itu mengakhiri rapat tepatnya pukul 11.45 Wita. (KS-09)

DPRD
Pantauan langsung Wartawan dilokasi rapat resmi yang berlangsung Rabu (19/08) kemarin, sebanyak 28 kursi yang diduduki anggota dewan terlihat kosong. Dua deretan kursi hanya terdapat beberapa anggota dewan, sementara satu deretan kursi tak satupun terisi. Setelah dicek, ternyata sebagian ada yang berada di ruang komisi, sebagianya lagi belum diketahui berada dimana.
Namun tak cuman anggota dewan yang tak mengikuti rapat hingga selesai, melainkan juga para perwakilan eksekutif. Hanya saja, jumlahnya tak sebanyak anggota dewan. Sementara, perwakilan dari Kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang diundang dalam kegiatan dimaksud mengikuti rapat hingga selesai.
Informasi diperoleh Koran Stabilitas, jadwal dimulainya rapat itu molor hingga satu jam. Artinya, potret buram pada lembaga moral tersebut bukan hanya karena puluhan anggota dewan yang meninggalkan ruang rapat sebelum selesai. Tapi, juga lantaran pelaksanaan rapat yang tidak sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Praktis, Wakil Ketua Pimpinan DPRD, H.Syamsudin, SH mengetok palu sebagai tanda berakhirnya rapat. Duta Partai Gerindra itu mengakhiri rapat tepatnya pukul 11.45 Wita. (KS-09)
COMMENTS