Warga yang tergabung dalam Aliansi Petani Menggungat dan menolak Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) karena dianggap merugikan Warga petani setempat.
Kota Bima, KS.- Ratusan Warga Kelurahan Dodu Kota Bima tumpah ruah dihalaman Kantor Walikota Bima,Kamis (3/12) kemarin pukul 9.30. Warga yang tergabung dalam Aliansi Petani Menggungat dan menolak Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) karena dianggap merugikan Warga petani setempat.
Ada yang beda dengan aksi dilakukan ratusan Warga Dodu ini. Biasanya setiap aksi, warga maupun aktivis hanya bisa melakukan Orasi depan Pintu Masuk Kantor Walikota. Namun ratusan warga Dodu ini melakukan orasi tepat dihalaman Kantor Walikota Bima, hanya berjarak 6 Meter dari bangunan megah berwarna putih itu.
Pantauan Wartawan Stabilitas, sebelum memasuki halaman kantor, hampir terjadi insiden antara warga dan personil Pol-PP. Pasalnya warga memaksakan untuk orasi dihalaman Kantor Walikota, namun diredam oleh aparat yang sudah berjaga sejak pagi dan Warga diberi izin untuk orasi dihalaman kantor dengan jaminan mampu menjaga ketertiban.
Dalam orasi yang disampaikan Aktivis Petani Dodu, Maryam, SE meminta kepada Walikota Bima untuk tidak melanjutkan kegiatan proyek SPAM di Dodu. Karena jika proyek Puluhan Milyar itu dijalankan, akan berdampak buruk terhadap nasib Petani. Proyek SPAM yang dirancang Walikota bersama pejabatnya akan membuat warga kehilangan air untuk dialirkan ke Sawah.Karena persediaan air untuk petani akan terkuras hanya untuk kepentingan pejabat.
"Ini ketiga kalinya kami turun kejalan meminta Walikota bertanggung jawab, atas proyek siluman itu, dan segera hentikan apapun kegiatan yang menyangkut kegiatan proyek di Dodu. Jika tidak, maka kami akan terus melakukan perlawanan, sampai kami diberikan jawaban penolakan SPAM,”teriaknya saat berorasi, yang disambut dengan yel yel hidup rakyat dari massa aksi.
Lanjutnya, bagi warga Dodu dan sekitarnya sudah sepakat, tidak ada kata lain dalam persoalan SPAM, selain kata penolakan. Karena warga sudah perkirakan dampak yang akan dirasakan dikemudian hari. Untuk kebutuhan pertanian, warga masih membutuhkan air.
"Kami heran, kenapa Walikota membisu soal proyek ini, harusnya Walikota berpihak kepada rakyat kecil. Dulu ke Dodu mengiba kepada warga untuk coblos dan menang, sekarang dia tidak memperdulikan warganya. Ini pertanda pemimpin yang tidak berpihak pada rakyat," teriaknya diatas Mobil.
Tokoh Pemuda Dodu, Sholihin S.Pd yang diwawancarai di halaman Kantor Walikota Bima, menyayangkan sikap DPRD Kota Bima dan Walikota Bima yang tidak pernah merespon tuntutan Warga Dodu. Padahal sebelumnya pimpinan DPRD Kota Bima, meminta waktu dua minggu untuk melakukan diskusi dengan Walikota Bima.
"Ini sudah berjalan Tiga Minggu, namun DPRD tidak memberikan kabar hasil diskusi bersama Walikota Bima, ini pertanda ada sikap apatis Legislatif dalam menyampaikan aspirasi masyarakat," tegasnya.
Alumni UIN Makassar ini tidak akan berhenti berjuang bersama warganya, jika tidak ada respon baik Walikota Bima untuk menarik kembali kegiatan SPAM. Bahkan ia berjanji akan ada dukungan dari warga lain dalam Aksi dikemudian hari. "Kami tidak main-main dengan aksi ini. Selama ini kami diberikan janji palsu oleh para pejabat untuk memberikan jawaban soal SPAM, hingga hari ini tidak ada, cara seperti ini tetap kami lawan,"tuturnya.
Katanya, Ia dan pemuda Dodu sudah melakukan koordinasi dengan tokoh penting Bima terutama Warga asli Dodu yang memiliki akses langsung kepada Presiden RI agar menyampaikan soal arogansi Walikota Bima ingin sengsarakan warga petani. "Kami tidak hanya melakukan gerakan dijalan di Kota Bima, namun kami sudah konsolidasi dengan tokoh penting Bima di Jakarta untuk presur cara Walikota Bima yang tidak berpihak kepada rakyat," ancamnya.
Pemuda kurus ini juga menyorot sikap Walikota yang terkesan memaksakan program sekehendak hatinya. Apalagi Proyek SPAM belum memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Tidak hanya itu, proyek dari Dana APBN itu sebelumnya diperuntukan bagi Warga Kelurahan Ntobo, namun ditolak, karena warga Ntyobo juga tidak menghendaki terjadi dampak buruk bagi warga dan lingkungan. “Kami juga memiliki analisa yang sama dengan Warga Ntobo, jika proyek itu tidak sama sekali memiliki dampak positif untuk warga dan lingkungan,” imbuhnya.
Sementara itu Asisten 1 Pemkot Bima, Drs. Farid, M. Si dihadapan perwakilan APM diruang kerjanya,menginformasikan jika Walikota Bima belum bisa menemui Massa APM. Alasanya, Walikota menerima tamu dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). “Mohon maaf, saat ini Bapak Walikota tidak bisa menemui warga karena ada tamu penting,” ujarnya.
Mendengar penjelasan Asisten I Pemkot Bima, perwakilan massa aksi keluar dengan kecewa. Mereka nampak emosi dengan sikap Walikota Bima yang tidak bersedia berhadapan dengan warga. Beberapa saat berorasi, akhirnya pulang dan mengancam akan membakar pipa proyek SPAM di Dodu.
Aksi yang diprakarsai APM sempat bersitegang dengan Polisi Pengendali Massa (Dalmas). Hal itu dipicu karena massa APM meminta Walikota untuk menemui mereka dihalaman kantor namun tidak dituruti. (KS-04)
Ada yang beda dengan aksi dilakukan ratusan Warga Dodu ini. Biasanya setiap aksi, warga maupun aktivis hanya bisa melakukan Orasi depan Pintu Masuk Kantor Walikota. Namun ratusan warga Dodu ini melakukan orasi tepat dihalaman Kantor Walikota Bima, hanya berjarak 6 Meter dari bangunan megah berwarna putih itu.
Pantauan Wartawan Stabilitas, sebelum memasuki halaman kantor, hampir terjadi insiden antara warga dan personil Pol-PP. Pasalnya warga memaksakan untuk orasi dihalaman Kantor Walikota, namun diredam oleh aparat yang sudah berjaga sejak pagi dan Warga diberi izin untuk orasi dihalaman kantor dengan jaminan mampu menjaga ketertiban.
Dalam orasi yang disampaikan Aktivis Petani Dodu, Maryam, SE meminta kepada Walikota Bima untuk tidak melanjutkan kegiatan proyek SPAM di Dodu. Karena jika proyek Puluhan Milyar itu dijalankan, akan berdampak buruk terhadap nasib Petani. Proyek SPAM yang dirancang Walikota bersama pejabatnya akan membuat warga kehilangan air untuk dialirkan ke Sawah.Karena persediaan air untuk petani akan terkuras hanya untuk kepentingan pejabat.
"Ini ketiga kalinya kami turun kejalan meminta Walikota bertanggung jawab, atas proyek siluman itu, dan segera hentikan apapun kegiatan yang menyangkut kegiatan proyek di Dodu. Jika tidak, maka kami akan terus melakukan perlawanan, sampai kami diberikan jawaban penolakan SPAM,”teriaknya saat berorasi, yang disambut dengan yel yel hidup rakyat dari massa aksi.
Lanjutnya, bagi warga Dodu dan sekitarnya sudah sepakat, tidak ada kata lain dalam persoalan SPAM, selain kata penolakan. Karena warga sudah perkirakan dampak yang akan dirasakan dikemudian hari. Untuk kebutuhan pertanian, warga masih membutuhkan air.
"Kami heran, kenapa Walikota membisu soal proyek ini, harusnya Walikota berpihak kepada rakyat kecil. Dulu ke Dodu mengiba kepada warga untuk coblos dan menang, sekarang dia tidak memperdulikan warganya. Ini pertanda pemimpin yang tidak berpihak pada rakyat," teriaknya diatas Mobil.
Tokoh Pemuda Dodu, Sholihin S.Pd yang diwawancarai di halaman Kantor Walikota Bima, menyayangkan sikap DPRD Kota Bima dan Walikota Bima yang tidak pernah merespon tuntutan Warga Dodu. Padahal sebelumnya pimpinan DPRD Kota Bima, meminta waktu dua minggu untuk melakukan diskusi dengan Walikota Bima.
"Ini sudah berjalan Tiga Minggu, namun DPRD tidak memberikan kabar hasil diskusi bersama Walikota Bima, ini pertanda ada sikap apatis Legislatif dalam menyampaikan aspirasi masyarakat," tegasnya.
Alumni UIN Makassar ini tidak akan berhenti berjuang bersama warganya, jika tidak ada respon baik Walikota Bima untuk menarik kembali kegiatan SPAM. Bahkan ia berjanji akan ada dukungan dari warga lain dalam Aksi dikemudian hari. "Kami tidak main-main dengan aksi ini. Selama ini kami diberikan janji palsu oleh para pejabat untuk memberikan jawaban soal SPAM, hingga hari ini tidak ada, cara seperti ini tetap kami lawan,"tuturnya.
Katanya, Ia dan pemuda Dodu sudah melakukan koordinasi dengan tokoh penting Bima terutama Warga asli Dodu yang memiliki akses langsung kepada Presiden RI agar menyampaikan soal arogansi Walikota Bima ingin sengsarakan warga petani. "Kami tidak hanya melakukan gerakan dijalan di Kota Bima, namun kami sudah konsolidasi dengan tokoh penting Bima di Jakarta untuk presur cara Walikota Bima yang tidak berpihak kepada rakyat," ancamnya.
Pemuda kurus ini juga menyorot sikap Walikota yang terkesan memaksakan program sekehendak hatinya. Apalagi Proyek SPAM belum memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Tidak hanya itu, proyek dari Dana APBN itu sebelumnya diperuntukan bagi Warga Kelurahan Ntobo, namun ditolak, karena warga Ntyobo juga tidak menghendaki terjadi dampak buruk bagi warga dan lingkungan. “Kami juga memiliki analisa yang sama dengan Warga Ntobo, jika proyek itu tidak sama sekali memiliki dampak positif untuk warga dan lingkungan,” imbuhnya.
Sementara itu Asisten 1 Pemkot Bima, Drs. Farid, M. Si dihadapan perwakilan APM diruang kerjanya,menginformasikan jika Walikota Bima belum bisa menemui Massa APM. Alasanya, Walikota menerima tamu dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). “Mohon maaf, saat ini Bapak Walikota tidak bisa menemui warga karena ada tamu penting,” ujarnya.
Mendengar penjelasan Asisten I Pemkot Bima, perwakilan massa aksi keluar dengan kecewa. Mereka nampak emosi dengan sikap Walikota Bima yang tidak bersedia berhadapan dengan warga. Beberapa saat berorasi, akhirnya pulang dan mengancam akan membakar pipa proyek SPAM di Dodu.
Aksi yang diprakarsai APM sempat bersitegang dengan Polisi Pengendali Massa (Dalmas). Hal itu dipicu karena massa APM meminta Walikota untuk menemui mereka dihalaman kantor namun tidak dituruti. (KS-04)
COMMENTS