Puluhan warga Rabadompu berunjuk rasa di kantor DPRD Kota Bima dan Pemerintah Kota Bima.
Kota Bima, KS.- Puluhan warga Rabadompu berunjuk rasa di kantor DPRD Kota Bima dan Pemerintah Kota Bima. Aksi demo yang berlangsung panas itu, diakibatkan dari persoalan hukum yang menjadikan dua warga Rabadompu menjadi korban dari sikap brutal oknum buruh pelabuhan yang melakukan penganiayaan berat.
Kantor Walikota Bima
Dalam orasinya Farid,SH perwakilan warga Rabadompu, mengutuk sikap premanisme yang diperlihatkan oleh oknum buruh di wilayah Pelabuhan Bima. Dengan adanya aksi premanisme tersebut akan memberikan kesan buruk terkait pelayanan dipelabuhan Bima. “Kami menduga Aparat Kepolisian juga tidak maksimal dalam proses kasus penganiyaan berat yang dialami oleh dua warga Rabadompu. Harusnya polisi harus lebih sigap untuk melakukan proses hukum tanpa harus menunggu reaksi dari masyarakat untuk melakukan aksi dijalan,”teriaknya saat berorasi.
“Kami tidak terima, warga kami dianiaya seperti itu.dan aksi premanisme dipelabuhan selama ini hanya berujung damai, padahal kelakuan oknum buruh yang mayoritas warga tanjung itu sangat meresahkan warga yang menggunakan jasa pelabuhan,”lanjutnya.
Farid juga mengkritik sikap apatis Pemerintah Kota, dengan adanya gejolak yang terjadi.Harusnya pemerintah mendorong kepolisian untuk memberikan efek jera terkiat aksi premanisme para buruh.
Pantauan wartawan Stabilitas, aksi warga Rabadompu itu, mendapatkan perlawanan dari aparat keamanan dengan menggunakan pengeras suara didalam bangunan megah Pemkot Bima.
Saat berada dalam areal kantor Walikota Bima, massa aksi kian bringas, puluhan warga Rabadompu berusaha mendobrak pintu masuk namun tidak berhasil. Mereka-pun beralih dan memaksa masuk dipintu keluar Pemkot Bima, terlihat mobil salah seorang pendemo menabrak pintu keluar pemkot Bima hingga rusak.
Personil Pol PP, hanya melihat aksi brutal massa tersebut. Beruntung didalam kantor Pemkot Bima ada puluhan Personil Kepolisian yang berjaga. Hampir saja terjadi adu fisik dihalaman kantor pemkot karena massa berteriak meminta Walikota untuk keluar. “Masa kami demo di suruh dengar ngaji, inikan tidak etis dilakukan oleh seorang walikota Bima,” teriak salah seorang warga.
Aksi demo dilanjutkan dengan Blokir jalan diperempatan lapangan Pahlawan Raba Kota Bima. Dalam aksi blockade jalan itu terjadi bentrok aparat dan warga karena aparat melakukan pembubaran secara paksa.
Beruntung dalam aksi tersebut tidak ada korban jiwa.Situasi dapat diredam setelah pihak kepolisian bernegosiasi dengan tokoh pemuda dan masyrakat Rabadompu.(Ks-Ryan G)
Kantor Walikota Bima
Dalam orasinya Farid,SH perwakilan warga Rabadompu, mengutuk sikap premanisme yang diperlihatkan oleh oknum buruh di wilayah Pelabuhan Bima. Dengan adanya aksi premanisme tersebut akan memberikan kesan buruk terkait pelayanan dipelabuhan Bima. “Kami menduga Aparat Kepolisian juga tidak maksimal dalam proses kasus penganiyaan berat yang dialami oleh dua warga Rabadompu. Harusnya polisi harus lebih sigap untuk melakukan proses hukum tanpa harus menunggu reaksi dari masyarakat untuk melakukan aksi dijalan,”teriaknya saat berorasi.
“Kami tidak terima, warga kami dianiaya seperti itu.dan aksi premanisme dipelabuhan selama ini hanya berujung damai, padahal kelakuan oknum buruh yang mayoritas warga tanjung itu sangat meresahkan warga yang menggunakan jasa pelabuhan,”lanjutnya.
Farid juga mengkritik sikap apatis Pemerintah Kota, dengan adanya gejolak yang terjadi.Harusnya pemerintah mendorong kepolisian untuk memberikan efek jera terkiat aksi premanisme para buruh.
Pantauan wartawan Stabilitas, aksi warga Rabadompu itu, mendapatkan perlawanan dari aparat keamanan dengan menggunakan pengeras suara didalam bangunan megah Pemkot Bima.
Saat berada dalam areal kantor Walikota Bima, massa aksi kian bringas, puluhan warga Rabadompu berusaha mendobrak pintu masuk namun tidak berhasil. Mereka-pun beralih dan memaksa masuk dipintu keluar Pemkot Bima, terlihat mobil salah seorang pendemo menabrak pintu keluar pemkot Bima hingga rusak.
Personil Pol PP, hanya melihat aksi brutal massa tersebut. Beruntung didalam kantor Pemkot Bima ada puluhan Personil Kepolisian yang berjaga. Hampir saja terjadi adu fisik dihalaman kantor pemkot karena massa berteriak meminta Walikota untuk keluar. “Masa kami demo di suruh dengar ngaji, inikan tidak etis dilakukan oleh seorang walikota Bima,” teriak salah seorang warga.
Aksi demo dilanjutkan dengan Blokir jalan diperempatan lapangan Pahlawan Raba Kota Bima. Dalam aksi blockade jalan itu terjadi bentrok aparat dan warga karena aparat melakukan pembubaran secara paksa.
Beruntung dalam aksi tersebut tidak ada korban jiwa.Situasi dapat diredam setelah pihak kepolisian bernegosiasi dengan tokoh pemuda dan masyrakat Rabadompu.(Ks-Ryan G)
COMMENTS