Berita soal kekeringan yang dialami hampir seluruh Daerah di Indonesia, salah satunya di daerah Bima, sepertinya bakal menjadi musibah besar bagi para Petani.
Bima, KS.– Berita soal kekeringan yang dialami hampir seluruh Daerah di Indonesia, salah satunya di daerah Bima, sepertinya bakal menjadi musibah besar bagi para Petani. Namun, kerugian akibat kekeringan itu, bukan saja dialami petani tapi juga pengusaha. Sebab, petani juga pengusaha ibarat dua mata rantai yang sulit dipisahkan, saling membutuhkan, susah senang, untung atau bahkan harus menderita kerugian sekalipun menjadi resiko dan tanggungan bersama.
Salah seorang Pengusaha di Kota Bima, Gede kepada Koran Stabilitas mengatakan, petani dan pengusaha merupakan mitra sejati, jika petani mengalami kerugian, otomotis pengusaha pun menderita nasib yang sama. Masalahnya, barang dipasarkan pengusaha merupakan hasil panen petani.” Kalau tidak ada dari petani, sudah pasti tidak ada barang pertanian yang kami pasarkan. Jadi, yang rugi akibat kekeringan bukan hanya petani, tapi juga pengusaha. Petani rugi karena gagal panen, pengusaha rugi lantaran tidak ada barang dagangan,” ujar, Gede Kamis (21/01) kemarin.
Nasib petani lanjutnya, sangat bergantung pada cuaca alam. Apabila, terjadi musim kemarau panjang dalam setahun, dapat dipastikan petani terancam gagal panen. Pemicunya, karena para petani mengalami kesulitan mendapatkan air sebagai salah satu kebutuhan pokok bagi tanaman pertanian. Dampak dari gagal panen, bukan saja dialami petani, pengusaha tapi bahkan akan berpengaruh besar pada kurangnya ketersediaan bahan pangan hingga bahkan akanmemperhambat perekonomian suatu Negara.”Resikonya sangat besar, jadi masalah kekeringan jangan dianggap sepele. Ini masalah besar, serius. Karenanya, harus secepatnya dicarikan solusi untuk mengatasi persoalan tersebut,” tuturnya.
Jika persoalan ini tidak secepatnya dicarikan jalan keluar sebutnya, dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak yang lebih besar. Salah satunya, masalah kemiskinan, kelaparan karena kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok bakal terjadi dimana-mana. Untuk itu imbuhnya, semua pihak yang ada baik pemerintah maupun semua elemen masyarakat secara bersama-sama mencarikan jalan keluar untuk mengatasi persoalan tersebut.
”Yang paling penting saat ini, yakni apa dan bagaimana caranya mengatasi masalah. Bukan duduk diam, merenungi, apalagi sampai menyalahkan alam. Karena, musibah bukan karena alam, melainkan atas dan karena ulah kita sendiri,” terangnya seraya berharap agar cuaca alam seperti ini tidak berlarut-larut hingga mengakibatkan petani mengalami gagal panen. (KS-03)
Salah seorang Pengusaha di Kota Bima, Gede kepada Koran Stabilitas mengatakan, petani dan pengusaha merupakan mitra sejati, jika petani mengalami kerugian, otomotis pengusaha pun menderita nasib yang sama. Masalahnya, barang dipasarkan pengusaha merupakan hasil panen petani.” Kalau tidak ada dari petani, sudah pasti tidak ada barang pertanian yang kami pasarkan. Jadi, yang rugi akibat kekeringan bukan hanya petani, tapi juga pengusaha. Petani rugi karena gagal panen, pengusaha rugi lantaran tidak ada barang dagangan,” ujar, Gede Kamis (21/01) kemarin.
Nasib petani lanjutnya, sangat bergantung pada cuaca alam. Apabila, terjadi musim kemarau panjang dalam setahun, dapat dipastikan petani terancam gagal panen. Pemicunya, karena para petani mengalami kesulitan mendapatkan air sebagai salah satu kebutuhan pokok bagi tanaman pertanian. Dampak dari gagal panen, bukan saja dialami petani, pengusaha tapi bahkan akan berpengaruh besar pada kurangnya ketersediaan bahan pangan hingga bahkan akanmemperhambat perekonomian suatu Negara.”Resikonya sangat besar, jadi masalah kekeringan jangan dianggap sepele. Ini masalah besar, serius. Karenanya, harus secepatnya dicarikan solusi untuk mengatasi persoalan tersebut,” tuturnya.
Jika persoalan ini tidak secepatnya dicarikan jalan keluar sebutnya, dikhawatirkan akan menimbulkan gejolak yang lebih besar. Salah satunya, masalah kemiskinan, kelaparan karena kesulitan mendapatkan kebutuhan pokok bakal terjadi dimana-mana. Untuk itu imbuhnya, semua pihak yang ada baik pemerintah maupun semua elemen masyarakat secara bersama-sama mencarikan jalan keluar untuk mengatasi persoalan tersebut.
”Yang paling penting saat ini, yakni apa dan bagaimana caranya mengatasi masalah. Bukan duduk diam, merenungi, apalagi sampai menyalahkan alam. Karena, musibah bukan karena alam, melainkan atas dan karena ulah kita sendiri,” terangnya seraya berharap agar cuaca alam seperti ini tidak berlarut-larut hingga mengakibatkan petani mengalami gagal panen. (KS-03)
COMMENTS