Banjir diwilayah Kota Bima sudah menjadi bencana tahunan yang dialami warga. Meski intensitas hujan ringan, bencana banjir tetap terjadi.
Kota Bima, KS.- Banjir diwilayah Kota Bima sudah menjadi bencana tahunan yang dialami warga. Meski intensitas hujan ringan, bencana banjir tetap terjadi. Salah satu penyebab terjadinya banjir tersebut disebabkan oleh ulah tangan manusia sendiri yang menggunduli hutan untuk membuka lahan pertanian.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Bima, mencatat Kota Bima sangat rawan terjadinya banjir. Penyebabnya, faktor fisik wilayah dan fakta terjadinya kerusakan lingkungan dari hilir hingga hulu. “Ada dua bencana yang dialami warga Kota Bima, dimusim kemarau terjadi kekeringan dan dimusim hujan terjadi banjir yang berpengaruh pada aktivitas perekonomian warga,” ujar Kabid Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan pelestarian BLH Kota Bima, Abdul Haris Dinata SE. M.Si beberapa waktu lalu.
Kepada Wartawan Stabilitas, Haris mengatakan terjadinya banjir di Kota Bima bukan secara kebetulan. Namun ada faktor dan alasan yang membuat bencana banjir terus terjadi. Alasan pertama, secara fisik bentuk Kota Bima seperti ‘Mangkuk’ karena dikelilingi oleh bukit.”Jika terjadi hujan ringan dan besar, maka air hujan akan mengalir dan menumpuk kedataran rendah tanpa ada penahan,” akunya.
Lanjutnya, faktor kedua yakni, banyak hutan digunduli lantaran dijadikan ladang oleh warga. Kerusakan hutan sangat parah, dapat dilihat mulai dari hilir hingga hulu.”Tangan jahil manusia juga yang akibatkan Kota Bima harus menanggung bencana banjir tahunan. Kita tidak bisa hindari musibah ini,” keluhnya.
Indikator lain menurutnya, sempitnya aliran sungai dikarenakan padatnya pemukiman warga dibeberapa wilayah Kota Bima. bahkan warga membuang sampah disungai hingga terjadi penumpukan yang menghambat arus air dan banjir.”Kita lihat hutan dibabat hingga botak dan pemukiman warga disepanjang aliran sungai, bahkan warga membuang sampah sembarangan disungai,” jelasnya.
Proyek pembuatan drainese oleh pemerintah Kota Bima, dinilainya hanya membantu mengurangi debit air dijalan dan pemukiman warga. Menanam pohon akan menjadi solusi terbaik dalam bencana banjir di Kota Bima.”Mari kita lakukan kegiatan menanam pohon,” ajaknya.
Selain itu, Haris berharap pihak yang mengerjakan program atau proyek pembangunan infrastruktur untuk melakukan koordinasi dengan pihaknya. Alasannya, jika tidak ada koordinasi dengan BLH dalam perencanakan pembangunan, pihak pengelola akan mendapatkan sanksi hukum, baik pidana maupun perdata.”kita mulai tegas sekarang, jika program tidak memiliki rekomendasi dari pihaknya tentang AMDAL, maka akan dikenakan saksi hukum. Untuk itu, pemerintah, swasta dan pengusaha agar tetap membangun komunikasi baik dengan kami,” pintanya. (KS-04)
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Bima, mencatat Kota Bima sangat rawan terjadinya banjir. Penyebabnya, faktor fisik wilayah dan fakta terjadinya kerusakan lingkungan dari hilir hingga hulu. “Ada dua bencana yang dialami warga Kota Bima, dimusim kemarau terjadi kekeringan dan dimusim hujan terjadi banjir yang berpengaruh pada aktivitas perekonomian warga,” ujar Kabid Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan pelestarian BLH Kota Bima, Abdul Haris Dinata SE. M.Si beberapa waktu lalu.
Kepada Wartawan Stabilitas, Haris mengatakan terjadinya banjir di Kota Bima bukan secara kebetulan. Namun ada faktor dan alasan yang membuat bencana banjir terus terjadi. Alasan pertama, secara fisik bentuk Kota Bima seperti ‘Mangkuk’ karena dikelilingi oleh bukit.”Jika terjadi hujan ringan dan besar, maka air hujan akan mengalir dan menumpuk kedataran rendah tanpa ada penahan,” akunya.
Lanjutnya, faktor kedua yakni, banyak hutan digunduli lantaran dijadikan ladang oleh warga. Kerusakan hutan sangat parah, dapat dilihat mulai dari hilir hingga hulu.”Tangan jahil manusia juga yang akibatkan Kota Bima harus menanggung bencana banjir tahunan. Kita tidak bisa hindari musibah ini,” keluhnya.
Indikator lain menurutnya, sempitnya aliran sungai dikarenakan padatnya pemukiman warga dibeberapa wilayah Kota Bima. bahkan warga membuang sampah disungai hingga terjadi penumpukan yang menghambat arus air dan banjir.”Kita lihat hutan dibabat hingga botak dan pemukiman warga disepanjang aliran sungai, bahkan warga membuang sampah sembarangan disungai,” jelasnya.
Proyek pembuatan drainese oleh pemerintah Kota Bima, dinilainya hanya membantu mengurangi debit air dijalan dan pemukiman warga. Menanam pohon akan menjadi solusi terbaik dalam bencana banjir di Kota Bima.”Mari kita lakukan kegiatan menanam pohon,” ajaknya.
Selain itu, Haris berharap pihak yang mengerjakan program atau proyek pembangunan infrastruktur untuk melakukan koordinasi dengan pihaknya. Alasannya, jika tidak ada koordinasi dengan BLH dalam perencanakan pembangunan, pihak pengelola akan mendapatkan sanksi hukum, baik pidana maupun perdata.”kita mulai tegas sekarang, jika program tidak memiliki rekomendasi dari pihaknya tentang AMDAL, maka akan dikenakan saksi hukum. Untuk itu, pemerintah, swasta dan pengusaha agar tetap membangun komunikasi baik dengan kami,” pintanya. (KS-04)
COMMENTS