Namun dalam proses seleksi tersebut, diduga kuat ada kebocoran soal dan kunci jawaban, sehingga para peserta dengan gampang mengisi lembar jawaban yang disediakan panitia.
Bima, KS.- Saat ini pemerintah Desa se Kabupaten Bima sedang melakukan proses penjaringan atau seleksi Sekretaris Desa (Sekdes) dan Kaur Desa yang dihelat oleh panitia di masing-masing Desa. Namun dalam proses seleksi tersebut, diduga kuat ada kebocoran soal dan kunci jawaban, sehingga para peserta dengan gampang mengisi lembar jawaban yang disediakan panitia.
Informasi yang dihimpun Koran Stabilitas, dari sekian banyak Desa yang sudah melaksanakan proses seleksi Sekdes dan Kaur, terdapat beberapa Desa yang pesertanya nyaris benar 100 porsen. Seperti yang terjadi di beberapa Desa di Kecamatan Wawo dan Sape, ada peserta yang hanya salah 1 nomor dari soal 100 nomor yang disediakan panitia. Kesalahan satu nomor itupun sudah diberi tanda namun tidak dilingkari. “ Indikasi kebocoran soal sangat mungkin terjadi, karena bisa saja ada oknum pegawai yang nakal dengan mengharapkan bayaran yang mahal, atau bisa juga para panitia yang menjemput soal, kemudian membuka soal ditengah jalan. Tetapi semua dugaan itu butuh bukti, karena para pemain ini sangat rapi memainkan peranannya masing-masing,” ujar salah satu pejabat lingkup Pemkab kepada koran ini selasa kemarin.
Selain itu, dugaan permainan uang dari kebocoran kunci jabawan tersebut sangat besar peluanganya. Ada banyak peserta yang menyediakan uang puluhan juta rupiah untuk mendapatkan kunci jawaban tersebut.Untuk Peserta calon Sekdes dibandrol dengan angka Rp.50 juta sampai Rp.60 juta, sedangkan untuk Kaur desa dibandrol dengan angka Rp.30 juta sampai Rp.40 juta.
Belakangan, banyak peserta yang mendatangi rumah pejabat BPMDes untuk melobi-lobi dengan menawarkan uang puluhan juta rupiah. Anehnya lagi, peserta yang lulusan SMA mampu mengalahkan peserta yang sarjana, dengan perolehan nilai 99 porsen. Mungkinkah soal dan kunci jawaban tersebut bocor, sehingga peserta hanya salah satu nomor?
Kepala Bidang Pemerintahan Desa BPMDes Kabupaten Bima, Mardianah yang dikonfirmsai koran ini Selasa kemarin menegaskan, selama ini tidak pernah ada kebocoran soal maupun kunci jawaban. Sehingga dirinya menjamin soal dan jabawan dari BPMDes tersebut dalam kondisi aman. “Saya jamin dikantor kami tidak ada soal dan kunci jawaban yang keluar, meski dibayar berapapun,” tegasnya.
Dirinya juga mengakui, belakangan ini banyak peserta dari berbagai desa yang mendatangi rumahnya dengan menawari sejumlah uang, termasuk para pejabat penting di Kabupaten Bima. Menurutnya, kedatangan mereka baik di kantor maupun dirumahnya itu, ada yang meminta kunci jawaban dengan imbalan berapapun yang diiginkan, dan ada juga yang datang menekan jangan sampai soal dan kunci jawaban itu bocor. “Tugas kami hanya menyediakan soal, sementara pelaksananya panitia di masing-masing desa. Kalau ada yang membocorkan soal dan kunci jawaban tolong dilaporkan. Sebab, penjemputan soal dilakukan oleh camat dan panitia di masing-masing Desa, dan kami mengirim lembar jawaban sesuai dengan jumlah peserta yang ikut calon, tidak ada yang kami lebihkan,” jelasnya.
Dirinya meminta pengawasan dari semua pihak dalam proses seleksi tersebut, karena hal-hal yang tidak dinginkan saat ini sangat mungkin terjadi. “Penjemputan soal dan proses seleksi tolong dikawal bersama, sehingga menghasilkan para sekretaris dan kaur yang berkompeten, bukan perangkat yang instan. Aparat keamanan dan unsur pemerintahan di Desa juga harus melaksanakan dan mengawal kegiatan tersebut secara professional, tampa ada kepentingan,” harapnya. (KS-02)
Informasi yang dihimpun Koran Stabilitas, dari sekian banyak Desa yang sudah melaksanakan proses seleksi Sekdes dan Kaur, terdapat beberapa Desa yang pesertanya nyaris benar 100 porsen. Seperti yang terjadi di beberapa Desa di Kecamatan Wawo dan Sape, ada peserta yang hanya salah 1 nomor dari soal 100 nomor yang disediakan panitia. Kesalahan satu nomor itupun sudah diberi tanda namun tidak dilingkari. “ Indikasi kebocoran soal sangat mungkin terjadi, karena bisa saja ada oknum pegawai yang nakal dengan mengharapkan bayaran yang mahal, atau bisa juga para panitia yang menjemput soal, kemudian membuka soal ditengah jalan. Tetapi semua dugaan itu butuh bukti, karena para pemain ini sangat rapi memainkan peranannya masing-masing,” ujar salah satu pejabat lingkup Pemkab kepada koran ini selasa kemarin.
Selain itu, dugaan permainan uang dari kebocoran kunci jabawan tersebut sangat besar peluanganya. Ada banyak peserta yang menyediakan uang puluhan juta rupiah untuk mendapatkan kunci jawaban tersebut.Untuk Peserta calon Sekdes dibandrol dengan angka Rp.50 juta sampai Rp.60 juta, sedangkan untuk Kaur desa dibandrol dengan angka Rp.30 juta sampai Rp.40 juta.
Belakangan, banyak peserta yang mendatangi rumah pejabat BPMDes untuk melobi-lobi dengan menawarkan uang puluhan juta rupiah. Anehnya lagi, peserta yang lulusan SMA mampu mengalahkan peserta yang sarjana, dengan perolehan nilai 99 porsen. Mungkinkah soal dan kunci jawaban tersebut bocor, sehingga peserta hanya salah satu nomor?
Kepala Bidang Pemerintahan Desa BPMDes Kabupaten Bima, Mardianah yang dikonfirmsai koran ini Selasa kemarin menegaskan, selama ini tidak pernah ada kebocoran soal maupun kunci jawaban. Sehingga dirinya menjamin soal dan jabawan dari BPMDes tersebut dalam kondisi aman. “Saya jamin dikantor kami tidak ada soal dan kunci jawaban yang keluar, meski dibayar berapapun,” tegasnya.
Dirinya juga mengakui, belakangan ini banyak peserta dari berbagai desa yang mendatangi rumahnya dengan menawari sejumlah uang, termasuk para pejabat penting di Kabupaten Bima. Menurutnya, kedatangan mereka baik di kantor maupun dirumahnya itu, ada yang meminta kunci jawaban dengan imbalan berapapun yang diiginkan, dan ada juga yang datang menekan jangan sampai soal dan kunci jawaban itu bocor. “Tugas kami hanya menyediakan soal, sementara pelaksananya panitia di masing-masing desa. Kalau ada yang membocorkan soal dan kunci jawaban tolong dilaporkan. Sebab, penjemputan soal dilakukan oleh camat dan panitia di masing-masing Desa, dan kami mengirim lembar jawaban sesuai dengan jumlah peserta yang ikut calon, tidak ada yang kami lebihkan,” jelasnya.
Dirinya meminta pengawasan dari semua pihak dalam proses seleksi tersebut, karena hal-hal yang tidak dinginkan saat ini sangat mungkin terjadi. “Penjemputan soal dan proses seleksi tolong dikawal bersama, sehingga menghasilkan para sekretaris dan kaur yang berkompeten, bukan perangkat yang instan. Aparat keamanan dan unsur pemerintahan di Desa juga harus melaksanakan dan mengawal kegiatan tersebut secara professional, tampa ada kepentingan,” harapnya. (KS-02)
COMMENTS