Proyek yang menghabiskan anggaran Negara bernilai fantastik untuk pengadaan Bibit Bawang Merah di Kabupaten Bima disebut berpotensi terjadinya praktek kecurangan.
Bima, KS.- Proyek yang menghabiskan anggaran Negara bernilai fantastik untuk pengadaan Bibit Bawang Merah di Kabupaten Bima disebut berpotensi terjadinya praktek kecurangan. Namun bukan menyangkut proses tender, tapi lebih karena dugaan permainan harga pembelian bibit dengan harga Pasaran. Masalahnya, harga Penawaran dalam Rencana Anggaran Belanja (RAB) teridentifikasi Rp.35 Ribu Rupiah per Kg. Sementara, harga yang tengah berlaku di pasaran berkisar antara Rp.20 ribu hingga Rp.25 ribu per kg.

Ilustrasi Bawang Merah
Dugaan kecurangan itu diungkap salah seorang Penangkar bibit bawang merah kepada Koran Stabilitas belum lama ini. Dikatakanya, apabila harga penawaran dalam RAB sebesar itu,maka terjadi perbedaan harga yang cukup besar. Karena, harga yang berlaku di pasaran saat ini maksimal Rp.25 ribu,bahkan turun hingga Rp.20 ribu per kg."Dari harga saja, keuntungan pihak perusahaan pemenang tender hampir mencapai 50 persen dari total dana," ujar Sumber yang enggan namanya dikorankan itu.
Sumber membeberkan, indikasi kecurangan dengan memainkan harga pada proyek yang menghabiskan uang Rakyat tersebut tercium ketika proyek itu belum menuai kejelasan sampai di Bulan Juli 2016 ini. Buktinya, documen kontrak kerja diduga kuat belum ditandatangani oleh Dinas Pertanian,Tanaman Pangan dan Holticultura (Dispertapa) Sementara, persediaan bibit bawang merah di daerah kabupaten bima saat ini hampir habis."Kalaupun ada, itu hanya di Kecamatan tertentu, seperti di Sape dan Soromandi. Itupun, sulit didapat," bebernya.
Jadi lanjutnya, kelangkaan stok bibit bawang merah disinyalir menjadi celah untuk memainkan harga. Bahkan tidak tertutup kemungkinan akan membeli bibit dari luar daerah bima dengan dalih kehabisan stok bawang di bima.Padahal salah satu tujuan pemerintah pusat menganggarkan dana miliaran rupiah itu,tidak hanya menguntungkan pihak pengusaha. Tapi juga untuk seluruh masyarakat tani bawang merah yang ada."Saya khawatir persoalan ini akan merugikan petani termasuk kualitas bawang merah di daerah kita. Terjamin nggak, kualitas bibit yang diambil dari luar" tandasnya.
Karena itu, sumber dengan tegas meminta agar proyek tersebut segera diperjelas, kapan dimulai dan termasuk menyangkut perusahaan pemenang tender proyek tersebut. Jangan sampai sebutnya, kesan keterlambatan ini berakibat fatal buat masyarakat tani dan daerah."Segera perjelas soal proyek tersebut, informasikan kepada publik sebagai bentuk keterbukaan, siapa dan darimana perusahaan pemenang tender, pelaksanaanya kapan, kontrak kerja, total anggaran dan harga pembelian yang tercantum dalam RAB. Saya yakin,itu bukan bagian daripada Rahasia Negara," pintanya.
Bagaimana tanggapan Dispertapa terkait peorsoalan itu, Kepala Dispertapa, Ir.M.Tayeb melalui Sekretaris, H.Sumarno kepada wartawan koran ini Sabtu (23/07), enggan memberikan komentar terkait proyek tersebut.Karena, bukan tugas dan kewenanganya. Tapi diakuinya,kemungkinan besar kontrak kerja proyek itu belum ditandatangani."Kontrak kerjanya mungkin belum ditandatangi oleh kadis, kalau sudah maka proyek itu sudah mulai berjalan.Tapi menanggapi soal itu bukan kewenangan saya," akunya.
Disinggung soal kehabisan stok bawang merah,sementara sampai saat ini proyek itu belum juga dimulai. Mantan Kepala Bidang (Kabid) di dinas itu mengaku, itu tak jadi soal. Karena, bibit bawang merah bisa-bisa saja dibeli dari luar daerah."Kalau persediaan bawang merah di bima habis, ya solusinya membeli bibit dari luar daerah.Saya rasa itu tidak masalah," pungkasnya. (KS-03)

Ilustrasi Bawang Merah
Dugaan kecurangan itu diungkap salah seorang Penangkar bibit bawang merah kepada Koran Stabilitas belum lama ini. Dikatakanya, apabila harga penawaran dalam RAB sebesar itu,maka terjadi perbedaan harga yang cukup besar. Karena, harga yang berlaku di pasaran saat ini maksimal Rp.25 ribu,bahkan turun hingga Rp.20 ribu per kg."Dari harga saja, keuntungan pihak perusahaan pemenang tender hampir mencapai 50 persen dari total dana," ujar Sumber yang enggan namanya dikorankan itu.
Sumber membeberkan, indikasi kecurangan dengan memainkan harga pada proyek yang menghabiskan uang Rakyat tersebut tercium ketika proyek itu belum menuai kejelasan sampai di Bulan Juli 2016 ini. Buktinya, documen kontrak kerja diduga kuat belum ditandatangani oleh Dinas Pertanian,Tanaman Pangan dan Holticultura (Dispertapa) Sementara, persediaan bibit bawang merah di daerah kabupaten bima saat ini hampir habis."Kalaupun ada, itu hanya di Kecamatan tertentu, seperti di Sape dan Soromandi. Itupun, sulit didapat," bebernya.
Jadi lanjutnya, kelangkaan stok bibit bawang merah disinyalir menjadi celah untuk memainkan harga. Bahkan tidak tertutup kemungkinan akan membeli bibit dari luar daerah bima dengan dalih kehabisan stok bawang di bima.Padahal salah satu tujuan pemerintah pusat menganggarkan dana miliaran rupiah itu,tidak hanya menguntungkan pihak pengusaha. Tapi juga untuk seluruh masyarakat tani bawang merah yang ada."Saya khawatir persoalan ini akan merugikan petani termasuk kualitas bawang merah di daerah kita. Terjamin nggak, kualitas bibit yang diambil dari luar" tandasnya.
Karena itu, sumber dengan tegas meminta agar proyek tersebut segera diperjelas, kapan dimulai dan termasuk menyangkut perusahaan pemenang tender proyek tersebut. Jangan sampai sebutnya, kesan keterlambatan ini berakibat fatal buat masyarakat tani dan daerah."Segera perjelas soal proyek tersebut, informasikan kepada publik sebagai bentuk keterbukaan, siapa dan darimana perusahaan pemenang tender, pelaksanaanya kapan, kontrak kerja, total anggaran dan harga pembelian yang tercantum dalam RAB. Saya yakin,itu bukan bagian daripada Rahasia Negara," pintanya.
Bagaimana tanggapan Dispertapa terkait peorsoalan itu, Kepala Dispertapa, Ir.M.Tayeb melalui Sekretaris, H.Sumarno kepada wartawan koran ini Sabtu (23/07), enggan memberikan komentar terkait proyek tersebut.Karena, bukan tugas dan kewenanganya. Tapi diakuinya,kemungkinan besar kontrak kerja proyek itu belum ditandatangani."Kontrak kerjanya mungkin belum ditandatangi oleh kadis, kalau sudah maka proyek itu sudah mulai berjalan.Tapi menanggapi soal itu bukan kewenangan saya," akunya.
Disinggung soal kehabisan stok bawang merah,sementara sampai saat ini proyek itu belum juga dimulai. Mantan Kepala Bidang (Kabid) di dinas itu mengaku, itu tak jadi soal. Karena, bibit bawang merah bisa-bisa saja dibeli dari luar daerah."Kalau persediaan bawang merah di bima habis, ya solusinya membeli bibit dari luar daerah.Saya rasa itu tidak masalah," pungkasnya. (KS-03)
COMMENTS