Diduga lantaran tak mendapat respon dari masyarakat, terkait kurangnya orang tua siswa mendaftar anaknya di SMAN 6 Kota Bima di Kelurahan Lampe, pembangunan sekolahpun batal.
Kota Bima, KS.– Diduga lantaran tak mendapat respon dari masyarakat, terkait kurangnya orang tua siswa mendaftar anaknya di SMAN 6 Kota Bima di Kelurahan Lampe, pembangunan sekolahpun batal. Sementara dari sekian kali wakil rakyat melakukan reses, sejumlah warga sekitarnya meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) untuk membangun sekolah.”Saya prihatin, SMAN 6 Kota Bima batal di bangun,” kata Anggota DPRD Kota Bima, M Irfan S,Sos kepada wartawan Koran Stabilitas kemarin.
Kondisi ini kata Irfan, membuktikan bahwa keseriusan Walikota Bima HM Qurais H.Abidin untuk memajukan dunia pendidikan masih minim, bahkan jauh dari harapan masyarakat Kota Bima. Sementara disaat kampanye Tahun 2013 lalu, Walikota berjanji akan memajukan dunia pendidikan, dengan membangun sekolah-sekolah baru, mulai dari tingkat SD, SATAP hinggga SMA.”Nyatanya janji itu tak kunjung di tepati oleh Walikota kita,”ungkapnya.
Kata Irfan, alasan batalnya pembangunan SMAN 6 tersebut, lantaran saat ini kurangnya animo masyarakat di Lampe untuk menyekolahkan anaknya di SMA tersebut.”Sebenarnya tidak bisa dijadikan alasan kurangnya animo masyarakat. Kalau warga sudah melihat ada sekolah baru yang dibangun, tentu membangkitkan gairah orang tua siswa untuk mendaftar anaknya di sekolah itu,” ujarnya yakin.
Lanjut Irfan, sebenarnya ketika bicara pendidikan seharusnya sistem jemput bola yang dilakukan oleh pemerintah. Apalagi saat ini banyak Kelurahan yang membutuhkan sekolah bangun baru, seperti di wilayah lingkungan Wangge Oi Fo’o.”Kalau bisa di Oi Foo itu dibangun SATAP atau sekolah baru lainnya, yang menunjukan bahwa Walikota dan Wakil Walikota peduli akan dunia pendidikan,”ujarnya harap.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima Drs. H. Alwi Yasin, M.Ap di tempat terpisah membenarkan batal dibangunanya SMAN 6 Kobi. Masalahnya, kurangnya animo masyarakat untuk daftarkan anaknya, hal lain juga berbentur dengan aturan dan mekanisme kependidikan. Pasalnya, persyaratan pembangunan satu sekolah harus memiliki calon 20 siswa dulu per kelasnya. “Bagaimana mau bangun sekolah sementara jarak satu sekolah dengan sekolah lainnya dikobi ini tidak sampai 5 KM, sedangkan dalam persyaratan pendidikan minimalnya berjarak 7 KM. Jadi tidak segampang itu mau bangun sekolah ditambah lagi jumlah siswa disekolah tingkat kobi ini minim dibandingkan jumlah sekolah yang terdaftar,” ujarnya saat ditemui diruang kerjanya.
Diakui H.Alwi, bahwa benar yang terjadi sekarang, hanya rehab sekolah dan pembangunan RKB yang ada. Alwi menyarankan agar bisa mengecek langsung sekolah dasar yang di berlokasi kampung dan pinggiran, dimana siswanya tidak 200 orang siswa dari kelas satu hingga enam yang masuk disekolah terdekat.”Malah orang tua berbondong-bondong mencari sekolah favorit untuk tempat pendaftaran anak-anaknya,”tandasnya.(KS-05)
Kondisi ini kata Irfan, membuktikan bahwa keseriusan Walikota Bima HM Qurais H.Abidin untuk memajukan dunia pendidikan masih minim, bahkan jauh dari harapan masyarakat Kota Bima. Sementara disaat kampanye Tahun 2013 lalu, Walikota berjanji akan memajukan dunia pendidikan, dengan membangun sekolah-sekolah baru, mulai dari tingkat SD, SATAP hinggga SMA.”Nyatanya janji itu tak kunjung di tepati oleh Walikota kita,”ungkapnya.
Kata Irfan, alasan batalnya pembangunan SMAN 6 tersebut, lantaran saat ini kurangnya animo masyarakat di Lampe untuk menyekolahkan anaknya di SMA tersebut.”Sebenarnya tidak bisa dijadikan alasan kurangnya animo masyarakat. Kalau warga sudah melihat ada sekolah baru yang dibangun, tentu membangkitkan gairah orang tua siswa untuk mendaftar anaknya di sekolah itu,” ujarnya yakin.
Lanjut Irfan, sebenarnya ketika bicara pendidikan seharusnya sistem jemput bola yang dilakukan oleh pemerintah. Apalagi saat ini banyak Kelurahan yang membutuhkan sekolah bangun baru, seperti di wilayah lingkungan Wangge Oi Fo’o.”Kalau bisa di Oi Foo itu dibangun SATAP atau sekolah baru lainnya, yang menunjukan bahwa Walikota dan Wakil Walikota peduli akan dunia pendidikan,”ujarnya harap.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Bima Drs. H. Alwi Yasin, M.Ap di tempat terpisah membenarkan batal dibangunanya SMAN 6 Kobi. Masalahnya, kurangnya animo masyarakat untuk daftarkan anaknya, hal lain juga berbentur dengan aturan dan mekanisme kependidikan. Pasalnya, persyaratan pembangunan satu sekolah harus memiliki calon 20 siswa dulu per kelasnya. “Bagaimana mau bangun sekolah sementara jarak satu sekolah dengan sekolah lainnya dikobi ini tidak sampai 5 KM, sedangkan dalam persyaratan pendidikan minimalnya berjarak 7 KM. Jadi tidak segampang itu mau bangun sekolah ditambah lagi jumlah siswa disekolah tingkat kobi ini minim dibandingkan jumlah sekolah yang terdaftar,” ujarnya saat ditemui diruang kerjanya.
Diakui H.Alwi, bahwa benar yang terjadi sekarang, hanya rehab sekolah dan pembangunan RKB yang ada. Alwi menyarankan agar bisa mengecek langsung sekolah dasar yang di berlokasi kampung dan pinggiran, dimana siswanya tidak 200 orang siswa dari kelas satu hingga enam yang masuk disekolah terdekat.”Malah orang tua berbondong-bondong mencari sekolah favorit untuk tempat pendaftaran anak-anaknya,”tandasnya.(KS-05)
COMMENTS