Tapi karena bisnis air minum 55 yang saat ini tengah dijalani. Bahkan, bisnis yang berlokasi di Kelurahan Nungga itu disebut-sebut bakal menyengsarakan rakyat kota.,
Kota Bima, KS.– Perjuangan dan kerja keras Ir. Rum hingga berhasil meraih kesuksesan patut diacungi jempol. Berkat kerja keras, semangat dan kedisiplinannya dalam menjalankan tugas, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima memberi kepercayaan untuk menduduki jabatan penting. Diantaranya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pertambangan dan Energi, bahkan dipercayakan menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) hingga saat ini. Tetapi, kesuksesan yang diraihnya tidak hanya dalam dunia birokrasi, melainkan juga dalam dunia bisnis. Jadi, tidak berlebihan apabila yang bersangkutan disebut-sebut sebagai salah satu Pejabat sukses di Bima.
Ilustrasi
Meski demikian, bukan berarti perjalanan karier di pemerintahan termasuk bisnisnya berjalan mulus, riak bahkan kritikan juga sorotan seolah sudah menjadi kodrat yang mesti dihadapi dan disikapi dengan kepala dingin (tenang). Selama menjalankan tugas sebagai pejabat pemerintah, sorotan terhadapnya disinyalir kerap kali terjadi baik saat menjabat kadis PU maupun ketika menjabat sebagai Sekda. Kali ini, kritikan bukan karena kekeliruan dalam menjalankan tugas sebagai pejabat daerah, tapi karena bisnis air minum 55 yang saat ini tengah dijalani. Bahkan, bisnis yang berlokasi di Kelurahan Nungga itu disebut-sebut bakal menyengsarakan rakyat kota. Masalahnya, mata air yang menjadi satu-satunya sumber kebutuhan hidup bagi warga terindikasi dimanfaatkan untuk kebutuhan bisnis air minum milik pejabat penting di kota tersebut.
Hal itu disampaikan, Anggota Komisi II DPRD Kota, H. Armansyah, SE kepada Koran Stabilitas Sabtu (10/10) kemarin. Duta Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan, keberadaan bisnis air minum itu bakal membawa petaka bagi rakyat. Masalahnya, pusat air yang dimanfaatkan untuk bisnis tersebut bersumber dari mata air kelurahan setempat. Sementara, mata air itu juga dimanfaatkan untuk memenuhi sejumlah kebutuhan masyarakat, termasuk irigasi dan pertanian.”Keberadaan usaha milik sekda itu bukan menguntungkan, tapi justru akan menyengsarakan rakyat,” ujar anggota dewan perwakilan Dapil III tersebut.
Memang saat ini lanjutnya, dampak negatif atas bisnis tersebut belum tampak dan dirasakan. Tapi, lima tahun yang akan datang diprediksi bakal menjadi musibah besar hingga rakyat harus mengalami penderitaan berkepanjangan. Musibah maksudnya, rakyat akan kesulitan mendapatkan air bersih guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk keperluan irigasi, pertanian. Karena, segala macam kebutuhan menyangkut air hanya bersumber pada satu mata air tersebut.”Kita jangan berpikir jangka pendek, tapi harus mengantisipasi efek yang akan terjadi lima tahun kedepan. Saya khawatir, dalam kurun waktu lima tahun lagi air itu akan habis karena dimanfaatkan untuk kebutuhan bisnis dimaksud. Praktis, rakyat akan mengalami masalah serius lantaran kesulitan mendapat air,” tandasnya.
Parahnya sebut H.Armansyah, persoalan krisis air akibat habis untuk kebutuhan bisnis bukan hanya menyengsarakan masyarakat setempat, tetapi juga seluruh rakyat kota. Celakanya, segala macam aktivitas yang membutuhkan air, lebih-lebih pertanian bakal lumpuh total. Sebab, kelurahan tersebut dikenal sebagai wilayah pertanian karena selama ini kebutuhan air di wilayah setempat berjalan lancar.”Saya sudah berpikir jauh kedepan atas keberadaan bisnis itu, selain krisis air bersih bagi warga setempat, juga akan dialami seluruh rakyat kota. Bahkan, aktifitas warga dibidang pertanian akan macet total tak berjalan lancar seperti biasanya sebelum ada bisnis tersebut,” tuturnya.
Kritikan hingga kekhawatiran dampak yang akan muncul atas bisnis itu sebutnya, bukan atas dasar kepentingan pribadi dan atau kelompok tertentu. Tapi, semata-mata karena lebih memikirkan petaka yang akan dirasakan rakyat. Mengingat, air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat urgen baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari, maupun untuk kebutuhan pengolahan lahan pertanian. Jika kebutuhan air imbuhnya, terhambat apalagi sampai tidak terpenuhi sama sekali, otomotis masyarakat akan dihadapkan dengan persoalan yang jauh lebih besar. Terlebih, air merupakan kebutuhan yang sangat fital, jadi jangan dianggap sepele. Sederhananya,apabila air dihabiskan hanya untuk keperluan bisnis itu saja. Otomatis, efeknya juga akan dirasakan rakyat, karena kebutuhan hidup sehari-hari tidak terpenuhi, begitupun kegiatan pertanian. Praktis, akan muncul masalah diatas masalah, persoalan krisis air ditambah lagi persoalan ekonomi karena sudah tidak bisa lagi menjalankan aktivitas kegiatan pertanian.” Masalah demi masalah akan bermunculan, padahal pemicunya hanya karena satu persoalan yakni krisis air bersih. Singkatnya, ketersediaan air untuk pengolahan lahan pertanian habis untuk kepentingan bisnis, bahkan akan berujung pada krisis bahan pangan. Itulah yang saya takutkan,” terangnya.
Karenanya, ia meminta kepada Pemerintah untuk meninjau dan mempertimbangkan kembali keberadaan bisnis tersebut. Karena, ditakutkan akan menimbulkan masalah serius bagi rakyat lima tahun yang akan datang. Jangan sampai tegasnya, rakyat dan daerah akan mengalami beragam masalah baru hanya karena dipicu satu persoalan akibat bisnis pribadi.”Saya minta dengan tegas, pemerintah segera mempertimbangkan kembali keberadaan bisnis tersebut. Hal itu penting dan harus segera disikapi sedini mungkin guna mengantisipasi terjadinya musibah yang jauh lebih besar,” pintanya tegas.
Sementara, Ir. Rum yang hendak dikonfirmasi guna perimbangan berita tidak berhasil ditemui, didatangi di kediamanya yang berlokasi di Kelurahan Sadia mengingat hari Sabtu pemkot tidak kerja (program lima hari kerja), namun tidak juga berhasil. Demi memenuhi perimbangan berita, wartawan koran stabilitas kembali mendatangi rumah pejabat itu Minggu (11/10) pagi, tapi usaha itu kembali tak membuahkan hasil, pintu pagar kediaman dalam keadaan terkunci (gembok). (KS-Anhar)
Ilustrasi
Meski demikian, bukan berarti perjalanan karier di pemerintahan termasuk bisnisnya berjalan mulus, riak bahkan kritikan juga sorotan seolah sudah menjadi kodrat yang mesti dihadapi dan disikapi dengan kepala dingin (tenang). Selama menjalankan tugas sebagai pejabat pemerintah, sorotan terhadapnya disinyalir kerap kali terjadi baik saat menjabat kadis PU maupun ketika menjabat sebagai Sekda. Kali ini, kritikan bukan karena kekeliruan dalam menjalankan tugas sebagai pejabat daerah, tapi karena bisnis air minum 55 yang saat ini tengah dijalani. Bahkan, bisnis yang berlokasi di Kelurahan Nungga itu disebut-sebut bakal menyengsarakan rakyat kota. Masalahnya, mata air yang menjadi satu-satunya sumber kebutuhan hidup bagi warga terindikasi dimanfaatkan untuk kebutuhan bisnis air minum milik pejabat penting di kota tersebut.
Hal itu disampaikan, Anggota Komisi II DPRD Kota, H. Armansyah, SE kepada Koran Stabilitas Sabtu (10/10) kemarin. Duta Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan, keberadaan bisnis air minum itu bakal membawa petaka bagi rakyat. Masalahnya, pusat air yang dimanfaatkan untuk bisnis tersebut bersumber dari mata air kelurahan setempat. Sementara, mata air itu juga dimanfaatkan untuk memenuhi sejumlah kebutuhan masyarakat, termasuk irigasi dan pertanian.”Keberadaan usaha milik sekda itu bukan menguntungkan, tapi justru akan menyengsarakan rakyat,” ujar anggota dewan perwakilan Dapil III tersebut.
Memang saat ini lanjutnya, dampak negatif atas bisnis tersebut belum tampak dan dirasakan. Tapi, lima tahun yang akan datang diprediksi bakal menjadi musibah besar hingga rakyat harus mengalami penderitaan berkepanjangan. Musibah maksudnya, rakyat akan kesulitan mendapatkan air bersih guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk keperluan irigasi, pertanian. Karena, segala macam kebutuhan menyangkut air hanya bersumber pada satu mata air tersebut.”Kita jangan berpikir jangka pendek, tapi harus mengantisipasi efek yang akan terjadi lima tahun kedepan. Saya khawatir, dalam kurun waktu lima tahun lagi air itu akan habis karena dimanfaatkan untuk kebutuhan bisnis dimaksud. Praktis, rakyat akan mengalami masalah serius lantaran kesulitan mendapat air,” tandasnya.
Parahnya sebut H.Armansyah, persoalan krisis air akibat habis untuk kebutuhan bisnis bukan hanya menyengsarakan masyarakat setempat, tetapi juga seluruh rakyat kota. Celakanya, segala macam aktivitas yang membutuhkan air, lebih-lebih pertanian bakal lumpuh total. Sebab, kelurahan tersebut dikenal sebagai wilayah pertanian karena selama ini kebutuhan air di wilayah setempat berjalan lancar.”Saya sudah berpikir jauh kedepan atas keberadaan bisnis itu, selain krisis air bersih bagi warga setempat, juga akan dialami seluruh rakyat kota. Bahkan, aktifitas warga dibidang pertanian akan macet total tak berjalan lancar seperti biasanya sebelum ada bisnis tersebut,” tuturnya.
Kritikan hingga kekhawatiran dampak yang akan muncul atas bisnis itu sebutnya, bukan atas dasar kepentingan pribadi dan atau kelompok tertentu. Tapi, semata-mata karena lebih memikirkan petaka yang akan dirasakan rakyat. Mengingat, air merupakan salah satu kebutuhan yang sangat urgen baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari, maupun untuk kebutuhan pengolahan lahan pertanian. Jika kebutuhan air imbuhnya, terhambat apalagi sampai tidak terpenuhi sama sekali, otomotis masyarakat akan dihadapkan dengan persoalan yang jauh lebih besar. Terlebih, air merupakan kebutuhan yang sangat fital, jadi jangan dianggap sepele. Sederhananya,apabila air dihabiskan hanya untuk keperluan bisnis itu saja. Otomatis, efeknya juga akan dirasakan rakyat, karena kebutuhan hidup sehari-hari tidak terpenuhi, begitupun kegiatan pertanian. Praktis, akan muncul masalah diatas masalah, persoalan krisis air ditambah lagi persoalan ekonomi karena sudah tidak bisa lagi menjalankan aktivitas kegiatan pertanian.” Masalah demi masalah akan bermunculan, padahal pemicunya hanya karena satu persoalan yakni krisis air bersih. Singkatnya, ketersediaan air untuk pengolahan lahan pertanian habis untuk kepentingan bisnis, bahkan akan berujung pada krisis bahan pangan. Itulah yang saya takutkan,” terangnya.
Karenanya, ia meminta kepada Pemerintah untuk meninjau dan mempertimbangkan kembali keberadaan bisnis tersebut. Karena, ditakutkan akan menimbulkan masalah serius bagi rakyat lima tahun yang akan datang. Jangan sampai tegasnya, rakyat dan daerah akan mengalami beragam masalah baru hanya karena dipicu satu persoalan akibat bisnis pribadi.”Saya minta dengan tegas, pemerintah segera mempertimbangkan kembali keberadaan bisnis tersebut. Hal itu penting dan harus segera disikapi sedini mungkin guna mengantisipasi terjadinya musibah yang jauh lebih besar,” pintanya tegas.
Sementara, Ir. Rum yang hendak dikonfirmasi guna perimbangan berita tidak berhasil ditemui, didatangi di kediamanya yang berlokasi di Kelurahan Sadia mengingat hari Sabtu pemkot tidak kerja (program lima hari kerja), namun tidak juga berhasil. Demi memenuhi perimbangan berita, wartawan koran stabilitas kembali mendatangi rumah pejabat itu Minggu (11/10) pagi, tapi usaha itu kembali tak membuahkan hasil, pintu pagar kediaman dalam keadaan terkunci (gembok). (KS-Anhar)
COMMENTS