Sekitar tujuh orang mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima pada Sabtu kemarin bermaksud melakukan audensi dengan Kabag Umum Setda Kabupaten Bima
Bima, KS.- Sekitar tujuh orang mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bima pada Sabtu kemarin bermaksud melakukan audensi dengan Kabag Umum Setda Kabupaten Bima. Namun tujuan mereka tidak kesampaian, justeru mendapatkan hadiah begem mentah dan tamparan dari beberapa anggota Pol PP dan TNI yang sedang berjaga di lokasi tersebut, untuk mengamankan proses lelang tanah pemerintah daerah tahun 2015.
Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP)
Pantauan langsung Koran Stabilitas di kantor Bagian Umum Setda Kabupaten Bima pada saat itu, beberapa mahasiswa yang dipimpin Arif memasuki kantor bagian umum dan menyalakan megaphone. Para mahasiswa ini langsung masuk keruangan dan berorasi di dalam kantor, kemudian meminta kepada seluruh pegawai yang ada di bagian umum untuk menghentikan segala aktifitasnya.
Karena kaget dengan kerasnya suara megaphone dalam ruangan, semua mata pegawai tertuju kepada para mahasiswa yang berorasi. Sikap mahasiswa yang dianggap tidak sopan karena masuk tanpa ijin dan mengganggu pegawai yang sedang bekerja melayani masyarakat pemenang tanah lelang, membuat sejumlah masyarakat dan pegawai kesal. Beberapa Pol PP mencoba mengusir mereka keluar, namun tidak diindahkan oleh mahasiswa.
“Kami meminta kepada seluruh pegawai yang ada diruangan ini untuk menghentikan segala aktifitasnya, karena kami sudah ada maksud baik ingin bertemu dengan kabag umum, namun tidak direspon baik, sehingga kami harus berorasi disini,”ujar salah satu orator saat itu.
Anggota TNI yang saat itu sedang berjaga disamping ruangan bagian umum, kaget setelah mendengar suara megaphone dalam ruangan. Spontan mereka menuju ruangan untuk melihat keadaan. Ternyata sejumlah mahasiswa sedang adu mulut dengan sejumlah anggota Pol PP dan nyaris adu jotos. Anggota TNI yang melihat ulah para mahasiswa ini langsung memberikan hadiah pukulan kapada para mahasiswa dan memintanya keluar dan meninggalkan tempat itu.
Setelah diusir Pol PP dan TNI, beberapa mahasiswa tersebut langsung keluar dari areal kantor Bupati dan mengakhiri orasi mereka. Saat itu Arif mengaku telah mengajukan surat permohonan audensi dengan Kabag umum terkait transparansi proses lelang tanah eks jaminan aparatur desa dan juga tanah jaminan pemerintah daerah. “Kita sudah ajukan surat untuk audensi, namun kedatangan kami tidak direspon, sehingga kami melakukan orasi di ruangan itu. Kami ingin mempertanyakan regulasi dan trasparansi proses lelang tanah ini, karena ada banyak masyarakat yang mengeluhkan proses lelang ini yang tidak transparan,”ujarnya.
Saat kedatangan mereka, Kabag Umum tidak ada di ruangannya karena ada hal penting yang sedang diurus, sehingga belum bisa menerima mereka untuk beraudensi. “ Saya akan tetap menerima mereka untuk beraudensi. Tetapi saat itu saya sedang keluar karena ada hal penting yang diurus, dan surat pemberitahuan memang sudah saya terima, namun belum didisposisi oleh Sekda,”tutur Kabag Umum Drs.H.Budiman kepada koran ini usai kejadian. (KS-02)
Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP)
Pantauan langsung Koran Stabilitas di kantor Bagian Umum Setda Kabupaten Bima pada saat itu, beberapa mahasiswa yang dipimpin Arif memasuki kantor bagian umum dan menyalakan megaphone. Para mahasiswa ini langsung masuk keruangan dan berorasi di dalam kantor, kemudian meminta kepada seluruh pegawai yang ada di bagian umum untuk menghentikan segala aktifitasnya.
Karena kaget dengan kerasnya suara megaphone dalam ruangan, semua mata pegawai tertuju kepada para mahasiswa yang berorasi. Sikap mahasiswa yang dianggap tidak sopan karena masuk tanpa ijin dan mengganggu pegawai yang sedang bekerja melayani masyarakat pemenang tanah lelang, membuat sejumlah masyarakat dan pegawai kesal. Beberapa Pol PP mencoba mengusir mereka keluar, namun tidak diindahkan oleh mahasiswa.
“Kami meminta kepada seluruh pegawai yang ada diruangan ini untuk menghentikan segala aktifitasnya, karena kami sudah ada maksud baik ingin bertemu dengan kabag umum, namun tidak direspon baik, sehingga kami harus berorasi disini,”ujar salah satu orator saat itu.
Anggota TNI yang saat itu sedang berjaga disamping ruangan bagian umum, kaget setelah mendengar suara megaphone dalam ruangan. Spontan mereka menuju ruangan untuk melihat keadaan. Ternyata sejumlah mahasiswa sedang adu mulut dengan sejumlah anggota Pol PP dan nyaris adu jotos. Anggota TNI yang melihat ulah para mahasiswa ini langsung memberikan hadiah pukulan kapada para mahasiswa dan memintanya keluar dan meninggalkan tempat itu.
Setelah diusir Pol PP dan TNI, beberapa mahasiswa tersebut langsung keluar dari areal kantor Bupati dan mengakhiri orasi mereka. Saat itu Arif mengaku telah mengajukan surat permohonan audensi dengan Kabag umum terkait transparansi proses lelang tanah eks jaminan aparatur desa dan juga tanah jaminan pemerintah daerah. “Kita sudah ajukan surat untuk audensi, namun kedatangan kami tidak direspon, sehingga kami melakukan orasi di ruangan itu. Kami ingin mempertanyakan regulasi dan trasparansi proses lelang tanah ini, karena ada banyak masyarakat yang mengeluhkan proses lelang ini yang tidak transparan,”ujarnya.
Saat kedatangan mereka, Kabag Umum tidak ada di ruangannya karena ada hal penting yang sedang diurus, sehingga belum bisa menerima mereka untuk beraudensi. “ Saya akan tetap menerima mereka untuk beraudensi. Tetapi saat itu saya sedang keluar karena ada hal penting yang diurus, dan surat pemberitahuan memang sudah saya terima, namun belum didisposisi oleh Sekda,”tutur Kabag Umum Drs.H.Budiman kepada koran ini usai kejadian. (KS-02)
COMMENTS