Sebanyak 20 batang pipa ukuran 8 Inci sepanjang 120 Meter milik Perusaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bima terbakar pada
Bima, KS.- Sebanyak 20 batang pipa ukuran 8 Inci sepanjang 120 Meter milik Perusaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bima terbakar pada Selasa (29/9) sore kemarin di lahan tutupan negara perbatasan Lelamase Kota Bima dan Wawo Maria Kabupaten Bima. Diduga pipa bermerek HDPE berwarna hitam jenis karet tersebut dibakar oleh oknum masyarakat yang mencari air madu dihutan tersebut. Pasalnya, saat bagian perencanaan dari tim PDAM yang turun cek Rabu (30/9) diketemukan bekas api menakuti madu sarangnya, sebelum madunya diperas dan dimasukan kedalam wadah penampungan (Cerigen).
Akibat pipa dilahap si jago merah, beberapa penerima manfaat air bersih seperti di Kelurahan Dodu, Kodo, Kumbe (Kecamatan Rasanae Timur) dan sebagian kelurahan di Kecamatan Raba kekeringan air (Macet) yang bersumber dari PDAM Bima. Direktur PDAM Kabupaten Bima melalui Direktur Keuangan Drs. H. Abdullah Zain pada wartawan Kamis (1/10) mengatakan, pipa tersebut muda terbakar dikarenakan posisinya berada diatas permukaan tanah dan sebenarnya harus dipasang pipa besi dan bukan pipa yang berbahan plastik maupun karet seperti jenis HDPE ini. “Pipa HDPE ini bukan segaja diletakkan diatas permukaan tanah. Pasalnya, dijalur hutan tutupan negara itu dikelilingi batu tadas, sehingga tidak dapat digali untuk ditanam ketanah secara langsung,” ujarnya dikantor PDAM Bima.
Akibat kebakaran pipa transmisi itu, pihaknya dirugikan Rp. 26 juta-an. Pasalnya, harga pipa jenis HDPE Rp. 215 ribu per meternya, namun untuk memenuhi kepuasan pelanggang di Kota Bima pihak PDAM Bima sudah melaporkan musibah itu pada Satuan Kerja (Satker) Pengembangan Air Minum Mataram Propinsi NTB agar dilakukan perbaikan.
Dalam wawancara khusus itu, H. Abdullah Zain meluruskan pemberitaan Stabilitas edisi Senin (28/9) terkait hasil reses DPRD Kota Bima dapil III Kecamatan Raba dan Rasanae Timur yang menyepakati agar pipa PDAM dipotong (Dirusak) saja, karena sumber mata airnya bersumber dari Kota Bima dan pemanfaatnya dari Kota Bima akan tetapi hasilnya Pendapan Anggaran Daerah (PAD) masuk di daerah lain yakni Kabupaten Bima.
Menurut H. Abdullah Zain, Kota Bima hanya saja dijadikan sebagai tempat pengolahan saja seperti di Lelamase dan Nungga, sedangkan sumber mata air dari Kabupaten Bima yakni wilayah Maria Kecamatan Wawo. Jatah air gartis untuk Lelamase saat ini (Musim Kemarau) 5 Liter per detik, begitupun yang Kota Bima hingga kecamatan Rasanae Barat 5 liter per detik. “Inikan musim kemarau sehingga detik airnya berkurang, lain halnya saat musim hujan nanti detik air bisa diatas 10 liter per detik,” ungkapnya. (KS – Irul)
Akibat pipa dilahap si jago merah, beberapa penerima manfaat air bersih seperti di Kelurahan Dodu, Kodo, Kumbe (Kecamatan Rasanae Timur) dan sebagian kelurahan di Kecamatan Raba kekeringan air (Macet) yang bersumber dari PDAM Bima. Direktur PDAM Kabupaten Bima melalui Direktur Keuangan Drs. H. Abdullah Zain pada wartawan Kamis (1/10) mengatakan, pipa tersebut muda terbakar dikarenakan posisinya berada diatas permukaan tanah dan sebenarnya harus dipasang pipa besi dan bukan pipa yang berbahan plastik maupun karet seperti jenis HDPE ini. “Pipa HDPE ini bukan segaja diletakkan diatas permukaan tanah. Pasalnya, dijalur hutan tutupan negara itu dikelilingi batu tadas, sehingga tidak dapat digali untuk ditanam ketanah secara langsung,” ujarnya dikantor PDAM Bima.
Akibat kebakaran pipa transmisi itu, pihaknya dirugikan Rp. 26 juta-an. Pasalnya, harga pipa jenis HDPE Rp. 215 ribu per meternya, namun untuk memenuhi kepuasan pelanggang di Kota Bima pihak PDAM Bima sudah melaporkan musibah itu pada Satuan Kerja (Satker) Pengembangan Air Minum Mataram Propinsi NTB agar dilakukan perbaikan.
Dalam wawancara khusus itu, H. Abdullah Zain meluruskan pemberitaan Stabilitas edisi Senin (28/9) terkait hasil reses DPRD Kota Bima dapil III Kecamatan Raba dan Rasanae Timur yang menyepakati agar pipa PDAM dipotong (Dirusak) saja, karena sumber mata airnya bersumber dari Kota Bima dan pemanfaatnya dari Kota Bima akan tetapi hasilnya Pendapan Anggaran Daerah (PAD) masuk di daerah lain yakni Kabupaten Bima.
Menurut H. Abdullah Zain, Kota Bima hanya saja dijadikan sebagai tempat pengolahan saja seperti di Lelamase dan Nungga, sedangkan sumber mata air dari Kabupaten Bima yakni wilayah Maria Kecamatan Wawo. Jatah air gartis untuk Lelamase saat ini (Musim Kemarau) 5 Liter per detik, begitupun yang Kota Bima hingga kecamatan Rasanae Barat 5 liter per detik. “Inikan musim kemarau sehingga detik airnya berkurang, lain halnya saat musim hujan nanti detik air bisa diatas 10 liter per detik,” ungkapnya. (KS – Irul)
COMMENTS