Menjelang pergantian Tahun menuju tahun 2016, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dibawa Kepemimpinan HM.Qurais, H.Abidin – H.Arahman, H.Abidin, SE sepertinya masih menyisahkan beberapa Pekerjaan Rumah (PR) penting yang belum berhasil dituntaskan.
Kota Bima.– Menjelang pergantian Tahun menuju tahun 2016, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dibawa Kepemimpinan HM.Qurais, H.Abidin – H.Arahman, H.Abidin, SE sepertinya masih menyisahkan beberapa Pekerjaan Rumah (PR) penting yang belum berhasil dituntaskan. Diantaranya, persoalan Puskesmas Rasana,e Timur, Gor Mini yang berlokasi depan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora), serta persoalan Lapak di Lapangan Pahlawan. Parktis, tiga proyek yang diduga kuat bermasalah tersebut didesak untuk segera disikapi secara serius. Sehingga, memperoleh kepastian status atas penggunaan anggaran Negara bernilai besar untuk proyek tersebut.
ilustrasi
Indikasi tersebut diungkap warga kepada para Wakil Rakyat Daerah Pemilihan (Dapil) III saat menggelar reses masa sidang terakhir tahun 2015 ini Senin (21/12) kemarin. Pada kesempatan itu, warga mendesak agar ersoalan yang terjadi pada proyek tersebut untuk segera disikapi, jangan sampai dibiarkan berlarut-larut. Karena, sampai saat ini dua dari tiga proyek itu yakni Gor Mini dan Puskesmas dimaksud belum juga dimanfaatkan, tidak jelas akan dipergunakan untuk apa. “Segera sikapi persoalan hingga berujung pada terbengkalainya pekerjaan proyek tersebut,” tegas warga saat kegiatan tersebut.
Ketimpangan yang ditenukan di tiga proyek itu lanjut warga, bukanlah persoalan sepele. Masalahnya, proyek itu menggunakan anggaran rakyat, jadi harus jelas peruntukan dan penggunaanya. Faktanya, bangunan yang sudah memprihatinkan akibat termakan usia itu los penggunaan. Artinya, anggaran negara untuk kegiatan proyek tersebut terbuang percuma, sia-sia. Karena, terindikasi dimanfaatkan oknum tak bertanggungjawab untuk kepentingan memperkaya diri dan atau kelompok tertentu.”Anggaran dari hasil keringat rakyat kecil dibuang begitu saja, diperuntukan untuk pekerjaan yang tak bermanfaat. Bayangkan saja, sudah berapa lama bangunan itu tidak digunakan,” ujar mereka.
Menanggapi indinkasi yang disampaikan warga, para anggota dewan perwakilan dapil tersebut mengakomodir semua aspirasi masayarakat. Lebih-lebih persoalan menyangkut dugaan tindak pidan kejahatan di tinga proyek itu. Bahkan, berjanji akan menyampaikan sekaligus mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan tersebut. Terlebih, dugaan kejahatan hukum pada proyek puskesmas dimaksud telah berujung proses hukum dengan tersangka lebih dari lima orang. Sementara, untuk proyek gor mini kendati pekerjaanya terbengkalai, karena belum dituntaskan. Namun, bebas dari jeratan hukum (tidak tersangkut hukum). Entah karena tidak dilaporkan atau luput bidikan hukum, hingga detik ini belum dikatahui persis. Katanya, yang jelas persoalan itu bermasalah, tidak dikerjakan dengan tuntas. Bahkan informasi terkuat yang diperolehnya, persoalan itu terkendala anggaran. Diduga kuat, rekanan sebagai pemenang tender telah kabur dengan uang proyek.”Apapun permasalahanya, pemerintah harus segera men gambil sikap, tindaklanjuti masalah tersebut. Saya minta perjelas statusnya, digunakan untuk apa atau ada langkah lain demi menyelamatkan bangunan yang menghabiskan anggaran negara tersebut. Termasuk, soal lapak yang ada di lapanagan pahlawan,” terang para wakil rakyat tersebut.
Mennaggapi persoalan itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota, Ir.HM.Rum yang dikonfirmasi Koran Stabilitas, mengaku akan menindaklanjuti persoalan tersebut. Hanya saja, menyangkut masalah itu dibutuhkan proses dan waktu. Mengingat, terdapat permasalahan berbeda untuk tigas proyek itu. Seperti Puskesmas, harus ada pembatasan karena tengah tersangkut hukum. Gor mini dan lapak pun akan ditindaklanjuti.”Soal lapak bukan persoalan mudah, karena berhadapan langsung dengan warga setempat. Percuma, kami menginginkan kebersihan, sedangkan tempat itu (lapak) justru digunakan sebagai tempat tinggal. Meski begitu, tetap akan ditindaklanjuti. Intinya, semua permasalahan yang sudah terjadi tetap ditindaklanjuti hingga berhasil dicarikan solusinya,” pungkasnya. (KS-03)
ilustrasi
Indikasi tersebut diungkap warga kepada para Wakil Rakyat Daerah Pemilihan (Dapil) III saat menggelar reses masa sidang terakhir tahun 2015 ini Senin (21/12) kemarin. Pada kesempatan itu, warga mendesak agar ersoalan yang terjadi pada proyek tersebut untuk segera disikapi, jangan sampai dibiarkan berlarut-larut. Karena, sampai saat ini dua dari tiga proyek itu yakni Gor Mini dan Puskesmas dimaksud belum juga dimanfaatkan, tidak jelas akan dipergunakan untuk apa. “Segera sikapi persoalan hingga berujung pada terbengkalainya pekerjaan proyek tersebut,” tegas warga saat kegiatan tersebut.
Ketimpangan yang ditenukan di tiga proyek itu lanjut warga, bukanlah persoalan sepele. Masalahnya, proyek itu menggunakan anggaran rakyat, jadi harus jelas peruntukan dan penggunaanya. Faktanya, bangunan yang sudah memprihatinkan akibat termakan usia itu los penggunaan. Artinya, anggaran negara untuk kegiatan proyek tersebut terbuang percuma, sia-sia. Karena, terindikasi dimanfaatkan oknum tak bertanggungjawab untuk kepentingan memperkaya diri dan atau kelompok tertentu.”Anggaran dari hasil keringat rakyat kecil dibuang begitu saja, diperuntukan untuk pekerjaan yang tak bermanfaat. Bayangkan saja, sudah berapa lama bangunan itu tidak digunakan,” ujar mereka.
Menanggapi indinkasi yang disampaikan warga, para anggota dewan perwakilan dapil tersebut mengakomodir semua aspirasi masayarakat. Lebih-lebih persoalan menyangkut dugaan tindak pidan kejahatan di tinga proyek itu. Bahkan, berjanji akan menyampaikan sekaligus mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan tersebut. Terlebih, dugaan kejahatan hukum pada proyek puskesmas dimaksud telah berujung proses hukum dengan tersangka lebih dari lima orang. Sementara, untuk proyek gor mini kendati pekerjaanya terbengkalai, karena belum dituntaskan. Namun, bebas dari jeratan hukum (tidak tersangkut hukum). Entah karena tidak dilaporkan atau luput bidikan hukum, hingga detik ini belum dikatahui persis. Katanya, yang jelas persoalan itu bermasalah, tidak dikerjakan dengan tuntas. Bahkan informasi terkuat yang diperolehnya, persoalan itu terkendala anggaran. Diduga kuat, rekanan sebagai pemenang tender telah kabur dengan uang proyek.”Apapun permasalahanya, pemerintah harus segera men gambil sikap, tindaklanjuti masalah tersebut. Saya minta perjelas statusnya, digunakan untuk apa atau ada langkah lain demi menyelamatkan bangunan yang menghabiskan anggaran negara tersebut. Termasuk, soal lapak yang ada di lapanagan pahlawan,” terang para wakil rakyat tersebut.
Mennaggapi persoalan itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota, Ir.HM.Rum yang dikonfirmasi Koran Stabilitas, mengaku akan menindaklanjuti persoalan tersebut. Hanya saja, menyangkut masalah itu dibutuhkan proses dan waktu. Mengingat, terdapat permasalahan berbeda untuk tigas proyek itu. Seperti Puskesmas, harus ada pembatasan karena tengah tersangkut hukum. Gor mini dan lapak pun akan ditindaklanjuti.”Soal lapak bukan persoalan mudah, karena berhadapan langsung dengan warga setempat. Percuma, kami menginginkan kebersihan, sedangkan tempat itu (lapak) justru digunakan sebagai tempat tinggal. Meski begitu, tetap akan ditindaklanjuti. Intinya, semua permasalahan yang sudah terjadi tetap ditindaklanjuti hingga berhasil dicarikan solusinya,” pungkasnya. (KS-03)
COMMENTS