Abdul Hasim, salah seorang warga Dusun Sarita Desa Punti yang baru beberapa tahun terakhir ini sukses mengirim bawang asli Bima, hasil tani di beberapa Kecamatan di Kabupaten Bima ke Kabupaten Brebes
Bima, KS.- Jika selama ini masyarakat Bima sebatas mendengar dari mulut ke mulut soal ulah oknum pengusaha bawang di Brebes, yang menggunakan bawang asal Bima, berlabel bawang brebes. Kali ini, masyarakat Bima bisa membuktikan isu miris tersebut, berdasarkan pengakuan salah seorang pengusaha bawang di Desa Punti Kecamatan Soromandi.
Ilustrasi Bawang Merah
Abdul Hasim, salah seorang warga Dusun Sarita Desa Punti yang baru beberapa tahun terakhir ini sukses mengirim bawang asli Bima, hasil tani di beberapa Kecamatan di Kabupaten Bima ke Kabupaten Brebes Propinsi Jawa Tengah. Di depan Wartawan Koran Stabilitas, pengusaha muda Soromandi ini mengaku telah mengirim puluhan ribu ton bawang merah asal Soromandi ke Kabupaten Brebes.”Di Tahun 2015 sekarang sudah mengirim banyak bawang merah ke brebes. Khusus di Desa Sampungu lebih kurang 600 ton, Desa Sai hampir 100 ton, sementara di Desa Sowa dan Desa Punti, telah dikirim sekitar 150 ton lebih,”urainya.
Bawang sebanyak itu merupakan hasil tani warga Soromandi, juga warga Desa lain yang menggarap lahan warga Soromandi hanya untuk menanam bawang. Kata Hasyim, dalam beberapa tahun terakhir ini, produksi bawang merah di Soromandi terus meningkat, hanya saja harga bawang sekarang tak membuat para petani beruntung banyak, bahkan lebih banyak petani kembali modal, lantaran harga bawang turun hingga Rp.400Ribu lebih per seratus kilo gram.”Saya merasakan betul bagaimana perasaan petani di soromandi saat ini, akibat harga bawang yang turun drastis. Petani baru bisa mendapatkan keuntungan, bila harga bawang Rp.700-800Ribu per seratus kilogram,”paparnya.
Kenapa harga bawang sekarang turun hingga angka Rp.400Ribu per 100Kg ?. Hasyim tak bisa menjelaskannya, karena para pengusaha mitranya membeli harga tak jauh dari harga beli di Bima. Itu pun katanya, hanya beberapa pengusaha yang mau bermitra dengan pengusaha di Bima, dengan berbagai alasan yang tak jelas.”Saya bersyukur punya mitra kerja di luar Propinsi NTB ini, sehingga saya bisa menjual langsung bawang hasil tani petani di soromandi,”tuturnya bangga.
Bagaimana dengan isu yang berkembang selama ini, bahwa bawang merah asal Bima dilabelkan bawang brebes oleh oknum yang tidak bertanggungjawab ?. Dengan jelas dan tegas, Hasyim menduga isu itu benar adanya. Pasalnya, saat ini pengusaha brebes lebih suka membeli bawang merah di Bima, ketimbang bawang daerah lain.”Itu menandakan bawang di Bima lebih bermutu dan berkualitas tinggi, dibandingkan dengan bawang daerah lain, termasuk bawang hasil tanam di Brebes,”ujarnya duga.
Hasyim berharap, agar bawang hasil tani para petani di Kabupaten Bima dibeli dengan harga layak oleh pengusaha bawang. Jika tidak, maka jangan harap petani bisa merubah hidup dari pendapatan hasil tani bawang, karena harga bawang sekarang tak kunjung naik, sementara harga bibit bawang yang harus dibeli para petani sekarang diatas Rp.1Juta per 100Kg, sedangkan harga petani saat ini maksimal Rp.700Ribu per 100Kg, itupun harus kondisi bawang super atau jumbo.”Semoga harga bawang bisa naik lagi, agar petani kita di bima mendapat keuntungan banyak dari hasil kerja keras menanam bawang,”ujarnya penuh harap.(KS-fik)
Ilustrasi Bawang Merah
Abdul Hasim, salah seorang warga Dusun Sarita Desa Punti yang baru beberapa tahun terakhir ini sukses mengirim bawang asli Bima, hasil tani di beberapa Kecamatan di Kabupaten Bima ke Kabupaten Brebes Propinsi Jawa Tengah. Di depan Wartawan Koran Stabilitas, pengusaha muda Soromandi ini mengaku telah mengirim puluhan ribu ton bawang merah asal Soromandi ke Kabupaten Brebes.”Di Tahun 2015 sekarang sudah mengirim banyak bawang merah ke brebes. Khusus di Desa Sampungu lebih kurang 600 ton, Desa Sai hampir 100 ton, sementara di Desa Sowa dan Desa Punti, telah dikirim sekitar 150 ton lebih,”urainya.
Bawang sebanyak itu merupakan hasil tani warga Soromandi, juga warga Desa lain yang menggarap lahan warga Soromandi hanya untuk menanam bawang. Kata Hasyim, dalam beberapa tahun terakhir ini, produksi bawang merah di Soromandi terus meningkat, hanya saja harga bawang sekarang tak membuat para petani beruntung banyak, bahkan lebih banyak petani kembali modal, lantaran harga bawang turun hingga Rp.400Ribu lebih per seratus kilo gram.”Saya merasakan betul bagaimana perasaan petani di soromandi saat ini, akibat harga bawang yang turun drastis. Petani baru bisa mendapatkan keuntungan, bila harga bawang Rp.700-800Ribu per seratus kilogram,”paparnya.
Kenapa harga bawang sekarang turun hingga angka Rp.400Ribu per 100Kg ?. Hasyim tak bisa menjelaskannya, karena para pengusaha mitranya membeli harga tak jauh dari harga beli di Bima. Itu pun katanya, hanya beberapa pengusaha yang mau bermitra dengan pengusaha di Bima, dengan berbagai alasan yang tak jelas.”Saya bersyukur punya mitra kerja di luar Propinsi NTB ini, sehingga saya bisa menjual langsung bawang hasil tani petani di soromandi,”tuturnya bangga.
Bagaimana dengan isu yang berkembang selama ini, bahwa bawang merah asal Bima dilabelkan bawang brebes oleh oknum yang tidak bertanggungjawab ?. Dengan jelas dan tegas, Hasyim menduga isu itu benar adanya. Pasalnya, saat ini pengusaha brebes lebih suka membeli bawang merah di Bima, ketimbang bawang daerah lain.”Itu menandakan bawang di Bima lebih bermutu dan berkualitas tinggi, dibandingkan dengan bawang daerah lain, termasuk bawang hasil tanam di Brebes,”ujarnya duga.
Hasyim berharap, agar bawang hasil tani para petani di Kabupaten Bima dibeli dengan harga layak oleh pengusaha bawang. Jika tidak, maka jangan harap petani bisa merubah hidup dari pendapatan hasil tani bawang, karena harga bawang sekarang tak kunjung naik, sementara harga bibit bawang yang harus dibeli para petani sekarang diatas Rp.1Juta per 100Kg, sedangkan harga petani saat ini maksimal Rp.700Ribu per 100Kg, itupun harus kondisi bawang super atau jumbo.”Semoga harga bawang bisa naik lagi, agar petani kita di bima mendapat keuntungan banyak dari hasil kerja keras menanam bawang,”ujarnya penuh harap.(KS-fik)
COMMENTS