Bima, KS.- Informasi ini bersumber dari salah seorang pejabat Dinas Pertanian,Tanaman Pangan dan Holtikultura (Dispertapa) Kabupaten Bima. ...
Bima, KS.- Informasi ini bersumber dari salah seorang pejabat Dinas Pertanian,Tanaman Pangan dan Holtikultura (Dispertapa) Kabupaten Bima. Rumor seiorang aktifis yang dikenal bernama Mukhlis, ST atau akrab dipanggil Jeger menggadaikan kendaraan dinas (randis) roda dua yang digunakan oleh Farid, salah seorang Kepala Bidang (Kabid) dan merangkap menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Dispertapa Kabupaten Bima.
Pejabat dan sfaf didispertapa yang enggan mengkorankan namanya itu mengungkapkan, kejadian ini bermula saat Jeger bertandang ke rumah Farid. Oknum aktifis itu biasanya mengendarai mobil. Namun, kehadirannya di rumah Farid, dia digonceng entah oleh temannya atau oleh ojek.
Setelah bertamu, sambung sumber, Jeger kesulitan untuk pulang. Pengarang Buku itu pun akhirnya meminjam sepeda motor dinas yang digunakan oleh Farid.
Namun, lanjut Sumber, setelah dua bulan motor plat merah itu belum juga dikembalikan. Kendati demikian, usaha pihak Dispertapa untuk mencari tahu keberadaan motor tersebut akhirnya membuahkan hasil. Pasalnya, motor itu saat ini diketahui berada di tangan seorang warga Desa Talabiu Kecamatan Woha dan kondisi diduga telah digadai oleh Jeger senilai Rp2 juta.
“Motor dinas Pak Farid saat ini ada di Talabiu. Dan diduga telah digadai oleh yang bersangkutan (Jeger) senilai dua juta rupiah,” ujar Sumber, Kamis (5/8).
Menyandang gelar Aktivis (pembela rakyat, red) dengan menggadai motor dinas tentu perbuatan yang kontradiktif. Bagaimana pengakuan Jeger yang saat ini juga sebagai kader Partai Demokrat saat dikonfirmasi Wartawan Koran Stabilitas?
Alumnus kampus di Makasar itu, mengaku memang menggadai motor tersebut tapi bukan atas keinginanya sendiri. Jeger pun mengaku menggadai motor atas permintaan Kabid (Farid, red) dengan harga gadai Rp2 juta.
"Saya gadai motor itu karena diminta mereka, mereka itu ya termasuk Farid. Uang hasil itu, pun sudah saya kasih ke Farid," tegas Jeger via ponselnya, Minggu (7/8).
Ia menyesalkan sikap Kabid (Farid) yang seolah lepas tanggung jawab. Diakuinya, kendaraan itu sudah di tebus olehnya namun diakuinya pun belum dikembalikan ke Dispertapa Kabupaten Bima.
“Kendaraan sudah saya tebus, dan motor ini sebagai jaminan utang pejabat Dispertapa terhadap saya,” akunya.
Menurutnya, perbuatan yang dilakukannya tentu ada alasannya. “Semua ada dasarnya, Mas. Kalau mau gadai lebih baik saya menggadaikan mobil saya. Untuk apan apa gadaikan punya orang lain apalagi kendaraan milik pemerintah” kilah Kader Partai Demokrat itu. (KS-03)
COMMENTS