Kali ini, sorotan pun kembali terjadi.Pemicunya, karena Ruangan VIP B yang terlihat jorok, bau seolah tak terurus dengan baik.
Bima, KS.– Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Kabupaten Bima seolah tak pernah luput dari sorotan publik, sorotan mulai dari “amburadulnya” Managemen, hingga buruknya pelayanan medis. Kali ini, sorotan pun kembali terjadi.Pemicunya, karena Ruangan VIP B yang terlihat jorok, bau seolah tak terurus dengan baik. Hal itu disamapaikan, salah seorang keluarga pasien yakni, Arifin Tumpa kepada Koran Stabilitas belum lama ini.
Dikatakanya, ruangan Vip B sebagai tempat Rawat Inap (Ranap) keluarganya selaku pasien RSUD yang sudah beralih status menjadi BLUD tersebut dirasa jorok dan bau. Sehingga, kenyamanan untuk berobat di RS setempat tidak seperti yang diharapkan. Padahal, ruangan ini tergolong berkelas, Vip beda dengan ruangan kelas ekonomi.”Ruangannya Vip, tapi kok jorok, dindingnya kotor, bau bak ruangan kelas ekonomi,” ujarnya kepada Koran Stabilitas.
Ia mengaku tidak tahu persis penyebab hingga ruangan Vip BLUD tersebut terkesan jorok bak tak terurus, apakah kendala anggaran yang tidak mencukupi ataukah prilaku malas pegawai setempat. Masalahnya, percuma anggaran besar untuk pemeliharaan, perawatan dan fasilitas memadai, sementara disisi lain pegawai tak menjalankan tugas dengan maksimal. Akan lebih buruk lagi sebutnya, apabila anggaran yang dialokasikan tidak dimanfaatkan sesuai pos yang telah diatur, kasarnya diduga dipangkas.”Pemicu hingga kondisi ruangan seperti ini, bisa karena dugaan pemangkasan anggaran, peruntukannya tak sesuai pos, dana yang mestinya digunakan untuk pemeliharaan termasuk bahan pembersih lantai dan tembok malah dimanfaatkan untuk kebutuhan lain,” duganya.
Efek dari kondisi ruangan termasuk halaman jorok dan bau seperti ini lanjut Arifin, pasien yang berobat di BLUD setempat bukan sembuh, tetapi justru semakin memburuk, yang sakit tambah sakit, pun keluarga yang menjenguk bakal menderita sakit. Jadi jangan heran, ketika banyak pasien yang lebih memilih berobat di RS milik Swsata, ketimbang milik pemerintah.Salah satu penyebabnya yakni ketidaknyamanan, akibat kondisi ruangan termasuk fasilitas medis yang dinilai sudah tidak layak digunakan lagi.”Faktanya bisa dilihat sendiri, pasien lebih memilih berobat di RS swsata dibanding RS milik pemerintah.Sebab, yang paling utama dibutuhkan adalah kenyamanan, kenyamanan mulai dari pelayanan medis, fasilitas hingga kondisi ruangan serta areal RS yang bersih,” terangnya.
Sementara, pihak BLUD yang hendak dikonfirmasi guna perimbangan berita tidak berhasil ditemui, menurut salah seoerang stafnya, Dirut BLUD sedang melaksanakan rapat. (KS-Anhar)
Dikatakanya, ruangan Vip B sebagai tempat Rawat Inap (Ranap) keluarganya selaku pasien RSUD yang sudah beralih status menjadi BLUD tersebut dirasa jorok dan bau. Sehingga, kenyamanan untuk berobat di RS setempat tidak seperti yang diharapkan. Padahal, ruangan ini tergolong berkelas, Vip beda dengan ruangan kelas ekonomi.”Ruangannya Vip, tapi kok jorok, dindingnya kotor, bau bak ruangan kelas ekonomi,” ujarnya kepada Koran Stabilitas.
Ia mengaku tidak tahu persis penyebab hingga ruangan Vip BLUD tersebut terkesan jorok bak tak terurus, apakah kendala anggaran yang tidak mencukupi ataukah prilaku malas pegawai setempat. Masalahnya, percuma anggaran besar untuk pemeliharaan, perawatan dan fasilitas memadai, sementara disisi lain pegawai tak menjalankan tugas dengan maksimal. Akan lebih buruk lagi sebutnya, apabila anggaran yang dialokasikan tidak dimanfaatkan sesuai pos yang telah diatur, kasarnya diduga dipangkas.”Pemicu hingga kondisi ruangan seperti ini, bisa karena dugaan pemangkasan anggaran, peruntukannya tak sesuai pos, dana yang mestinya digunakan untuk pemeliharaan termasuk bahan pembersih lantai dan tembok malah dimanfaatkan untuk kebutuhan lain,” duganya.
Efek dari kondisi ruangan termasuk halaman jorok dan bau seperti ini lanjut Arifin, pasien yang berobat di BLUD setempat bukan sembuh, tetapi justru semakin memburuk, yang sakit tambah sakit, pun keluarga yang menjenguk bakal menderita sakit. Jadi jangan heran, ketika banyak pasien yang lebih memilih berobat di RS milik Swsata, ketimbang milik pemerintah.Salah satu penyebabnya yakni ketidaknyamanan, akibat kondisi ruangan termasuk fasilitas medis yang dinilai sudah tidak layak digunakan lagi.”Faktanya bisa dilihat sendiri, pasien lebih memilih berobat di RS swsata dibanding RS milik pemerintah.Sebab, yang paling utama dibutuhkan adalah kenyamanan, kenyamanan mulai dari pelayanan medis, fasilitas hingga kondisi ruangan serta areal RS yang bersih,” terangnya.
Sementara, pihak BLUD yang hendak dikonfirmasi guna perimbangan berita tidak berhasil ditemui, menurut salah seoerang stafnya, Dirut BLUD sedang melaksanakan rapat. (KS-Anhar)
COMMENTS